CHAPTER TWENTY EIGHT

27 5 2
                                    

RUNNING TIME

Dada nya berdegup kencang, tatkala melihat sebuah mobil terparkir di depan rumahnya. Ia bisa mengenali milik siapa mobil tersebut.

Tangannya sontak bergetar, sembari mendorong gagang pintu Rumah. Dan benar saja, baru satu langkah, ia sudah mendapati sosok Pria tengah duduk di ruang tamu.

Merasa kedatangan seseorang, kepalanya terangkat. Kedua matanya menatap putrinya yang baru datang.

Kepalanya terasa pening, ketika berjalan mendekati Zeyva. Ia berdiri didepan gadis itu, memperhatikan setiap inci wajah putrinya sembari tersenyum.

Senyuman Mahen benar benar membuat Zeyva takut. Apalagi, tatapan Mahen yang sendu.

"Kamu anak saya, ya,"

Ia terkekeh pelan. "Cantik."

Jantung Zeyva semakin tidak karuan. Ia tak berani mengangkat wajahnya jika tidak Mahen  angkat dagunya.

Plak!

"Dari mana, kamu, Hah?!"

Bentakan Mahen mampu membuat Zeyva tercengang, mendadak kedua mata Mahen yang tadinya sendu, menjadi tajam bak elang.

Lihat, orang seperti ini mampu membuat Zeyva rindu. Tetapi, yang ia rindukan bukanlah wajah Mahen maupun Asya, melainkan kasih sayang mereka.

Wajah Zeyva tertoleh kesamping. Tamparan Mahen kali ini tidak main main, sangking kerasnya, sehingga menimbulkan suara yang nyaring. Pipinya berbuah warna menjadi kemerah-merahan, sudut bibirnya pun sampai terluka, dan mengeluarkan darah.

"Malam malam seperti ini kamu main dengan siapa? Laki laki? Mau jadi apa kamu?!"

"ANAK SIALAN!"

Mahen beranjak dari hadapan Zeyva. Mulai meninggalkan tempat itu, menuju sebuah kamar kosong yang ada disamping Kamar Zeyva.

Satu hal yang ia rasakan saat Mahen berbicara dengan nya, adalah bau menyengat seperti alkohol.

Apakah Ayahnya itu mabuk?

"Ngg--nggak mungkin, kan." Gumam nya. Menatap punggung Mahen yang perlahan menghilang.

Sejak kapan Ayahnya meminum alkohol, bukankah itu tidak boleh, yang Zeyva khawatirkan adalah kesehatan pria itu.

Semakin banyak Mahen mengkonsumsi minuman seperti itu, semakin buruk pula kesehatan nya. Sudah jelas bahwa minuman seperti itu tidak baik bagi kesehatan tubuh.

Walaupun Mahen jahat kepadanya, tak pernah sesekali ia ingin Ayahnya enyah dari kehidupannya, ia juga takut kehilangan sang Ayah.

******

Kedua matanya terbuka ketika sinar mentari pagi menyilaukan mata. Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul lima lewat lima delapan. Buru buru ia bangun dari tidurnya, dan beranjak keluar.

Baru keluar, Zeyva sudah dikejutkan oleh satu gelas dan beberapa botol minuman keras yang tergeletak diatas meja ruang tamu. Ia pun melihat Ayahnya yang tertidur pulas diatas Sofa.

Disaat ada kamar kosong, mengapa Ayahnya malah memilih untuk disana. Dan, mengapa tiba tiba Mahen menginap?

Zeyva sempat tidak menyadari itu. Ia kira, Mahen akan segera pulang tadi malam, namun nyatanya, ia tidur di kediamannya.

Langkahnya mendekat, mendapati Ponsel Ayahnya yang masih terbuka. Perasaan nya kembali campur aduk, saat melihat sebuah gambar di ponsel Ayah nya.

Bukan gambar, melainkan Mahen bermain Judi online pada sebuah aplikasi yang belum ia kembalikan.

RUNNING TIME (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang