CHAPTER THIRTY

31 3 0
                                    


Happy Reading........

*
*
*
*


RUNNING TIME

"Ini uang hasil jualan kamu, Va. Semuanya pas satu juta, hari ini cupcake kamu habis semua. Alhamdulillah, menurut Bunda, kalo kamu nggak kecapekan, kamu bisa taruh dua ratus dua ratus."

"Iya, Bunda. Nanti Zeyva usahain."

Lyona mengangguk seraya tersenyum. Makin kesini, penjualan cupcake Zeyva sangat meningkat. Tadi saja, padahal Zeyva sudah memperbanyak jumlah jualannya, tapi, seperti biasanya.

Ketika toko baru dibuka, pembeli sudah berbondong bondong masuk ke dalam, untuk membeli cupcake Zeyva. Saat pertama kali Zeyva datang, ia hanya membawa lima puluh biji cupcake.

Dan baru pada awal, makanan manis itu langsung ludes dalam satu jam. Itu yang menjadi alasan Lyona, menyuruh Zeyva untuk menambah jumlah cupcake nya beberapa hari yang lalu.

"Kalau begitu, Zeyva pamit dulu."

Zeyva beranjak dari tempat duduk. Ia membuka pintu ruangan milik Lyona, pandangan nya tertuju pada ruangan besar dengan berbagai macam roti disana.

Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, namun toko itu masih sangat ramai. Zeyva tersenyum tatkala melihat rak kosong tempat cupcake nya bersemayam.

Di sana pula terdapat tulisan Cupcake Enak!, dengan berbagai macam hiasan bunga bunga kertas yang di tempel. Pantas saja cepat habis, ternyata tempatnya juga dibuat bagus agar menarik pengunjung.

Untungnya, semalam ada Amy yang membantu, kalau tidak, mungkin ia sudah kewalahan membuat dua ratus cupcake dalam jangka waktu yang sedikit.

Niatnya, semalam Zeyva ingin memberikan imbalan uang pada Amy, namun gadis itu tidak mau. Kata Amy, sebagai gantinya, ia hanya ingin makan bersama dengan Zeyva saat siang, sepulang Zeyva dari toko roti Lyona.

Walaupun tadi setelah mengerjakan soal ujian, kepalanya mendadak sakit, dadanya sesak, bahkan Zeyva tadi sampai izin ke kamar mandi karena hidungnya mengeluarkan darah. Namun, ia harus menepati janjinya dengan Amy.

Kedua netra nya tiba tiba menemukan seorang dengan jaket hitam tengah berdiri di depan. Zeyva kenal dengan dia, sebelum orang itu pergi, buru buru ia mendekati nya.

"Raihan." Panggil Zeyva.

Cowok itu menoleh kebelakang tatkala mendengar namanya di panggil. Ia hanya tersenyum kecil saat melihat gadis di depannya.

"Kamu mau kemana? Kamu bisa, nggak, Anyer aku ke Rumah Sakit sebentar? Sebentar doang, kok, cuma mau ketemu Dokter Vanya."

Raihan menggaruk tengkuknya yang terasa sedikit gatal. "Va, maaf, ya. Hari ini aku nggak bisa. Aku jujur, aku harus nemenin Rhea belanja buat ulang tahun Mamahnya. Kamu bisa, kan, sama Amy dulu?"

Mendengar itu, Zeyva menggigit bibir bagian dalamnya. "Gitu, ya, yaudah nggak papa."

"Maaf, ya, Va." Ucap Raihan, merasa tidak enak.

Zeyva mengangguk, ia membiarkan cowok di depannya itu pergi meninggalkan dirinya sendirian.

"Nggak biasanya Raihan kayak gini."

Hembusan nafas panjang keluar begitu saja, ia menggoes sepeda nya dengan penuh kekecewaan. Setelah mendapat penghasilan cukup banyak hari hari kemarin, akhirnya Zeyva bisa ganti ban sepedanya yang bocor akibat melindas paku.

RUNNING TIME (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang