Kini jam telah menunjukkan pukul 20.08, dari tadi perut Zelin terus bersuara, meminta di isi mungkin "Aduh agus laper buk" Zelin berusaha menahan tawa "Ngakak si Yara main bawa-bawa nama bapak orang""Ke bawah ah nyari makanan" Zelin turun dari kasur kemudian pergi ke dapur mencari makanan
Saat riba di dapur, suasana rumah begitu sepi walaupun ia tau bahwa Safira dan Fhadlan tengah mengajar di pondok ia sedikit merinding, apalagi ia sedang sendiri di sini "Bi Sumi di mana ya?" Zelin melirik ke penjuru dapur mencari keberadaan art di sini namun nihil ia tidak menemukannya
Ia mencoba memberanikan diri karena ia di dapur sendiri, ia membuka lemari tempat makanan di simpan, ia hanya menemukan mie instan di sana, terpaksa ia harus memasak mie instan itu sendiri
Saat mie sedang di rebus, ia mengambil sendok dan memukul-mukulkan sendok itu ke dinding agar suasana tidak begitu sunyi
"Buang semuaaaaaaa puisi, aaaaaantara kitaaaaaaaa berdua, kau bunuh diaaaaa sesuatu yang ku sebut itu cintaaaaaaaaa......YAKINKAN AAAAAAAAAKU TUHANNNNN DIA BUKAN MILIKKU.....BIARKAN WAKTU WAKTU HAPUSSSSS AKUUUU.....SADARKAN AAAAAAKU TUHANNNNN DIA BUKAN MILIKKU, BIARKAN WAKTU WAKTU HAPUSSSSS AKUUUU....."
Jtrek....
Zelin berhenti bernyanyi, barusan ia mendengar suara pintu terbuka, ia takut namun ia memberanikan diri melihat siapa yang masuk ke dalam rumah, ia mengintipnya dari balik tembok
ternyata ia tahu siapa yang masuk secara tiba-tiba itu"Kak Zai? kok udah pulang? perasaan kan kakak baru pergi?" Tanya Zelin ragu-ragu
Zai berhenti melangkah "Ada yang tertinggal"
Zelin mengangguk lalu kembali bertanya "Emmmm....Kak, tadi aku nyanyi-nyanyi kedengeran gak?"
Zai kembali berhenti melangkahkan kakinya, lalu menengok ke arah Zelin sambil terkekeh kecil "Iya, kedengeran sampai ke masjid" ucapnya Lalu melangkah pergi
Zelin merasa malu, sungguh malu, ia menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya "Emang suara aku kayak toa ya? aaaaaaaaaaa maluuuuuuu"
_____🍀🍀🍀______
Pagi harinya, Zelin menggeliat dari tidurnya, saat sudah melaksanakan salat subuh, ia tertidur kembali, ia masih memakai mukenanya dan tertidur di atas sajadahnya
Ia menggosok-gosok matanya lalu bangun dan berdiri melihat jam dinding ternyata sudah agak siang, ia buru-buru membereskan alat salatnya dan kemudian pergi ke kamat mandi untuk membersihkan badannya
Saat ia sudah selesai membersihkan badannya, ia pergi ke dapur untuk membantu Safira memasak
Namun saat ia sudah tiba di dapur, hanya ada ATR nya yang tengah memasak sendiri "Bi, tante Fira mana?" tanya Zelin
"Saya teh kurang tau, mungkin lagi mandiin de maknun, biasanya jam segini bu Fira mandiin de maknun neng" jawab Bi Sumi
Zelin mengangguk faham "Mau Zelin bantuin gak bi? gini-gini juga Zelin kalo soal masak agak bisa sih"
Bi Sumi terkekeh kecil "Oh gak usah neng biar bibi aja, biasanya juga bibi sendiri yang masak semuanya"
"Ya gapapa bi biar Zelin sekalian belajar gitu, biar bi Sumi gak cape lagi, mau Zelin bantuin apa? iris bawang, kentang, tomat? atau-"
"Zelin" Panggil seseorang di belakangnya
Zelin membalikkan badannya menghadap ke belakang "Iya om?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE OF DESTINY
Fiksi RemajaPertemuan dan perpisahan adalah goresan nyata yang tergaris dalam takdir setiap insan "Jika doa dan semua yang kita inginkan terkabul, hanya satu yang aku inginkan yaitu, aku ingin kita bersatu!! Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan...