Bab 17

38 4 0
                                    

Assalamualaikum teman-teman
Di sini kita ceritain lagi tentang Arlan sedikit ya gais 🙌
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

_____🍀🍀🍀____

Sampai kapanpun, sesakit apapun,
sedendam apapun kita. Kita tidak bisa
membenci orang-orang yang kita sayang
_Arlan_

______🍀🍀🍀____

Seorang laki-laki yang memakai baju kaos putih dan handuk di kepalanya mengambil ponselnya yang dari tadi berdering tanpa henti

Ia melihat layar ponselnya yang tidak ada nama orang yang tercantum di sana, ia menekan tombol hijau untuk menjawabnya

"Halo?"

"........."

"Dimana?"

"........"

"Tunggu lima menit gue sampai di sana"

"......."

"Hm"

Pundaknya terasa hangat, ia mendongak ke belakang melihat siapa yang menyentuh pundaknya

"Siapa yang telefon?"

"Kunhi,dia anak om Ghazni, gue keluar bentar, ada urusan"

Wanita yang berada di belakang pria itu mengangguk "Jangan ngebut Arlan"

Arlan mengangguk lalu mengambil jaket hitamnya dan pergi meninggalkan Alika di sana
ia memakai helmnya lalu menancap gas motornya kuat-kuat

Saat ia sampai ke tempat yang di tuju nya ia melihat Ghazni yang sudah menunggunya, ia berjalan ke arah dimana Ghazni berada

Ghazni tersenyum senang melihat Arlan keponakan kesayangannya yang dulu masih sebesar botol Marjan dan lihat sekarang Arlan sudah menjadi laki-laki dewasa dan sudah menikah yang walau ada hal ketidaksengajaan yang terjadi di balik itu semua

Ghazni tersenyum haru lalu memeluk erat tubuh Arlan penuh sayang "Kamu pulang Ezy....keponakanku"

Deg....

Hati Arlan berdenyut nyeri mendengar Ghazni yang mengucapkan nama itu kepadanya, dan walau ia terpaksa datang ke tempat ini hanya untuk melihat keadaan Mahen saja"Iya om Ezy pulang"

Yah, Arlan pergi ke tempat ini, tempat ayah kandung Arlan yang bernama Mahen di rawat, yaitu rumah sakit, ia di telpon Kunhi, anak dari Ghazni untuk pergi ke sana karena Mahen demi Mahen

Walau ia sudah lama tidak menganggap Mahen adalah ayah kandungnya, namun ia tidak akan lupa bahwa ia terlahir dari rahim Kinara yang bersetatus istri dari Mahen

Ghazni terisak dalam pelukan Arlan"Kak Mahen kritis Zy, dia butuh kamu, kamu adalah anak satu-satunya dari Mahen"

Arlan melepaskan pelukannya dan menatap manik mata Ghazni"Kita ngobrol om?"

Ghazni mengangguk lalu mengajak Arlan untuk duduk adi kursi tunggu "Jadi ceritanya gimana? kenapa papi bisa masuk rumah sakit om?"

LINE OF DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang