"Zelin""Hm"
"Zel?"
"Hm"
"Zelina Aureliani Brianna?"
"APA ZYANDRA APAAAAAAAAAAA???????" Pekik Zelin, ia kesal, dari tadi Zyandra terus saja memanggil namanya tidak jelas
Zyandra terkekeh "Hehehhehehehhe gue laper Zel, dari tadi lo maen hp mulu"
"Ck, bilang dong dari tadi!!!" Zelin memasukan ponselnya kedalam tasnya lalu berjalan pergi terlebih dahulu meninggalkan Zyandra
Zyandra terbahak "Salah jalan Zel bukan ke kesana, noh ke sonoooooo"Zyandra menunjukan jari telunjuknya ke arah dimana kantin berada
Zelin memutar bola matanya malas, entah kenapa hari ini ia terasa tidak mood seperti biasanya "Ngomong dong dari tadi!"
"Yeh elo nya aja yang pikun, masih pagi aja udah linglung haduhhhh....."
Zelin berdecak ia kembali berjalan dan Zyandra mengikutinya dari belakang, saat sampai di sana, banyak sekali orang yang mengantri sampai Zelin dan Zyandra tidak mendapatkan tempat duduk
"Penuh bangettttt" Zelin melihat ke arah Zyandra yang terus saja mengusap-usap perutnya "Sabar ya nak mama tau kamu laper tapi kantinnya penuh, nanti aja makannya di rumah ya" Ucapnya sendiri sambil terus saja mengusap perutnya
"Gilaaaaa" Zelin bergidik ngeri melihat kelakuan Zyandra
"Iri lo?" Tanya Zyandra sambil menunjukkan perutnya yang sedikit buncit mungkin karena terlalu banyak makan
Zelin menutup hidungnya "SETRESSSSSSS"
Zyandra terkekeh kecil melihat raut wajah Zelin"Ke kelas yu ah ga jadi makan ga nafsu liat domba teriak-teriak minta makan" ia membalikan tubuhnya lalu berjalan pergi meninggalkan keramaian itu
"Sabarrrr" lirih Zelin sambil mengusap dadanya lalu iapun menysulul Zyandra
Zelin berjalan menuju kelasnya, namun ia tidak melihat keberadaan Zyandra di sana ia kembali ke luar melihat ke kanan dan ke kiri namun ia masih tidak melihat Zyandra "Kemanaaa tu anak, bikin orang pusing aja!" gerutu Zelin
Saat ia sedang menuruni tangga, ia hampir terpeleset namun untung saja ada yang menahannya hingga ia tertahan dan tidak terjatuh
Zelin terkejut, untung saja ia tidak jatuh pasalnya tangga yang ia turuni sangat tinggi, jika ia jatuh maka mungkin ia harus berakhir pergi ke rumah sakit
Namun yang lebih mengejutkan lagi, Zelin masih tidak tahu siapa yang menahannya, perlahan ia mendongak ke belakang yang pertama ia lihat adalah pergelangan tangannya yang digenggam oleh seseorang yang jelas dia laki-laki, terlihat dari lengannya
Zelin melirik sekilas ke arah laki-laki itu kemudian ia menunduk malu, ia melepaskan genggaman tangannya lalu ia menyipitkan matanya melihat name tag yang berada dibawah saku baju laki-laki itu namanya tertera di sana Atala Alvareza Mahesa
Laki-laki itu tersenyum "Atala"
Zelin kembali menundukkan kepalanya, ternyata laki-laki ini tau bahwa diam-diam Zelin membaca name tag miliknya "T-terimakasih"
Atala tersenyum kembali "Sama-sama, oh iya lo gapapa kan?" Zelin mengangguk samar
"Baguslah kalo gitu, oh iya nama lo?"
"Zelina"Ucap Zelin ragu-ragu
"Nama yang bagus, seperti orangnya"
Deg.....
Hati Zelin berdebar kencang, pipinya bersemu merah, ia menutup mulutnya 'Saltingggggg' Ucapnya dalam hati
Hanya orang-orang yang tidak normal saja yang merasa tidak salting kala ditatap dan diberi senyuman oleh orang ganteng
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE OF DESTINY
Teen FictionPertemuan dan perpisahan adalah goresan nyata yang tergaris dalam takdir setiap insan "Jika doa dan semua yang kita inginkan terkabul, hanya satu yang aku inginkan yaitu, aku ingin kita bersatu!! Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan...