"Sayang?""Hm"
"Mau makan gak?"
"Ga laper"
"Yakin? Perasaan biasanya juga lapar mulu"
Zelin mengangguk "Seratus persen yakin, kalo kamu laper ya makan aja sendiri"
"Ya udah kalo kamu gak mau makan, aku juga enggak deh, emmm mau morning kiss dong sayang..."
Zelin membulatkan matanya lalu menaruh punggung telapak tangannya di dahi Zyandra "Pantes aja kayak koslet gitu ngomongnya nagawur kemana-mana kening kamu aja panas"
Zyandra terbahak "Gabut gue hahah, di pinta morning kiss aja sama gue lo gak mau, gimana nanti kalo suami lo minta? Gue turut berduka cinta deh buat calon suami lo Zel, gak kebayang kasian dia nanti"
Zelin refleks menepuk tangan Zyandra "Heh! Masih di bawah umur aja pikirannya udah yang dua puluh satu tahun, lagian ya, kamu kayak cewek gak normal banget barusan minta begituan ya aku gak mau lah masa yang sama jenis, kalo sama suami nanti...... Wallahu hihi"
Zyandra mencibir "Huuuuu biarin umur gue kan bentar lagi dua puluh tahun, belajar lah sejak dini" Zyandra menaik turunkan alisnya sambil tersenyum jahil
Zelin bergidik ngeri "Ya udah nikah aja sana!!!"
"Emang mau, ini lagi nunggu pak Naufal ke rumah tapi gak dateng-dateng"
Zelin menahan tawanya yang hampir meledak, lalu berpura-pura seolah-olah ia sedang sedih, ia mengusap bahu Zyandra pelan "Sadar aja Zy, mungkin dia bukan jodoh kamu"
Zyandra menundukkan kepalanya lalu mengangguk lesu "Iya mungkin jodoh gue bukan pak Naufal tapi kak Zai"
Zelin terus mengusap-usap punggung Zyandra pelan hingga saat ia mendengar apa yang di ucapkan nya barusan refleks saja ia langsung memukul punggung Zyandra "Ehhhhhhh jangan suka asal ngomong dong, ini jodohnya di sini, jangan coba-coba bilang gitu atau lo habis di tangan gue!"
Bukannya meringis karena punggung Zyandra di pukul keras oleh Zelin, ia malah tertawa dengan kencang "Lo lucu banget Zel, bahasa lo baik-baik aja sampai gue bilang kak Zai jodoh gue, langsung berubah jadi singa hahaha ngakak banget kelakuan lo Zel, jujur ini pertama kalinya gue nemu orang kayak lo haha....."
Zelin memutar bola matanya malas, karena Zelin tahu bahwa Zyandra hanya sengaja ingin membuat Zelin marah kepadanya, walau jika dipikirkan dengan logika jika Zelin belum menjadi bagian dari masa depan Zai, mengapa ia harus marah jika ada yang mengakui jika Zai adalah jodoh orang lain? Mengapa ia harus cemburu?
Padahal jika benar-benar Zelin bukanlah bagian dari hidup Zai suatu saat nanti, ia akan merasakan sakit hati bukan? Padahal ia sudah tahu tentang semua ini, tapi ia tidak bisa menolak takdir, mungkin seiring berjalannya waktu rasa yang sedang ia rasakan saat ini akan cepat hilang hanya itu prinsipnya saat ini
"Jangan marah dong Zel, gue kan bercanda" bujuk Zyandra
"Ck, lo tau gak sih apa yang sedang gue rasain Zy? Semuanya terasa rumit jika gue membayangkan yang gue alami dari pertama sampai saat ini, seperti Alya, gue selalu merasa kesal kalo ketemu sama dia, aneh? Terus ada yang pernah bilang sama gue kalo gue itu Obsesi Zy, apa benar?" Tutur Zelin
Zyandra merengkuh Zelin agar Zelin merasa sedikit tenang "Zel, dengerin gue, yang namanya cinta memang begini, semua yang lo alami saat ini adalah pertanda mungkin suatu saat lo adalah pemenang dari setiap orang yang suka sama kak Zai, percaya sama gue, soal lo obsesi? Jangan terlalu dipikirin itu mah, semua ini hal yang wajar Zel, lo tenang aja, semua akan berjalan dengan baik-baik aja ke depannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE OF DESTINY
Teen FictionPertemuan dan perpisahan adalah goresan nyata yang tergaris dalam takdir setiap insan "Jika doa dan semua yang kita inginkan terkabul, hanya satu yang aku inginkan yaitu, aku ingin kita bersatu!! Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan...