Bab 24

22 4 0
                                    


Zelin terus berlari hingga ia berhenti saat melihat tangga yang masih berdiri di tempat Zelin dan pak Toya mengobrol tadi"Kok tangganya masih ada di sini sih? ck ck ck gak diberesin lagi nih kayaknya sama pak Tayo!"

Ia melihat ke sekelilingnya dan melihat ada seorang santri yang kebetulan melewatinya, santri itu tersenyum ramah "Punten teh" ia menaik turunkan kepalanya

"Eh tunggu tunggu"Santri itu berhenti berjalan "Ada apa teh?"

"Emmm bisa gak tolong bawain tangga ini ke tempatnya semula?" Santri itu mengangguk "Bisa"

"Makasih, maaf repotin ya"

"Tidak apa-apa teh" Kemudian santri itu membopong tangga itu pergi, begitupun Zelin yang langsung pergi karena ia sudah tidak kuat menahan gatal di wajahnya dan panas akibat di gigit nyamuk tadi

Namun dari atas atap rumah, pak Toya meraba sesuatu dengan kakinya "Lah tangganya mana?"Ia melihat ke bawah di mana tadi ia menyimpan tangga itu "Ya allah kok ilang?"

Ia merasa cemas keringat membasahi pelipisnya "Haduhhhh gimana nih, aduh aku ngantuk lagi, ya udah aku tidur dulu aja di sini sambil nunggu tangganya mungkin ada yang minjem"

_____🍀🍀🍀_____

Sore harinya Zelin sudah membersihkan tubuhnya, ia melihat dari jendela kamarnya, di luar banyak sekali orang "Ada trending topik apa lagi nih?"

Zelin penasaran, ia turun ke bawah, ia melihat semua orang yang terlihat cemas "Ada apa tan?" Tanya Zelin kepada Safira

"Pak Toya hilang"

Zelin menutup mulutnya "Apa? pak Tayo hilang?" Ucapnya sedikit berteriak membuat semua orang melihat ke arahnya, Zelin meringis "Ehehe"

Safira menyenggol lengannya"Pak Toya Zel, bukan Tayo"Zelin terkekeh "Nah itu"

"Kamu kenal sama pak Toya?"Zelin mengangguk"Tadi Zelin abis kenalan sama dia, Zelin tadi minta tanda tangannya sih tapi gak di kasih"

Safira terkekeh kecil "Hahaha... kenapa kamu pinta tanda tangannya?"

Zelin tersenyum "Abisnya namanya lucu hehe, sama kayak nama si Tayo film kesukaan Zelin"

Safira menggeleng-gelengkan kepalanya "Ada-ada saja kamu ini"

"Bentar lagi adzan Maghrib ustadz, dan pak Toya belum juga ketemu, bagaimana ini"Ucap salah satu pengurus pondok

Fhadlan memijat keningnya yang terasa pening "Kita cari satu kali lagi, jika masih tidak ketemu kita lanjutkan besok"

"Emang rumah pak Tayo di mana tan?"Bisik Zelin kepada Safira

"Toya Zelin! bukan Tayo!"Tekannya dan Zelin hanya tertawa kecil mendengarnya "Rumah pak Toya di blok tiga"

Zelin mengangguk "Deket dong, terus itu siapa tan yang nangis-nangis?"Zelin menunjukkan jari telunjuknya ke arah seorang perempuan yang sedang menangis

"Itu istri pak Toya"

Zelin mengangguk dan ber oh saja "Kasian ya keluarganya, turut berduka cita Zelin"Zelin menundukkan kepalanya

Safira membulatkan matanya dan menyenggol lengan Zelin "Heh pak Toya belum meninggal" Zelin mengusap lengannya yang terus saja disenggol oleh Safira, lalu terkekeh "Salah ya tan?"

"Ya sudah sebentar lagi adzan Maghrib kita cari pak Toya, semuanya berpencar ya! "Ucap Fhadlan, dan semuanya pun menurut patuh, mereka berpencar mencari pak Toya

LINE OF DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang