"Jangan terlalu menikmati kesedihan. Ingat, waktu terus berjalan, cepat atau lambat, kesedihanmu akan segera tergantikan oleh kebahagiaan."
-Running Time-*
*
*
*
*
*Happy Reading......
*
*Cahaya mentari kini menyelinap ke dalam kamar lewat kaca jendela, hari ini sepertinya akan cerah. Dua hari lagi, mereka akan menyelesaikan ujian semester dua.
Sebentar lagi mereka akan memasuki kelas sebelas, mungkin, doanya adalah semoga kebahagiaan akan menyelimuti kehidupan. Namun, apakah itu akan terjadi?
Doa mereka adalah semoga satu tahun ke depan, mereka akan mendapat kelas yang sama lagi. Tapi, apakah itu bisa? Zeyva tidak yakin dengan itu.
Ia sudah berjanji pada sang Ayah, akan memberikan jawaban saat akan memasuki kelas sebelas. Dan kemungkinan, kelas sebelas nanti ia tidak akan bersama dengan sahabat nya.
Melainkan dengan teman teman baru yang asing dalam penglihatan nya. Mau ikut Mama ataupun Papa, intinya ia di tuntut untuk pergi dari Rumahnya.
Rumah yang menjadi saksi atas pertumbuhannya, kini akan segera ia tinggalkan dengan tiba tiba. Rumah yang selalu menemaninya sepanjang masa, akan ia tinggalkan dengan sekejap saja.
Zeyva semakin ragu akan memilih dengan siapa, setelah mengetahui rahasia Ayahnya. Saat Zeyva ingin ikut dengan sang Ibu, ia masih belum siap dengan kata kata menyakitkan yang selalu keluar dari mulut ibunya.
Saat Zeyva ikut dengan sang Ayah, ia tak sanggup melihat Ayahnya yang menghasilkan uang dari sebuah pekerjaan haram. Zeyva tak mau mengkonsumsi segala makanan yang dibelikan oleh Ayahnya.
Semakin di pikirkan, semakin bimbang pula perasaan.
"Lo beneran mau berangkat, Zey? Emangnya udah mendingan?" tanya Amy sambil berdandan di depan cermin.
"Iya, Amy. Nggak usah khawatir. Gue, kan, kuat." Jawab Zeyva, memamerkan ototnya.
Mendengar itu, spontan Amy menampilkan wajah yang mengejek. "Halah kampret, di tinggal Rehan bentar aja lo udah pingsan."
Zeyva tertawa renyah. "Apa, sih, My. Kemaren, mah, gue emang benran lagi nggak enak banget. Ngapain bawa bawa Raihan segala."
Ponsel nya berdenting beberapa kali, membuat ia penasaran untuk membukanya. Ada belasan pesan dari Raihan sejak hari kemarin.
Raihan:)
|Va, kamu kenapa?
|Maaf, Va.
|Va, balas pesan aku.
|Zeyva, maafin aku.
|Va, kamu masih sakit?
|Va, aku ke situ, ya. 17.9Zeyva menatap Amy yang masih merias wajahnya di depan cermin. Gadis itu tengah memoleskan lip balm pada bibir kecilnya.
"Amy." panggil Zeyva.
Mendengar namanya di panggil, tentu Amy menolehkan kepalanya. Dia menautkan kedua alisnya. "Kenapa?"
"Kemarin Raihan kesini?"
"Enggak." balas Amy dengan singkat, padat, dan jelas.
Memang benar. Kemarin, tak ada satu pun orang yang datang ke Rumah Zeyva selain Amy dan Amanda.
Amy pun merasa sedikit geram karena perbuatan Raihan, perkataan cowok itu nyatanya bullshit. Ia pun merasakan perbedaan pada cowok itu, tidak biasanya Raihan seperti ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/352949753-288-k396932.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNNING TIME (SELESAI)
Teen FictionSingkat saja, cerita ini hanya mengisahkan tentang seorang gadis perempuan yang selalu mengharapkan kebahagiaan itu datang. Segala cara pun sudah ia lakukan. Namun nyatanya, yang selalu mendatangi dirinya hanyalah masalah dan kesedihan. Ia selalu be...