Kan ku arungi tujuh laut samudra.....
Kan ku daki pegunungan Himalaya
Apapun kan ku lakukan
Tuk dirimu sayang
oh penjaga hatiku....
Hoo....hoo....
Karena bersamamu semua terasa indah....
Gundah gulana hatiku
T'lah hancur sirna.....
Janjiku ta'kan ku lepas
Wahai kau bidadari ku dari surga
Tuk S'lamanya
Tuk Sla-"ZELINNNNN UDAH BELOM?"
Zelin berdecak, mendengar Zanara berteriak, padahal ia sedang seru-serunya bernyanyi tapi terganggu sudah karena teriakan Zanara yang membuat mood Zelin seketika rusak
Zanara kembali berteriak "ZELINNNNN"
"Ck IYA MOMYS IYA BENTAR, ZELIN LAGI BERESIN DALEMAN DULU IH"
Hari ini Zelin akan pergi ke Bandung tepatnya rumah Safira dan Fhadlan, karena mulai hari ini ia akan tinggal di sana sampai kuliahnya selesai
Buru-buru Zelin membereskan semua yang akan ia bawa lalu turun ke bawah menghampiri kedua orangtuanya yang sudah siap dari tadi menunggunya
"Lama banget kamu ish ngapain aja dari tadi momys sama Popys udah ampir lumutan nunggu kamu" Cibir Zanara
"Ck kan Zelin mau pergi dari rumah ini, jadi pamitan duku dong sama kasur" Zelin berjalan ke dekat mobil "Ayo cepetan keburu panas nih"
Barra menggeleng "Ada-ada saja kamu, kan kita perginya naik mobil bukan naik sepeda"
_____🍀🍀🍀______
"Zel-" Zanara menyenggol lengan Zelin"Apa-apa?" Gumam Zelin penasaran
"Fokus amat dengerin om kamu ceritain tentang Zai Zai itu"
Wajah Zelin tetap fokus melihat dan mendengarkan Fhadlan dan Barra mengobrol, namun ia masih bisa mendengar Zanara berbisik kepadanya "Sut diem lagi dengerin cerita calon suami nih"
Zanara membulatkan matanya sempurna dan bibirnya yang agak terbuka "Apa kamu bilang?" Zanara mengangkatkan sebelah alisnya
Zelin menggigit bibir bawahnya, bisa-bisanya ia refleks berkata seperti itu di hadapan Momys nya "H-ah emang barusan Zelin bilang apa?" Zelin mendongak ke arah Zanara
Zanara mengerutkan keningnya "Sebenarnya kamu ini sedang pubertas atau gimana?"
"H-ah?"
"Gunanya korek kuping itu buat apa Zelin? pake nak pake! hah hah terus kamu dari tadi"
Zelin menutup mulut Zanara menggunakan tangannya bisa-bisanya Zanara berkata seperti itu di depan banyak orang dan ia tidak berbisik
Zanara melepaskan tangan Zelin yang menutupi mulutnya "Bau terasi ih huekkk... pen muntah"
Semua orang menatap Zelin dan Zanara, sontak Zelin merasa malu lalu menundukkan kepalanya 'Bisa-bisanya momys bilang tangan aku bau terasi, padahal tadi perasaan udah pake hembodi rasa alpukat ish momys momys bikin anak sendiri malu aja' Geram Zelin dalam hati
"Ada apa ini?"Tanya Fhadlan
Zelin terkekeh malu "Eh enggak om gapapa, silahkan ngobrol lagi, maaf mengganggu" Zelin mengangguk anggukkan kepalanya
Fhadlan mengangguk lalu melanjutkan kembali obrolan-obrolan yang sedang mereka obrolkan
'Untuuuuuuung aku yang jawab, gimana coba kalo momys? rasanya udah mau ngilang aja dari tempat ini , andai aja kalo aku Ultraman, pasti udah bisa ngilang dari sini, soalnya baru gini aja malunya gak kewalahan, apalagi kalo ada calsi (Calon suami) di sini gak kebayang malunya aduhhhhh' Batin Zelin
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE OF DESTINY
Teen FictionPertemuan dan perpisahan adalah goresan nyata yang tergaris dalam takdir setiap insan "Jika doa dan semua yang kita inginkan terkabul, hanya satu yang aku inginkan yaitu, aku ingin kita bersatu!! Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan...