Bab 41

63 5 7
                                    

_____🍀🍀🍀_____

Kenapa semua orang terlambat?
Padahal selama ini aku menahan
rasa sakit ini sendiri!
_Zelina_

____🍀🍀🍀_____


Zai menundukkan kepalanya "Maaf"

Zelin mengerutkan keningnya, ia tidak mengerti mengapa Zai tiba-tiba saja berkata seperti ini? "Untuk?"

"Saya akan mengajakmu ke tempat semua CCTV di sini, nanti saya akan menjelaskan semuanya" Ucap Zai "Ayo" lanjutnya

Zelin masih mengerutkan keningnya, ia tidak paham dengan semua yang Zai ucapkan "Kemana?"

Zai terkekeh melihat raut wajah Zelin yang terlihat kebingungan, padahal ia sudah menjelaskannya bukan? "Ayo ikut saya saja"

Ia berjalan mengikuti langkah Zai dari belakang "Tunggu dulu kak!" Ucap Zelin yang membuat langkah Zai pun terhenti

Zai menengok ke belakang lalu mengerutkan keningnya "Kenapa?"

"Kemarin aja aku di jebak!, Aku abis di kurung di gudang, aku takut kakak juga mau jebak aku" Ia menundukkan kepalanya, jujur ia merasa trauma, ketakutan saat ia berada di gudang sendiri masih terasa sampai sekarang

Zai mengerutkan keningnya, ia merasa terkejut saat mendengar bahwa Zelin telah di kunci di gudang, tapi ia akan berusaha untuk meyakinkan Zelin bahwa Zai tidak akan melakukan itu, dari raut wajahnya saja, Zai bisa melihat bahwa Zelin masih terlihat ketakutan "Saya tidak akan melalukan itu, dan kenapa kamu bisa di kunci di gudang?"

Zelin menggeleng "Aku juga gak tau, ceritanya panjang, intinya aku di jebak, terus di kunci di gudang sendirian, terus ada yang pukul aku sampai aku pingsan,pundak sama kepala aku juga masih sakit nih, untung aja di sana ada jendela, dan aku kabur lewat sana, mungkin kak Zai gak akan percaya? Soalnya kakak kayaknya udah benci banget sama aku, mungkin kak Zai pikir aku ngarang cerita, tapi aku udah jujur, kalo kak Zai gak percaya, liat aja nih pundak sama leher aku pada biru-biru sakit banget dan-"

"Sudah-sudah, saya percaya kok" Zai tersenyum "Gak usah di liatin, aurat, dan kata siapa saya udah benci banget sama kamu?"

Zelin berdecak "Kak Hudzaifah Aslam Mubarok ini faktor U atau apa sih kak, masa lupa, baru beberapa hari kakak bilang gitu ke aku"

Zai menggeleng "Perasaan saya gak pernah bilang benci deh sama kamu"

Zelin melongo"Ehh bukan gitu maksudnya.... Emmm gimana ya? Ish pokonya sifat kak Zai kayak benci sama aku gitu lah, aku juga gak ngerti aku ngomong apa barusan, ayo kita lanjut jalan"Ucapnya sambil terbata-bata, merasa salah tingkah di hadapan Zai

Zai pun terkekeh "Kalo ngomong tuh yang bener jangan asal ngomong"

____🍀🍀🍀____

Setibanya Zai dan Zelin di tempat penyimpanan seluruh CCTV yang ada di lingkungan pondok ini, Zelin di kejutkan karena sudah ada Safira, Fhadlan, dan mungkin pengawas pondok di sini

Safira tengah menangis di pelukan Fhadlan, tapi saat Zelin sudah tiba di sana, mata Safira langsung berbinar melihat Zelin yang pulang dengan keadaan selamat, walau semua orang tidak tahu kalo Zelin sudah berusaha sendiri untuk kabur dari gudang tadi malam

Zelin tersenyum ke arah Safira, lalu berjalan mendekat dan mencium punggung tangannya, begitupun kepada Fhadlan, Safira yang diperlakukan seperti itu pun langsung kembali menitikkan air mata dan langsung jatuh ke pelukan Zelin

Zelin tersenyum sambil mengusap-usap punggung Safira, ia tahu bahwa, dari dulu Safira memang sangat menyayanginya seperti adik sendiri, saat ia harus berpisah oleh jarak dengan Zelin pun ia sangat sedih, hingga saat ini pun ia lah yang mengajak Zelin untuk tinggal bersamanya di sini

LINE OF DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang