RUNNING TIME
Hari itu, menjadi hari yang paling Zeyva takutkan. Tepatnya, hari pembagian rapor SMA Mega Jaya. Ia menggenggam tangan nya sendiri, sambil menatap luar jendela mobil.Di samping kanannya, terdapat Amanda yang fokus mengendarai mobil. Tadi pagi, awalnya ia ingin berangkat menggunakan angkot saja, namun Tuhan terlalu baik.
Ia di ajak nebeng oleh Amanda yang sama akan menuju SMA Mega Jaya, untuk mengambil rapor Amy.
Ia benar benar takut. Bagaimana jika ia tidak bisa mendapat ranking satu. Pasalnya, semester ini Zeyva tidak bisa belajar dengan benar.
Zeyva terlalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai penjual cupcake. Itu pun bukan semata mata karena uang. Jika tidak bekerja, bagaimana ia membayar SPP nya.
Usai kala itu Mahen mengetahui bahwa Zeyva berjualan, ia belum pernah membagi uangnya pada sang anak. Lagi pun, ketika Mahen memberikan, Zeyva tidak akan pernah menerima sepeserpun.
Bukan hanya itu, Zeyva pun sulit belajar karena penyakitnya. Semakin hari, kinerja otaknya terasa begitu lambat. Baru beberapa menit membaca, kepalanya sudah pusing.
Keadaannya pun semakin mulai memburuk. Zeyva lebih sering menghabiskan waktunya di atas kasur, hidungnya sering mengeluarkan darah, pun rambutnya yang sudah mulai rontok.
Usai pulang sekolah hari itu, pun, Zeyva sudah tidak pernah menyetorkan jualannya ke Toko Lyona. Ia beralasan karena ia ingin fokus istirahat.
Lagi pun, uang uang bulan lalu masih tersimpan dengan baik.
Ia pun bisa bernapas lega setelah baikan dengan Raihan. Kejadian hari itu, benar benar membuat Zeyva drop. Sepulang sekolah, Zeyva hanya tidur, tidur, dan tidur.
Ia tak boleh meninggalkan kamar oleh Amy. Amy terus memerintahkan dirinya untuk beristirahat sejenak. Hari itu pula, Raihan mendatangi Rumah nya untuk berminta maaf atas kesalahan yang ia perbuat.
Raihan juga berjanji untuk tidak mengulanginya.
"Ayo, Zeyva. Udah sampe," ajak Amanda, yang mendapat anggukan dari Zeyva.
"Iya, Tante."
Amanda dan Zeyva berjalan menuju kelas sepuluh IPS 4. Di sana, sudah banyak orang tua orang tua murid, tak jarang juga ada siswa yang datang. Zeyva kira, hanya ia tidak di ambilkan oleh orang tua nya.
"Gimana kalo gue beneran nggak ranking satu."
*****
Zeyva mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu, sambil menggulir pesan dari grup WhatsApp Keluarga besar nya.
Di sana, terpampang jelas foto Ibra, kakak sepupu Zeyva bersama kedua orangtuanya, dengan baju toga yang melekat sempurna di badannya.
Ibra juga menggunakan selempang bertuliskan namanya beserta sebuah gelar Sarjana Hukum.
Itu adalah satu hal yang dari dulu sangat Zeyva inginkan, menjadi seorang Sarjana adalah cita cita Zeyva sejak kelas tujuh SMP, terkhusus Sarjana Psikologi.
Namun, bukan hanya keluarga yang membuatnya putus harapan, tapi juga tentang penyakitnya yang hari ini sudah kian memburuk.
Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas, saat melihat respon keluarganya sangat baik atas foto yang Ibra kirimkan.
Keluarga Zeyva memang sederhana, namun mereka semua mengusahakan semua keturunannya mendapat gelar sarjana, syukur syukur bisa sampai melanjutkan S3.
Beberapa orang mengucapkan selamat atas kelulusan laki laki itu, tak lain ada Ibunya sendiri. Entahlah, sejak kecil, Zeyva tak pernah di tuntut nilai oleh Ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNNING TIME (SELESAI)
Novela JuvenilSingkat saja, cerita ini hanya mengisahkan tentang seorang gadis perempuan yang selalu mengharapkan kebahagiaan itu datang. Segala cara pun sudah ia lakukan. Namun nyatanya, yang selalu mendatangi dirinya hanyalah masalah dan kesedihan. Ia selalu be...