Bab 26

22 5 0
                                    


Saat sudah sampai di rumah, Zelin melihat keadaan rumah yang sepi, ia melihat bunga yang tadi ia beli dan menggenggamnya erat, hatinya berniat untuk memberikan bunga itu kepada Zai, namun ia tidak tahu bagaimana dan harus dengan cara apa ia memberikan bunga ini

Ia takut Zai tidak suka dengan buket bunga ini, ia takut jika nanti bunga ini akan di buang karena bunga ini bunga hidup jadi bisa kapanpun layu dan mati, tapi ia tidak ingin Zai membuang pemberian darinya ini

Ia terus berfikir untuk memberikan bunga ini dengan cara apapun, ia berjalan ke arah kamar Zai sambil terus melihat buket bunga mawar putih yang ia genggam, ia tersenyum entah bagaimana nanti Zai akan menanggapinya

Ia tak peduli, ia tidak pernah memberikan apapun kepada Zai dan ini kali pertama ia memberikannya buket bunga mawar putih, bunga yang ia suka

Saat Zelin sudah berada di depan kamar Zai, ia tidak berfikir untuk masuk dan menyimpan buket ini di dalam "Ish terus ini di kemanain?" Zelin terus berfikir sambil berjalan mondar-mandir di sana "Ih ayo dong otak, berfikir berfikir, gimana kalo kak Zai nya keburu pulang ish"

Ia terus berjalan mondar-mandir di sana hingga ia, mendengar suara orang yang sedang berjalan dan sepertinya orang itu berjalan ke arah Zelin berada

"Omaigat gimana kalo itu kak Zai aduhhhh gimana dong? gimana kalo dia nanya, Zelin kamu lagi apa? terus aku harus jawab apa? masa gini, eh kak ini buket buat kamu, masa gitu ih malu"

Zelin semakin mendengar suara yang berjalan itu mendekat, ia sudah melihat bayangan orang yang akan menuju tempat ini, ia membulatkan matanya sempurna lalu buru-buru menyimpan buket yang ia genggam di depan pintu kamar Zai

Ia tidak tahu harus bersembunyi atau pura-pura tidak tahu, ia berdecak lalu melihat dua vas bunga besar mungkin sama besar dengan badan Zelin malah lebih besar vas bunga itu

Ia berlari kecil ke arah kedua vas bunga itu lalu mendorong salah satu vas bunga itu dan berjongkok di sana, ia mengintip siapa yang berjalan ke tempat itu "Tuh kan kak Zai, untung aku buru-buru sembunyi" gumam Zelin

Ia terus melihat Zai yang hanya diam di depan pintu kamarnya, Zai mengambil buket bunga yang Zelin simpan di depan pintu kamarnya lalu ia hanya menatapnya

"Ish kok cuma di tatap doang sih? cepetan bawa buket nya masuk ke kamar dong bub, aku udah pegel nih di sini, banyak debu lagi, jadi pen bersin aduhhhh" Celoteh Zelin namun begitu pelan, sambil terus menutup hidungnya yang gatal akibat terus menghisap debu di sana

Setelah beberapa saat, Zai membawa buket tersebut masuk ke dalam kamarnya, Zelin merasa lega, ia bangun lalu merapikan kembali kedua vas itu

Ia tersenyum, hatinya merasa lega, ia tidak tahu harus menangis haru atau bahagia karena pemberian darinya bisa diterima oleh Zai "Huh lega banget, yesss diterima kuy" Zelin berjalan dengan hati-hati melewati pintu kamar Zai ia takut Zai keluar karena mendengar suara Zelin berjalan

"Suratnya jangan lupa dibaca ya bub" Bisik Zelin di dekat kenop pintu kamar Zai, ia terkekeh lalu berlari menuju kamarnya

Saat Zai sudah berada di dalam kamarnya, ia terus memandangi buket bunga yang ia temukan di depan pintu kamarnya "Siapa yang nyimpen buket di depan pintu ya?" Zai terus bertanya-tanya kepada dirinya sendiri

Ia terus memandang buket bunga mawar putih itu hingga ia menemukan sepucuk kertas yang terselip diantara bunga-bunga itu, Zai mengambil kertas itu dan membuka lalu membacanya

assalamualaikum

Hay kak Zai aku punya puisi buat kakak
Khusus dan ini karangan aku sendiri loh
Judulnya : Mengagumi Zai.

LINE OF DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang