Alya memekik dan berteriak Zelin menutup telinganya yang hanya dengan sebelah tangannya "Ish apa-apaan sih maen teriak-teriak segala, suara cempreng kayak gitu juga di keluarin"
Alya menggeleng, ia mengusap-usap punggung tangannya,Zelin tersenyum jail "Lo takut sama kucing ya kun?"
Alya menggeleng "E-enggak kok, siapa juga yang takut sama kucing"
Zelin masih tersenyum ke arah Alya namun senyum itu mengartikan sesuatu yang berbeda "Boong lo ya? ohhhhh pantes aja tadi kucingnya di pukul-pukul, karena lo takut sama kucing Hahahha seorang Alya yang so'soan tapi takut sama kucing? bwahahahaha"
Zelin mendekatkan dirinya kepada Alya "Stop, jangan mendekat!" Perintah Alya, ia mengacungkan jari telunjuknya ke arah Zelin "Aku udah peringati kamu, jangan mendekat atau-"
Zelin tersenyum jail "Atau apa?" Ia mengangkat turunkan alisnya "Satu......dua....tiiii-gaaaa..." Zelin melempar kucing yang ia genggam kepada Alya
"Aaaaaaaaaaa Zelinnnnnn......" Alya berlari, namun dengan sigap Zelin mengambil kembali kucing yang terjatuh itu, lalu mengusap-usap kembali bulu kucing kecil itu "Maafin aku ya cing"
Zelin melihat Alya yang terus saja berjalan mundur dengan raut wajah yang tampak jelas bahwa ia sedang ketakutan, Zelin menggoyang-goyangkan tubuh kucing kecil itu
Kucing itu terus saja mengeong, namun saat Zelin mengusap kembali bulunya kucing itu berhenti mengeong
Saat Zelin sudah dekat kembali dengan Alya Zelin kembali melempar kucing itu ke arah Alya, Alya sangat ketakutan hingga ia terjatuh karena ia terus saja berjalan mundur
"Zelin plis Zel jangan" Alya memohon dengan wajah memelas kepada Zelin
Namun Zelin masih tidak mendengarkan Alya dan terus saja mendekat-dekatkan kucing itu kepada Alya "Alyadut takut kucing, si Alyadut takut kucing" Zelin terus mengucapkan kata itu sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya
Nafas Alya memburu, ia berfikir ternyata di dunia ini ada orang yang kelakuannya begini, ia melihat seekor cacing yang menggeliat di dekat kakinya, karena Alya masih dengan keadaan duduk di tanah, ia mengambil kayu kecil yang tak jauh dari sana dan mengambil cacing itu dengan kayu lalu melemparkannya kepada Zelin
"Si Alya takut kuc-" Zelin membulatkan matanya saat tak sengaja melihat Alya yang melemparkan sesuatu ke arahnya 'Tadi si Alyadut lempar apa? plis tadi gue liat itu kayak cacing....tenang Zel tenang jangan malu-maluin lo didepan kunti ini, tapi plis gue gak mau liat ke bawah' gumam Zelin
Alya berteriak histeris "Zel liat Zel, itu di baju kamu ada apa? ih gila banget liat deh Zel"
Dengan hati-hati Zelin melihat apa yang ditunjukan Alya kepadanya, ia menutup rapat-rapat matanya lalu "Aaaaaaaaaa CACINGGGGG...." Zelin berteriak begitu keras hingga membuat Alya menutup kedua telinganya
Zelin melompat-lompat lalu melemparkan kucing yang sedang berada di pangkuannya itu "Alyadut bantu gue, lepasin cacing yang nempel di baju gue cepet ih!" Celoteh Zelin yang masih setia menutup kedua matanya
"Idihhhh gak mau! suruh siapa tadi kamu takut-takutin aku? lepas aja sendiri tuh cacing, iwhh jijik" Alya tersenyum sendiri melihat reaksi Zelin yang ternyata ia berhasil membuat Zelin sangat ketakutan melebihi dirinya sampai melompat-lompat seperti itu sambil berteriak-teriak
"Seorang Zelin kok takut sama cacing? takut kok sama cacing gak keren" Ucap Alya kembali
Zelin membuka matanya perlahan, wajahnya sudah dipenuhi dengan keringat "Awas ya lo!, gue bales lo nanti" Zelin kembali melihat ke arah bajunya yang masih ada cacing di sana "Tapi sekarang plis bantu lepasin cacing ini gue mohon" mata Zelin berkaca-kaca
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE OF DESTINY
Teen FictionPertemuan dan perpisahan adalah goresan nyata yang tergaris dalam takdir setiap insan "Jika doa dan semua yang kita inginkan terkabul, hanya satu yang aku inginkan yaitu, aku ingin kita bersatu!! Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan...