CDD-36 [JANGAN MENYERAH SAYANG]

14K 667 2
                                    

Waktu berlalu begitu cepat. Begitu banyak peristiwa yang terjadi setiap hari, dan setiap bulannya. Ayana juga telah melewati semua hal selama masa kehamilan, sakit punggung, dan kaki yang bengkak karena terlalu banyak berjalan sudah menjadi teman setianya selama masa kehamilan.

Kini usia kehamilannya sudah berusia 37 minggu, itu artinya dua minggu lagi usia kandungannya genap menjadi sembilan bulan.

Segala keperluan bayi, dan tas yang penuh untuk persiapan persalinan pun sudah tersedia. Karena Ummah Aini bilang kadang masa kelahiran tidak selalu akuray dengan masa HPL yang di jadwalkan oleh dokter.

Dengan kandungan yang kian membesar, aktivitasnya mulai terbatasi. Ia tidak lagi bisa melakukan banyak hal, karena punggungnya sering sakit, dan kakinya juga membengkak jika terlalu banyak bergerak. Ia jiga bersyukur Ummah Aini begitu sangat menyayanginya, dan tidak menuntut banyak hal darinya.

Sejak semalam, Ayana sebenarnya merasa mulas. Namun masih bisa si tahan, karena masih jarang-jarang.

Ayana tersenyum saat ponselnya menunjukkan ada pesan masuk dari sang suami.

Mas Zidan ❤️

Assalamualaikum
Sedang apa Amih dan Adik Bayi?

Ayana

Waalaikumsallam Abi.
Kami sedang istirahat.

Ayana tak lupa melampirkan fotonya yang tengah bersandar di kepala ranjang seraya mengusap perutnya yang membesar.

Mas Zidan ❤️

Waah. Hari ini adik bayi ndak terlalu rewel kan sayang?

Ayana

Ndak Mas.
Malah hari ini ngajak Amihnya istirahat terus.

Mereka terus berkirim pesan, Gus Zidan juga memberitahu jika Ning Khilma sedang di rumah sakit, dan sudah pembukaan empat.

Gus Zidan juga memintanya bersiap karena ia sebentar lagi akan menjemputnya. Dengan langkah pelan, Ayana bersiap mengganti pakaiannya, menunggu sang suami datang menjemput.

Ugh Ya Allah,”

Ayana meringis seraya mengusap perutnya yang kian membesar di usia kehamilan 37 minggu. Berbeda dengan Ning Khilma yang sudah menginjak usia kehamilan 39 minggu dan hari ini tengah berjuang melahirkan di rumah sakit. Sebenarnya ia sudah merasakan mulas dan sakit dari jam 3 pagi, namun ia masih bisa menahannya sesuai ucapan Budhe jika merasa sakit mulas biasa jangan terlalu di rasa, bila sudah tidak tahan, dan sakitnya semakin sering itu artinya kelahirannya sudah dekat.

Dari pagi ia memang mengurangi aktivitas selain karena ia yang kesulitan dengan perutnya yang besar, juga karena sakit perut terus menerus.

Ia berkali-kali mengucap asma Allah, bersamaan dengan keringat yang bercucuran di dahinya dan wajah yang mulai memucat. Ia mencoba untuk keluar dari kamar, meraih gagang pintu dan membukanya, kebetulan Ummah Aini dan Abah Yai tengah berada tidak jauh dari pintu kamarnya.

“Ummah,” panggilnya lirih, seraya meringis dan memegang perutnya.

“Mbak! Ya Allah mbak!”

Bersyukur Ummah Aini mendengarnya, lalu berlari menghampiri Ayana yang tengah bersandar di dinding dan meringis menyebut asma Allah.

“Ya Allah Nduk. Apa sudah mau melahirkan?” tanyanya.

Abah Yai juga bergegas menghampirinya.

Ndak tahu Ummah perut saya sakit sekali,” ucapnya.

“Abah tolong siapkan mobil ya. Ya Allah, ini sudah mau melahirkan Nduk,”

CINTA DALAM DIAM [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang