50. Beautiful Dream 🌕

371 52 3
                                    

Masih ditempat yang sama Aideen selalu berdiri didepan kaca yang memperlihatkan keadaan gadis kesayangnya terbujur kaku tak ada pergerakan sedikitpun mendengar cerita singkat dari kakanya tadi dapat Aideen simpulkan bahwa gadis itu sedang berada di
masa kritis, dan lewat tiga hari sudah Aideen hanya diam tanpa bisa melakukan apapun karena semua prosedur berada dibawah kendali kaka nya yaitu Rans.

Jika diperbolehkan ingin rasanya Aideen masuk dan berbisik ditelinga Jocelyn bahwa ia selalu menunggu gadis itu bangun dari tidur panjangnya. Aideen masih berharap kepada Tuhan masih meminta lirih kepada Tuhan agar memberikan kesempatan unik Jocelyn bahagia di dunia ini dan ia memohon agar ia yang bisa membawakan kebahagian itu.

Aideen menengok ke arah kanan yang dimana kini kaka nya berdiri dan menatap lurus ke arah Jocelyn. "Jaedeen" panggil Rans dalam keheningan yang seakan memperkeruh suasana mereka berdua. Kedua lelaki yang memiliki selisih usia 3 tahun itu saling berdiri berhadapan. Rans dengan pandangan meneduhkannya juga Aideen dengan ratapan yang menusuk relung hati. "Maafkan kaka, mulai saat ini kau harus mencoba merelakan, gunakan sisa waktu yang tersisa dengan baik, sudah tiga hari berlalu tapi Jocelyn tidak menunjukkan perkembangan apapun, segala upaya kami usahakan namun hasilnya tetap sama. Jangan khawatir dek, Tuhan maha memberi keajaiban" nasehat Rans memegang kedua pundak adiknya itu.

"Kaaa—ini sudah sampai batasnya?" tanya Aideen memastikan sesuatu tetapi jawaban Rans bukanlah yang ia harapkan. Anggukan kepala itu seolah menjadi senjata tajam yang kini menusuk Aideen di dada.

"Masuklah, temani dia" ucap Rans menghembuskan nafas begitu berat setelah ia berlalu meninggalkan Aideen yang masih diam mematung tanpa menanggapi pernyataannya tadi.

Aideen berjalan pelan lalu menepukkan tanda pengenalnya di layar scan agar pintu terbuka, saat pintu itu terbuka Aideen melangkahkan kaki berat. Suara alat seakan mengalun di indra pendengarannya sedangkan bau obat-obatan begitu menguar. Aideen terus melangkahkan kaki dan setelahnya ia duduk di kursi dihadapan Jocelyn yang masih tertidur dengan tenang. Aideen meraih tangan kurus itu lalu digenggamnya pelan sambil ia usap.

"Jose..., bangun sebentar kita wujudkan sama-sama impian kamu ya sayang! mata kamu kenapa betah sekali tertutup? kamu bilang tak bisa hidup tanpa melihatku meskipun sebentar tapi ini apa? sudah tiga hari sayang" ucap Aideen pelan lalu mencium punggung tangan kekasihnya hingga tak terasa air mata Aideen menetes begitu juga mata Jocelyn yang terpejam tiba-tiba mengeluarkan air mata.

"Bangun Jose....aku masih mau peluk kamu sampai tidur—ba—ngun Jose, sayang buka matanya, sebentar saja kita wujudkan impian kamu dulu" rintih Aideen dengan penuh harap bahwa kata-katanya itu didengar oleh sang kekasih.

"Jae" lirihan pelan sampai pada indra pendengaran lelaki yang kini menanggis dengan menggenggam tangan kekasihnya.

"Sayang..." ucap Aideen langsung bangun dan mencium kening Jocelyn yang kini membuka matanya. ia tekan tombol disamping tak sampai tiga menit Rans dan para perawat datang. Satu persatu alat yang tertempel ditubuh gadis itu Rans lepaskan kecuali infus, selang oksigen juga pengukur detak jantung.

Rans duduk diranjang yang mana kini Jocelyn bersandar dengan tangannya yang tak terlepas dari Aideen. "Jocelyn ceritakan apa yang kau rasakan kepada kaka, bagian mana saja yang terasa sakit?" tanya Rans pelan

"Badanku terasa remuk tetapi aku tak bisa merasakan kakiku lagi, seperti kesemutan, aku juga tak bisa menggerakkan kaki ku" ucap Jocelyn.

Rans mengusap kepala gadis itu pelan lalu menunduk sebentar. "Terimakasih sudah bertahan Jocelyn, terimakasih untuk terus bersama dengan adik ku, kaka usahakan yang terbaik untuk mu" ucap Rans dengan penuh kelembutan dan kasih sayang yang tulus.

"Terimakasih kak" ucap Jocelyn dengan suara pelan nya.

"Silahkan nikmati waktu kalian" ucap Rans lagi ingin beranjak tetapi setelah itu langkahnya terhenti ketika sang adik menahan lengannya. Rans cepat menoleh dan Aideen mendongkak. "ada apa dek?" tanya Rans

Wijaya's Univers |Nct Dream ft Johnny| NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang