CHAPTER THREE

88 7 0
                                    

"Tidak sia sia aku menolong gadis kecil ini,
Ternyata dia adalah adikmu sendiri. Benar kata orang, kebaikan akan dibalas kebaikan, dan Keburukan akan dibalas dengan keburukan."

****

Zeyva menatap pantulan dirinya di depan kaca. Ia terlihat sangat cantik, walau hanya memakai sedikit polesan make up. Memiliki wajah cantik dan tubuh yang ideal, tentunya merupakan hal yang patut di syukuri.

Namun, apa gunanya itu semua ketika ia hanya sendiri, selama hidup, Zeyva tak pernah merasakan apa yang dinamakan jatuh cinta, apalagi berpacaran. Mungkin banyak laki laki yang menaruh hati padanya, tapi Zeyva tak pernah menerima semua uluran cinta itu.

Tapi, kini ia sudah mulai merasakan apa yang dinamakan dengan jatuh cinta. Memang sangatlah menyenangkan, tapi, selebihnya menyakitkan. Apabila cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan.

Tiba tiba ia di kejutkan dengan seseorang yang tanpa aba aba mendobrak pintu kamarnya.

"Amy! kaget tau," ketus Zeyva sambil memegangi dadanya.

Sementara Amy hanya tertawa dengan kedua mata yang menyipit. "Maaf, lagian elo, gue panggilin dari tadi nggak keluar keluar," sahut Amy


"Iya, kah? Nggak denger gue." Zeyva tersenyum kecil sembari menggaruk kepalanya. Lalu mengambil tas kecil yang tergeletak di sebuah ranjang.


"Yeee, dandan Ae, lu. Udah lama, tapi cuma pake Hoodie sama celana Jeans longgar," sindir Amy, menatap penampilan Zeyva dari atas sampai bawah. Memang benar, outfit Zeyva saat ini benar benar polos.

"Kan pake Motor, My. Nanti paha gue keliatan."

"Siapa yang bilang pake motor, pake Mobil Abang gue,"

Zeyva mengernyitkan dahinya, tumben sekali, biasanya sahabatnya itu kemana mana selalu memakai kendaraan Sepeda motor.

"Emangnya motor Lo, kenapa?" Tanya Zeyva

"Di pake Abang Gue, njir. Buat ngajak cewek nya jalan jalan." jawab Amy sambil menampilkan wajah yang cemberut.

Melihat itu, Zeyva tertawa dan segera menarik lengan sahabatnya untuk keluar kamar. Keduanya menaiki sebuah mobil berwarna hitam di depan gerbang rumah, dan segera melaju ke depan.

Selang beberapa menit kemudian, mereka telah sampai pada sebuah Taman yang dihiasi oleh bunga bunga yang mekar indah. Taman itu terlihat ramai pengunjung, inilah yang menjadi alasan Zeyva dan Amy malas jika ke tempat itu di waktu siang.

Mereka berdua berjalan menyusuri Taman bunga itu, senyum mereka mengembang, rasanya sangat bahagia. Di hari libur ini, sungguh menyenangkan jika berjalan jalan.

"Loh, Amy, ya?" Tebak seorang perempuan sambil menggandeng seorang gadis kecil.

Mendengar namanya disebut, Amy pun menghadap kepada orang tersebut "Ah iya, ini Tante Kinan, kan?"

Perempuan bernama Kinan itu tersenyum,

"Apakabar, calon Mantu Tante?"

RUNNING TIME (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang