.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
____🍀🍀🍀____Cinta itu bersahabat dengan patah hati
Yang di undang langsung oleh perasaan
Yang tak terkendali, memang cinta awalnya
Menyenangkan, namun bagaimana
dengan akhirnya?
Apakah menyenangkan? Atau versi
menyakitkan sedang aku alami?
_Zelina______🍀🍀🍀_____
Hari ini, Zelin memang sengaja meliburkan diri, tidak kuliah, karena ia merasa bosan jika pergi lalu pulang hanya itu yang Zelin lalui selama ini, memang terkadang kita ingin sekali mencapai tujuan kita namun tidak mau berusaha benar bukan?, Yah itulah hidup.
Zelin tengah berjalan santai sambil melihat langit yang nampak cerah hari ini "Pemandangan langitnya sangat indah di pandang, apalagi dia? Yuhuuuuu awokawokawok.."
Zelin melihat ada sebuah pohon mangga yang berbuah sangat lebat, ia berhenti sambil menghitung ada berapa banyak buah mangga yang menggantung di pohon itu "Itu pohon mangga yang pernah di panjatin si Ara bukan sih?"
Zelin terus berjalan sambil mendongak ke atas melihat pohon mangga itu hingga ia sedikit terpeleset "Aaaaa buset untung gak jatuh"
Tiba-tiba saja ia mendengar seseorang yang menertawakan Zelin dari belakang "Hahaha makanya hati-hati atuh neng"
Zelin membalikkan badannya ke belakang lalu terkekeh "Eh pak Tayo, barusan kan aku lagi fokus liatin buah mangga"
Pak Toya menggelengkan kepalanya "Detik-detik mau jatuhnya ngakak hahaha"
"Eh malah ketawa, plis deh, oh btw pak Tayo mau benerin atap ya?"
Pak Toya menggeleng "Kamu mah ah, setiap saya kesini teh suka nanya gitu, ya enggak lah masa genteng di sini bocor mulu"
Zelin terkekeh sambil menutup bibirnya menggunakan telapak tangannya "Oh iya pak, bapak tau enggak di mana ada galah?"
"Coba liat di dekat pohon mangga nya, biasanya di simpan di situ, soalnya banyak santri yang suka ambil mangga"
Zelin mengangguk lalu berucap "Sip makasih pak Lani, aku mau ambil mangga dulu, biasa lagi ngidam anak kak Zai emang gini" Zelin tersenyum lalu menganggukkan kepalanya, lalu sedikit berjalan menjauhi pak Toya
"Eh Zelin tunggu dulu" Pak Toya memanggil Zelin hingga langkah Zelin pun terhenti
"Iya fak ada afa lagwihh?" Pak Toya mengerutkan kedua alisnya, Zelin faham arti dari halis pak Toya itu "Maaf saya cewek arab jadhi bahasanya begwinihhhh"
Pak Toya menggelengkan kepalanya "Ada-ada aja kamu, oh iya tadi kamu manggil saya dengan sebutan Lani? maaf saya Rogi bukan Lani"
Zelin terbahak "Hahaha..... Yang suka nonton kembaran emang gini hahaha... Nama dari Tayo di rubah lagi padahal udah bagus tuh"
Pak Toya menggelengkan kembali kepalanya "Sudah-sudah, kamu tidak akan berhenti tertawa, katanya tadi mau ngambil mangga"
Zelin berusaha menghentikan tawanya "Ekhem iya ini ana mau ngambwil manggwa duluc yach, cewek arab butcuh nutrisi Assalamualakooom khoir khoir, ana lagayya Zelwin Cwantiq nanana"
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE OF DESTINY
Ficção AdolescentePertemuan dan perpisahan adalah goresan nyata yang tergaris dalam takdir setiap insan "Jika doa dan semua yang kita inginkan terkabul, hanya satu yang aku inginkan yaitu, aku ingin kita bersatu!! Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan...