Chapter 43 🍉

2.9K 145 9
                                    

Suasana di dalam ruangan begitu mencekam tentu semua itu berasal dari pemuda yang kini tengah menatap mereka dengan datar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana di dalam ruangan begitu mencekam tentu semua itu berasal dari pemuda yang kini tengah menatap mereka dengan datar .

" kenapa lagi si tolol ini " gumam Nata pelan melirik Altra yang kini juga menatapnya tajam .

Bagaimana dia tidak kesal coba , lagi nonton one piece juga malah di suruh kumpul di markas kan babikk..

" Cari buntalan Oren " titah Altra akhirnya membuka suara setelah kesunyian beberapa menit .

" Ha ?? " tanya mereka tak mengerti

" peliharaan Annes ?.." tanya Shaka yang mengerti di antara yang lainnya .

" lohh tu Cecep kemana emang !? " Perasaan Nata tadi masih ada tu hewan .

" Buntalan Oren ?, Cecep ? , SIAPA WOIII " tanya Juna tak mengerti , apakah semacam musuh mereka ??

" kucing cewe gue buruan cari sampe ketemu " tegasnya

" Lo apain " tanya Shaka menatap sahabatnya itu dari samping , dia heran kemanakah kewarasan sahabatnya itu jika menyangkut tunangannya ada saja hal gila yang dia lakukan .

" gue buang " ucap Altra santai membuat semua orang dalam ruangan itu menganga tak percaya kelakuan ketua mereka .

" Bakka.. Lo ngilangin anaknya tu bocah !? " Nata menatap tak percaya temannya itu dia saja pernah lupa memberi makan Cecep nyaris sekarat di pukul oleh adiknya , apalagi Altra yang membuang hewan itu Nata cukup prihatin dan turut berduka atas ketololan ketuanya .

" tolol emang kebangetan " maki Shaka menggeleng kepalanya pelan sedangkan , yang lain meringis pelan mendengar wakil ketua mereka memaki , Altra tak merespon kaliini dia mengakui ketololannya tidak apa-apa .

" cari buntelan beban itu sampe dapat gue Gamau tau... "

" kepala Lo semua jaminanya "

" OASUU !! " Juna menarik Nata yang terus mengumpat mereka semua bergegas pergi , bahkan setengah dari anak omorfos dikerahkan untuk mencari buntelan Oren si beban itu .

Jalanan nampak ramai dengan deru motor dari kumpulan pengendara berjaket hitam bertuliskan omorfos dan gambar dua pedang yang disilang di punggungnya .
Tujuan mereka hanya satu menemukan buntelan Oren milik tunangan ketuanya .

" bang ini beneran kita di suruh nyari tu kucing " tanya Gibran salah satu anggota omorfos yang kini tengah menyusuri danau lokasi terakhir makhluk itu di buang .

" Hm " dehem shaka

" kita harus temuin tu buntelan , sebelum Altra ngamuk nebas kepala kita. " tambah Arthur

Mereka yang kini tengah mencari makhluk beban itu mendapat sorotan dari pengendara yang berlalu lalang , tentu saja ini benar - benar momen absurd dimana sekumpulan geng motor tengah mencari kucing .

ALTRANESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang