CDD-34 [NING HALWA-2]

13.3K 726 10
                                    

Tiba-tiba saja---PRANG!!

"NING AYANA, SAKIT!!"

Mendengar suara teriakan dari Ning Halwa, keluarga Abah Yai Muzaki, dan Kyai Syamsul, termasuk Gus Zidan semuanya berlari ke arah suara. Disana mereka semua melihat Ning Halwa yang basah kuyup dan ada pecahan gelas di dekatnya, Ning Halwa juga tampak menangis dengan tersedu.

"Apa salah saya Ning? Saya kemari murni ingin bersilaturahmi, tapi kenapa Ning Ayana melakukan ini kepada saya huhuhu ... "

Ashilla dan Ayana menganga tidak percaya, kenapa ada manusia manipulatif seperti Ning Halwa ini.

"Heh! Jangan playing victim ya. Ndak ada yang memperlakukan sampeyan dengan kasar! Yang ada--"

"Shilla cukup! Jaga sopan santun kamu!!" Abah Yai Muzaki menegur putrinya. "Masuk ke dalam!"

"Abah. Shilla sama Mbak Ayana ndak salah. Ning Halwa--"

"Shilla! Abah bilang masuk!"

Ashilla menunduk, lalu bergegas masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang kalut.

Kini semua orang menatap Ning Halwa dan Ayana. Ning Halwa menangis terisak saat sang bunda memeluknya. Ayana sendiri tampak shock dengan kejadian yang baru saja terjadi, tiba-tiba kedua matanya memanas, untung Gus Zidan segera memeluknya.

Abah Yai Muzaki, dan Ummah Ainj menghela napas. "Kami minta maaf atas apa yang terjadi dengan Ning Halwa. Tapi, bisa kah salah satu dari kalian menjelaskan apa yang terjadi?" tanya Abah Yai Muzaki.

Ayana yang masih shock tidak bisa berkata apa pun. Sebagai gantinya Ning Halwa yang angkat bicara. "Abah Yai, saya korban disini. Ning Ayana dan Ning Ashilla jelas menyudutkan saya, mengatakan dengan jelas jika saya ini adalah pelakor, hanya karena saya berbicara tentang saya dan Gus Zidan yang sudah saling mengenal sejak SMP. Ning Ayana, dana Ning--"

"Bohong! Semua yang di ucapkan Ning Halwa bohong Ummah!"

Ashilla ternyata memilih kembali, tidak tega menatap sang kakak ipar yang menangis karena shock yang di sebabkan oleh ulah perempuan yang manipulatif itu.

"Ashilla!" Abah Yai Muzaki lagi-lagi menegur.

"Ashilla berani bersumpah di hadapan--"

"Diam. Hiks--bagaimana bisa kamu melakukan ini kepada saya?"

Demi Tuhan, ingin sekali Ashilla melemparkan sandal yang di kenakannya kepada Ning Halwa. Di balik pakaian yang terturup, hatinya ternyata begitu busuk.

Semua orang panik saat melihat Ayana tidak sadarkan diri di pelukannya. "Ayana? Sayang, bangun. Sayang?" Gus Zidan yang panik langsung membawa Ayana ke kamar, Ashilla juga langsung menelepon dokter untuk datang ke ndalem.

Semua orang panik karena Ayana yang tiba-tiba pingsan. Ning Halwa diam-diam menggertakan giginya, karena ia di abaikam begitu saja.

"Ngapunten Abah Yai. Saya Maryam, orang yang mengantarkan minuman serta camilan untuk para Ning. Saya juga saksi atas peristiwa yang terjadi kepada Ning Halwa," paparnya.

Pandangan Ning Halwa tertuju kepada Maryam, matanya melotot. Sial! Ia melupakan kehadiran sosok santriwati itu.

Abah Yai Muzaki memijat pelipisnya, hanya ia yang masih berada disana. Ashilla, dan istrinya menyusul langlah Gus Zidan. "Jelaskan semuanya, tanpa ada yang di lebihkan, dan di kurangi sedikit pun!" tegas Abah Yai Muzaki.

"Ketika saya mengantarkan minuman, serta camilan. Saat itu suasananya sedang bersitegang, Ning Halwa tampak mengatakan kata-kata yang tidak pantas kepada Ning Ayana."

Sebelum kehebohan terjadi...

"Ku dengar Ning Ayana ini seoang janda ya? Ck, kasihan sekali Gus Zidan mendapatkan bekas orang lain!"

"Ning Halwa!!" Ashilla sudah benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Ning Halwa, apa maksudnya melakukan ini semua kepada Ayana.

"Wajahnya saja tidak ada cantik-cantiknya, bekas pakai orang, dan bukan dari kalangan Gus atau Ning. Bisa-bisanya bersanding dengan Gus Zidan. Ck, dukun mana yang kau datangi--

Plak!

Tamparan itu dari Ayana, dirinya yang sensitif, mood nya yang berubah-ubah efek hormon ibu hamil, dadanya merasa bergemuruh mendengar kata demi kata yang keluar dari mulut Ning Halwa.

Maryam yang menyaksikan itu meringis, benar kata orang marahnya orang sabar benar-benar seram.

Tak terima di tampar, Ning Halwa mengambil botol berisi air es, lalu menuangkannya ke tubuhnya sendiri dari atas kepala, seolah orang lain yang melakukannya, lalu ia mengambil gelas kosong dan melemparkannya ke lantas Gazebo hingga pecah.

Ning Halwa berteriak, menyebut nama Ayana dan berakting menangis seolah ia adalah korban.

Kembali ke masa kini....

"BOHONG!!" Ning Halwa berteriak kencang begitu Maryam menyelesaikan ceritanya. "BOHONG. BUNDA TOLONG, JANGAN PERCAYA--

PLAK!!

Wajah Ning Halwa berpaling karena tamparan kencang yang mendarat di wajahnya.

"ABI!!" Ibu hj. Aisyah kembali merengkuh tubuh putrinya ke dalam dekapannya.

"Apa alasan sampeyan melakukan itu semua nduk?" Kyai Syamsul menekan amarahnya untuk sekedar tahu apa alasan putrinya sampai melakukan hal yang sangat melakukan ini.

"HALWA CINTA SAMA GUS ZIDAN! KENAPA HARUS PEREMPUAN JANDA ITU YANG MENDAPATKANNYA?!"

"Astagfirullahaladzim .... " Abah Yai Muzaki, dan Kyai Syamsul

Kedua tangan Kyai Syamsyul mengepal, wajahnya memerah menahan amarah yang sudah memuncak. Ia benar-benar tidak punya muka untuk sekedar menatap wajah Abah Yai Muzaki. Ia malu dengan kelakuan putrinya yang sangat mengecewakan.

"Pulang! Bawa putrimu pulang sekarang Bun!"

Ibu hj. Aisah menurut, ia membawa putrinya pergi ke parkiran. Sedangkan Kyai Syamsul mengusap wajahnya yang berderai air mata, ia sungguh merasa malu.

"Zaki, maaf. Aku malu sama sampeyan. Aku malu, sama kelakuan anakku. Sampaikan maaf ku sama menantu dan anakmu."

Abah Yai Muzaki menepuk bahu sahabatnya. "Wes. Ndak apa-apa. Kita jadikan semua ini pelajaran saja nggih,"

Kyai Syamsul tergugu di tempat. Sebelum akhirnya pamit dengan rasa malu yang besar di hatinya.

CINTA DALAM DIAM [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang