Eza menarik kerah baju Eza "LO GAK NGERASAIN SEMUA YANG GUE RASAIN SELAMA INI, DAN LO GAK AKAN PERNAH MERASAKANNYA LO ANAK TERUNGGUL DI RUMAH INI, SEHARUSNYA LO BERSYUKUR BANGSAT" Teriaknya sambil melemparkan genggamannya hingga Ezy tersungkur, punggungnya menabrak ujung meja
Eza mengambil pisau yang di genggam Ezy "Biarkan gue mati, mungkin kalo gue mati semuanya akan tenang karena gak ada gue" Ucapnya sambil menggoreskan pisau itu ke pergelangan tangannya
"LO GILA??" Teriak Ezy histeris
"IYA GUE GILA, EMANG KALO GUE GILA KENAPA? Dahlah ade kesayangan gue, nikmati aja pemandangan ini ya jangan coba-coba menghalangi gue, atau kalo enggak lo yang akan gue bunuh" Ancam Eza sambil terus menggoreskan pisau itu ke pergelangan tangannya yang mulai mengeluarkan banyak darah, sesekali ia mendesis kesakitan
Ezy bangun lalu merenggut kembali pisau yang di genggam Eza "Jangan lakuin ini gue mohon"
Eza mengepalkan tangannya kuat, lalu bergerak mencekik leher Ezy perlahan"Gue udah bilang jangan gangguin gue atau lo yang akan gue bunuh" Ucap Eza memperingatkan dan Mengetatkan tangannya yang berada di leher Ezy
"B-bunuh g-gue aja" Ucap Ezy gelagapan
Ezy mendesis sakit ketika ada sesuatu yang menancap di perutnya, saat ia lihat ternyata pisau yang berada di tangan Ezy beralih ke tangan Eza dan ia menusuk perut Ezy. Kaos putih yang dikenakan Ezy berubah menjadi merah di area perutnya.
"Gue gak bisa bunuh lo Zy" Ucap Eza sambil mengeluarkan pisau yang tertancap di perut Ezy
"K-kenapa? lebih baik lo bunuh gue aja daripada lo bunuh diri lo sendiri" tanya Ezy
Eza menggeleng, dengan cepat ia menggoresgoreskan pisau yang sudah berlumuran darah itu ke tangannya, hingga ia terjatuh di lantai kamarnya tak berdaya
"ABANGGG"Teriak Ezy, ia bergerak ke arah Eza walau terasa sakit di bagian perutnya, ia merangkak agar bisa mendekati kembarannya itu lalu mengambil pisau yang berada di tangan Eza"Lo gak papa kan bang?" Tanya Ezy, namun tidak ada jawaban sama sekali tak terasa air mata keluar dari pelupuk matanya "Bang jawab gue"
Eza tersenyum "Gue pergi Zy, jangan lupa jaga mami papi ya, sukses selalu jangan kayak gue, jadi orang hebat ya Zy, gue udah banyak nyusahin lo, mami, papi, sekarang kalian tenang, gak ada yang bikin kalian risi lagi di keluarga ini, gue pamit Zy" Ucapnya, matanya tertutup tangannya terjatuh, ia telah pergi untuk selama-lamanya.
"Bang bangun bang, lo bercanda kan bang?" Tanya Ezy sambil menepuk-nepuk pipi Eza, Ezy terisak, dan menggelengkan kepalanya"Gak mungkin..... EZA bangun EZAAAA"
Sudah tidak ada jawaban apapun dari Eza ia telah meninggal.
Gubrak.......
Terdengar sesuatu yang terjatuh di belakang Ezy, saat ia mendongak ke belakang, terlihat Kinara yang tergeletak sambil menahan tangis
"Mami?"
Kinara Menggeleng kuat, sambil menahan tangisannya"Ini semua gak benar kan?, mami salah liat kan?Eza masih hidup kan Zy? jawab mami nak" lirih Kinara tak berdaya
Ezy menggeleng"Maafkan Ezy mami, tapi Eza udah gak ada"Ucapnya sambil menunduk
Mahen tiba-tiba saja muncul di dekat Kinara, rahangnya mengeras, matanya merah, tangannya mengepal kuat, ia berjalan ke arah kedua anak kembarnya dan tiba-tiba....
Bughh.....
Satu pukulan mendarat di pipi Ezy "ANAK KURANG AJAR!! BANGUN KAMU HAJAR SAYA" Teriak Mahen, namun tidak ada jawaban dari Ezy, ia hanya bisa menundukkan kepalanya
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE OF DESTINY
Teen FictionPertemuan dan perpisahan adalah goresan nyata yang tergaris dalam takdir setiap insan "Jika doa dan semua yang kita inginkan terkabul, hanya satu yang aku inginkan yaitu, aku ingin kita bersatu!! Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan...