Bab 39

28 4 0
                                    


Zelin mengepalkan tangannya saat mendengar apa yang diucapkan Tamia barusan "Gue punya salah apa sama lo Tutut? Kenapa lo harus ikut-ikutan giniin gue?"

Tamia tersenyum semrik "Kita kenalan dulu, aku Tamia, aku dan Alya itu saudara, dan kamu nanya aku apa salah kamu? Salah kamu tuh banyak Zel sampai gak kehitung, pertama kamu udah panggil aku dengan sebutan abal-abal Tutut itu, dan kedua, kemarin kamu sengaja nempel foto Alya di Mading, apa itu semua bukan kesalahan?"

Zelin membulatkan matanya sempura "Tapi apa gue pernah lempar lo tomat busuk? Enggak kan?"

"Cih tapi kan kamu emang pantas di giniin kamu itu sampah, biang masalah, kalo kamu gak ada di sini pasti semuanya aman gak akan ada masalah tapi ada kamu? Semuanya hancur Zel, kayaknya kamu emang gak usah lahir aja sih ke dunia biar semuanya aman, damai dan-"

"GOBL*K LO TUTUT SINI LO KALO BERANI ANJ**G!! LO CUMA BERANI BELAKANGAN, LO CUMA BERANI NGOMONG DOANG, LAWAN GUE KALO BERANI" Nafas Zelin memburu, ia marah besar saat ini karena sudah ada yang berani berkata seperti itu kepadanya

"Tuh kan? Gak bisa jaga bahasa juga, katanya keponakan ustadz Fhadlan, tapi kok jauh berbeda ya? Kalo aku jadi ustadz Fhadlah udah malu sih punya ponakan kayak gini cih-"

Zelin berjalan ke arah Tamia lalu tanpa basa-basi ia langsung menjambak kerudung Tamia, dan tak lupa dengan rambut yang tertutup jilbab itu pun ia pegang "Berani-beraninya lo ngatain gue kayak gitu, lo hina gue hm?" Bisik Zelin tepat ke telinga Tamia

"NIH LIAT SEMUANYA DIA JAMBAK RAMBUT AKU? DIA GAK PUNYA URAT MALU KAYAKNYA, KAYAK YANG IYA DI JILBAB TAPI KELAKUAN KAYAK GINI, GAK PANTES KAN DIA PAKE JILBAB TAPI KELAKUAN KAYAK GINI?" Pekik Tamia

Zelin menarik jilbab dan rambut Tamia dengan kasar "LO BODOH, SEHARUSNYA ELO YANG MALU ANJING!! KAYAK YANG IYA AJA LO NGAJI DI OM GUE TAPI KELAKUAN KAYAK GINI, SUKA CARI-CARI MASALAH DULUAN, MEMALUKAN!!" Zelin menarik kerudung Tamia hingga terlepas dan menyisakan rambutnya yang ia pegang, ia menjambak rambutnya kembali dengan kasar

Zelin kembali berbicara"LIAT NIH, MASA ADA SANTRI DI SINI RAMBUTNYA MERAH KAYAK JANDA PIRANG? PANTES AJA SI KUNTI ALYADUT JUGA SUKA PERGI KE CLUB, TERNYATA SAUDARANYA JUGA SAMA NAKALNYA, RAMBUTNYA PIRANG DAN-"

"STOPPPP"

Zelin tidak melanjutkan kalimatnya karena ada yang berteriak, Zelin melonggarkan genggaman tangannya di rambut Tamia, lalu melihat siapa yang berteriak itu "Kak Zai" gumam Zelin

Zai berjalan mendekati Zelin dan Tamia "Lepaskan dia Zelin" Ucapnya dengan wajah datar

"T-tapi"

"Lepaskan!" Ucap Zai dengan ketus, Zelin pun langsung menuruti apa yang diucapkan Zai dengan hati yang tidak tega

" Alya, kamu bubarkan semuanya" Ucap Zai kepada Alya, setelah itu ia langsung menatap Zelin "Dan kamu Zelin, ikut saya" Ucapnya kembali lalu berjalan mendahului Zelin

Zelin menelan ludahnya dengan susah payah, lalu mau tak mau, ia harus ikut bersama kak Zai yang belum ia tahu kemana Zai akan mengajaknya pergi, sebelum itu, ia menatap Alya dan Tamia secara bergantian dengan tatapan tajam, lalu berjalan mengikuti Zai dari belakang

Zelin terus berjalan mengikuti Zai dari belakang hingga mereka masuk ke dalam rumah, dan ternyata di sana sudah ada Safira dan Fhadlan yang tengah duduk di ruang tamu, Zelin berdiri di sana, sementara Zai sudah duduk

"Duduk Zel" Ucap Safira

Zelin tersenyum kikuk lalu mengangguk dan duduk di sebelah Safira 'Buset mau ngapain nih, hati gue dar der dor gini shit' batin Zelin

"Zelin" Panggil Fhadlan dengan lembut

Zelin mendongak ke arah Fhadlan "I-iya om?"

"Barusan kamu habis ngapain sama Alya? Berantem ya?"

LINE OF DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang