CHAPTER ONE

174 9 0
                                    

Bertemu denganmu adalah sebuah kejutan. Karena setiap melihat mu, hatiku tak pernah tenang. Kamu adalah lelaki berwajah tampan, dan paras yang menawan.
*


*
*
Happy reading...


Seorang gadis melangkah kan kaki nya keluar dari sebuah rumah. Penampilan nya terlihat sangat rapih, rambut yang dikuncir kuda, tas yang di gendong di bahu, dan atribut sekolah yang lengkap. Wajarlah untuk anak anak yang baru saja menyelesaikan libur panjang nya.

Dia Zivanna Zeyva Elmina. Siswi SMA kelas 10 yang akan melanjutkan ke jenjang semester dua. Mengalami libur panjang, tentunya membuat gadis itu bosan berada dirumah. Apalagi, dia hanya hidup sendirian, tanpa kasih sayang, kehangatan, dan kebahagiaan dari sosok Keluarga.

Setelah berjalan lima langkah, kini ia tiba pada sebuah rumah besar dengan gerbang hitam yang menjulang tinggi di depan nya. Rumah itu tepat berada di samping kanan rumah nya sendiri, tentu saja sangat tampak berbeda dengan rumah nya yang sederhana.

Diketahui, rumah besar itu milik sahabatnya sendiri. Amy Charlotte namanya. Kerap juga di panggil dengan sebutan Amy. Zeyva dan Amy sudah berteman sejak lama, bahkan sejak dari sekolah dasar. Mereka berdua terkenal sangat dekat, dekat sebagai seorang sahabat.

"Pak Doni, bisa minta tolong panggilin Amy, nggak?" tanya Zeyva dengan nada yang sopan.

Satpam itu terlihat mengangguk. "Bisa Mbak,"

Zeyva pun tersenyum. Tak lama kemudian, sosok Amy muncul dari kejauhan. Dia terlihat sangat cantik, penampilan tak jauh berbeda dengan dirinya sendiri. Hanya saja, rambut gadis itu dibiarkan terurai.

"Lama banget lo," canda Zeyva. Sedangkan Amy hanya terkekeh pelan.

"Sorry,"

Zeyva tertawa, tangan nya menepuk pundak kiri sahabatnya. "Iya, gue cuma bercanda."

"Yaudah lah, yuk, berangkat. Keburu telat,"

*****

"Pada 30 April sampai 02 Mei 1926 diadakannya Kongres Pemuda I. Kongres ini melahirkan gagasan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan,"

Pelajaran Sejarah. Khususnya sejarah Indonesia. Pastinya, pelajaran itu akan selalu memuat tentang sejarah sejarah Indonesia sebelum masa kemerdekaan. Pelajaran Sejarah juga selalu di cap membosankan bagi anak anak kelas X IPS 4. Alasannya, karena Guru itu sendiri.

Guru sejarah SMA Mega Jaya memang tak pernah gagal membuat para murid muridnya mengantuk. Tak sedikit dari mereka yang memilih untuk tidur dibandingkan memperhatikan apa yang sedang guru itu terangkan.

Namun, tak lama kemudian, bel istirahat berbunyi dengan kencangnya, membangunkan beberapa anak yang tengah tertidur pulas. Mereka bersorak gembira ketika bel istirahat itu berbunyi.

"Saya akhiri, Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." pamit sang guru.

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Sesudah guru sejarah itu pergi, anak anak kelas X IPS 4 berhamburan keluar. Tentunya, sebagian besar dari mereka menuju ke Kantin untuk mengisi perut nya yang sudah keroncongan.

Terlihat jelas, Kantin SMA Mega Jaya sudah dipenuhi oleh manusia manusia kelaparan.

"Mau duduk dimana, nih, kursinya penuh semua," Celetuk Amy, ia dan Zeyva berdiri tepat di ambang pintu

"Pojok kosong, tuh,"

Mendengar balasan dari Zeyva, Amy pun segera mengalihkan pandangannya kepada kursi kosong dipojok, benar ternyata, kursi itu tak berpenghuni.

"Oh iya, terus mau makan apa? Bakso, Nasi goreng, atau Mie Ayam??"

"Bakso aja, deh."

"Oke."

Amy pergi mendekati sebuah gerobak Bakso yang sepi pengunjung. Sementara itu, Zeyva memilih lebih dulu menemui kursi kosong di pojok tadi.

Sungguh diluar dugaan. Zeyva kira, hari pertama masuk sekolah ini tidak akan ada pelajaran alias Jamkos. Namun, nyatanya, ia malah disuguhkan oleh Matematika pada jam pertama sampai jam kedua, Biologi pada jam ketiga dan keempat, dan jangan lupakan pelajaran Sejarah tadi sebelum istirahat.

Hal itu benar benar membuat kepalanya pusing tujuh keliling. Sudah tadi pagi tidak sarapan pula, untung saja hari ini tidak ada upacara bendera. Jika ada, sudah tak bisa dibayangkan lagi bagaimana keadaannya.

"Bakso datang...." seru seorang gadis sambil membawa sebuah nampan berisi dua buah mangkuk. Zeyva hanya bisa tersenyum, wajahnya saat ini terlihat pucat. "Napa, lo? Lesu amat, kayak orang kurang darah aja."

Zeyva terkekeh pelan, "Gue cuma laper," jawab nya, sembari menuangkan sambal berwarna merah ke dalam mangkuk bakso nya.

"Jangan kebanyakan, nanti perut Lo sakit." tegur Amy.

"Nggak papa, Makan bakso itu enak nya pedes."

"Yeee, enak di mulut, nggak enak di perut."

Zeyva spontan tertawa mendengar penuturan dari sahabatnya. Amy selalu mencegah perbuatan yang akan membuat dirinya sakit. Tapi, Zeyva sendiri malah tidak terlalu mempedulikan dirinya sendiri.

"Kok beneran pedes, ya, My," ucapnya sambil mengecap ngecap lidah.

"Bandel, sih, lo."

"Maaf, gue mau beli minuman dulu," ujar Zeyva, lalu berlari menuju warung kecil, yang tak lain adalah milik Ibu Kantin. Ada berbagai macam minuman disana, lama melihat lihat, Zeyva tertarik pada sebuah coffee didalam botol yang berdiri sendirian diantara banyaknya minuman.

Namun, ketika tangannya hendak mengambil minuman tersebut, seseorang sudah terlebih dahulu mengambilnya. Dengan rasa kecewa, ia mendongakkan kepalanya. Betapa terkejutnya Zeyva pada saat itu juga.

Ternyata dia adalah seorang cowok satu kelasnya. Cowok yang Zeyva suka sejak pertama kali masuk SMA. Kedua mata mereka bertemu, jantung Zeyva sudah tak stabil lagi.

"Lo mau ambil ini, ya, yaudah buat, Lo, aja." ucapnya sambil menyodorkan sebotol coffee tersebut. Zeyva gugup tak kepalang. Kemudian tangannya terangkat untuk mengambil coffee itu.

"M-makasih, Raihan."

RUNNING TIME

Haiii???

Gimana ceritanya?? Sedikit sedikit dulu (✿^‿^)

Bye gaysssss

RUNNING TIME (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang