Bab 32 [Mimpi Buruk]

29 4 2
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
_____🍀🍀🍀_____

Apa benar takdir mempermainkan
diriku? hingga terjebak dalam
gelap tanpa ada penerang
yang menolongku.
_Zelin_

_____🍀🍀🍀_____

Pagi kembali hadir menyambut hari-hari yang akan dijalani oleh setiap orang di dunia, sama halnya dengan Zelin yang tengah sibuk memasukan alat tulis serta semua yang ia akan bawa ke kampus hari ini

Sungguh nekat yang ia genggam dalam dirinya sangat dalam hingga saat ini, dengan keadaannya yang seperti ini, ia tetap semangat untuk meraih mimpi dan impiannya tanpa merasa takut dan menyerah

Tidak perlu ditanyakan lagi tentang penyakit yang ia sedang hadapi ini, karena pasti setiap rasa sakitnya kambuh, ia hanya merasakannya sendiri tanpa mengeluh sedikitpun, kuat untuk dirinya sendiri

Sampai-sampai ia tidak peduli lagi jika besok atau lusa ia harus pergi meninggalkan semuanya, ia akan tetap berjuang sebisa mungkin.

Seperti kali ini, jujur jika Zelin lemah, sekarang saja ia akan menangis karena merasakan rasa sakit di kepalanya, namun tidak untuk Zelin jika ia merasakan rasa sakit di kepalanya ia hanya bisa tersenyum dan merasakan rasa sakit di kepalanya itu

Zelin tersenyum getir "Ya allah, nikmat apa yang kau dusta kan" Ia merasa kepalanya kembali sakit, dan ia hanya bisa menutup rapat-rapat matanya hingga rasa sakit itu hilang

Perlahan Zelin kembali membuka kedua kelopak matanya "Let's go berangkat" Zelin menyentuh kepalanya sendiri sambil sedikit menepuk-nepuk nya "Baik-baik di sana ya virus, aku mohon kalo nanti aku lagi belajar jangan ganggu dulu, semoga kalian betah di sana, tinggal tunggu beberapa bulan lagi kalian akan keluar dari otaku"

Zelin terkekeh "Ternyata bener kata si Kunti Alya, masa ada dokter pisikolog kayak orang stres gini ngomong sendiri" Zelin menggelengkan kepalnya lalu mengambil tas gendongnya dan berjalan keluar dari kamar

_____🍀🍀🍀_____

Singkat cerita, kini Zelin sudah berada di kampus dan kini ia tengah bersantai menikmati waktu istirahat bersama Zyandra di rooftop kampus

"Zel, lo mau cepet-cepet lulus kuliah gak?" Tanya Zyandra membuka suara

Zelin mengangguk setuju "Mau banget, aku mau banget ngerasain rasanya lulus dulu sebelum ajal menjemput" Zelin tersenyum sambil melihat langit yang cerah.

Seketika raut wajah Zyandra berubah panik saat mendengar beberapa kata yang dilontarkan Zelin barusan, ia menghadap melihat Zelin dengan tatapan tajam "Apa maksud lo bilang gitu?"

Zelin menghembuskan nafas pelan lalu berhadap melihat Zyandra yang sekarang ini terlihat panik "Zy, umur tidak ada yang tau, mungkin aja kalo aku-"

"Stop! jangan bilang yang aneh-aneh!, gue juga tau Zel, tapi jangan dulu sekarang, kita belum mencapai cita-cita kita, gue mau kita lulus bareng-bareng dan jadi dokter pisikolog bareng-bareng Zel" Ucap Zyandra penuh penekanan

Namun anehnya Zelin hanya tersenyum menanggapinya "Iya aku tahu, hanya saja kita tidak bisa request meminta dipanjangkan umur kan? aku gak tahu berapa lama lagi aku akan hidup"

LINE OF DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang