EXTRA PART [PENYESALAN AZKA-2]

22.3K 716 10
                                    

Satu minggu kemudian ....

Hasil tes DNA dan pemeriksaan kesuburannya telah keluar. Semua ucapan Haris benar, Akbar ternyata bukanlah putranya, melainkan putra Haris hasil tes DNA mereka 100% cocok. Tentu saja membuat Zahra dan Azka terguncang, dan yang lebih mengejutkannya adalah hasil tes kesuburannya mengatakan bahwa dirinya “Mandul”.

Ya Allah, Azka dan Zahra menangis dalam keadaan Saling memeluk. Menyesali perbuatan mereka yang menyakiti Ayana dulu.

Ya, bukankah penyesalan memang selalu datang di akhir?

"Selama ini, kita sudah sangat jahat kepada Ayana Mah. Kita sudah berlaku dzholim ... "

Ibu Zahra mengangguk. "Iya Nak. Mamah sangat menyesal. Apalagi saat itu Mamah orang yang menghina Ayana dengan kata-kata yang tidak pantas. Mamah menyesal .... "

Haris berdeham, "Lalu bagaimana dengan April? Apa kalian akan tetap mempertahankannya?"

Mendengar nama April di sebut, wajah Azka menggelap. "Saya akan menceraikannya." ia sungguh marah, karena tipu muslihat wanita itu, ia dan Ayana bercerai.

Haris mengangguk. "Biar saya yang urus semuanya. Kalian fokuslah untuk menjalani hidup baru. Perbaiki sikap dan perilaku kalian, berbicaralah yang baik agar tidak menyakiti perasaan orang lain kelak,"

Mendengar itu, Ibu Zahra tergugu. Ia benar-benar merasa menjadi manusia paling buruk di muka bumi ini karena sudah sangat jahat kepada Ayana. Akankah nanti Ayana akan memaafkannya?

"Kalau begitu, saya permisi. Terima kasih sudah merawat Akbar dengan baik." Haris berpamitan, dan memberikan sebuah amplop coklat yang tebal di atas telapak tangan Azka. "Hiduplah dengan baik. Saya permisi."

Setelah melewati hari-hari yang penuh kesedihan dan penyesalan, Azka memutuskan untuk menemui Ayana. Meminta maaf atas semua yang telah ia dan sang ibu lakukan, dan mungkin—membujuk Ayana untuk rujuk.

“Maaf. Pemilik rumah ini sudah menjual rumahnya kepada Saya, kami bahkan sudah mengubah sertifikat rumah ini atas nama saya,”

Azka dan Zahra saling menatap, lalu memohon pamit kepada orang yang kini menghuni rumah Ayana. Ke mana kiranya Ayana pergi?

“Jogja!” seru Zahra. “Ayana pasti tinggal di jogja bersama tantenya,”

Azka mengangguk. Beruntung ia masih ingat jalan dan nama dari tante Ayana.
Sekarang tujuan mereka adalah pergi ke jogja ke tempat Ayana berada. Tanpa berpikir mungkin saja Ayana sudah memiliki kehidupannya sendiri, mereka terlalu percaya diri jika Ayana masih sendiri dan menunggunya untuk datang meminta rujuk.

Tanpa membuang waktu lagi, keduanya bergegas pergi ke terminal bus menuju ke jogja, tidak apa jika harus menunggu dalam waktu perjalanan yang cukup lama, asalkan mereka bisa bertemu dengan Ayana itu sudah membuat mereka bahagia.

Azka dan Ibu Zahra dengan tidak tahu dirinya masih mengharapkan Ayana untuk kembali bersama mereka, melupakan dalamnya luka yang mereka goreskan pada hati Ayana yang tulus dan rapuh.

Hanya karena tahu Ayana adalah orang yang baik, mereka berharap Ayana sudah memaafkan semua perbuayan mereka dan bersedia di ajak rujuk. Huh! Benar-benar tidak tahu diri.

Setelah menempuh perjalanan yang memakan banyak waktu, sampailah mereka di sebuah rumah yang memiliki  halaman yang cukup luas.

"Azka. Benar ini rumahnya?" Tanya Ibu Zahra.

"Benar Mah. Kata orang yang kita tanyai betul katanya rumahnya yang ini." sahut Azka.

Zahra dan Azka mulai mengetuk pintu rumah di hadapannya. Tak lama pintu itu terbuka, memunculkan sosok pria tampan menggendong Bayi yang gembil nan menggemaskan.

CINTA DALAM DIAM [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang