79. Aku kamu itu Kita 👨‍👩‍👧‍👦

420 46 7
                                    

Setelah mengantarkan si kembar ke sekolah khusus todler, Aideen melajukan mobilnya menuju suatu tempat yang sedikit jauh dari perkotaan. Nathelia lebih banyak diam dan mengarahkan pandang keluar jendela. Wanita itu masih sama tetap tenang dan banyak diam, suasana pagi masih terasa sejuk sangat menyegarkan juga cukup sepi. Nathelia menghembuskan nafasnya, rasanya masih sama, dadanya sesak dan pikirannya selalu di penuhi oleh mendiang suaminya. Javiero. Sampai kapanpun ia takkan pernah lupa bahwa lelaki itu adalah lelaki kedua yang begitu mencintai dan menyayangi dirinya setelah sang ayah.

empat puluh lima menit waktu yang cukup lama mereka habiskan dalam perjalanan yang kosong, Nathelia mulai menyadari bahwa perjalanan itu semakin jauh dari keramaian dan semakin pula sepi ia rasa meskipun Aideen ada disampingnya. Ia memang penasaran tetapi ia memilih diam dan membiarkan Aideen membawanya kemanapun.

Tepat dipersimpangan mobil itu terhenti, Aideen diam sejenak lalu mengalihkan matanya melihat kepada Nathelia yang masih enggan menatap dirinya dan terus mengarahkan wajah keluar jendela. Aideen melepaskan safebelt yang mengunci tubuh wanita itu, setelahnya Aideen keluar lebih dulu dan membuka pintu penumpang. Nathelia canggung saat Aideen mengulurkan tangan dihadapanya. Nathelia ragu tetapi ia berusaha meraih tangan itu.

"Terimakasih" ucap Nathelia pelan menerima uluran tangan kekar Aideen.

Aideen menggenggam tangan si wanita lalu membimbingnya menuju salah satu destinasi yang katanya tersembunyi dibalik semak-semak hijau yang begitu rimbun. Mata Nathelia membola, sungguh sangat menakjubkan, kini ia berdiri didepan pemandangan alam yang sangat luas, angin yang berhembus juga begitu sejuk deburan ombak terasa begitu syahdu di indra pendengarannya. Sejenak ia terhipnotis dengan pemandangan alam itu dan menyatu dengan perasaan yang campur aduk.

"Kau suka?" tanya Aideen pelan, membuat lamunan Nathelia terpecahkan dan kembali dalam kesadarannya. Nathelia mengangguk pelan lalu menyunggingkan senyuman tipis kepada lelaki itu. "Tempat ini adalah tempat yang Javie temukan, pertama kali kesini aku pun begitu takjub sampai lupa segalanya, kali pertamaku datang kesini aku bersama Javie dan sekarang aku datang bersamamu" ucap Aideen lagi sambil mengarahkan pandang kearah Nathelia yang masih menatap lurus hamparan lautan luas.

Nathelia berjalan diikuti oleh Aideen, kaki terus melangkah meskipun angin semakin kencang dan deburan ombak semakin deras. Aideen terkejut saat kaki wanita itu semakin mendekati air laut lantas dengan cepat Aideen menarik lengan Nathelia lalu memposisikan dirinya disamping wanita itu. Nathelia terkekeh melihat Aideen yang begitu takut dengan keselamatan dirinya.

"Tak perlu khawatir, aku tidak akan senekat itu, aku masih memikirkan Niel juga Nia" ucap Nathelia. Aideen menghembuskan nafas lega. Nathelia mengaitkan lengannya dengan lengan Aideen, wanita itu menyandarkan kepalanya di pundak Aideen. Setengah jam berlalu tanpa mereka sadari dan kaki mereka terus melangkah menyisir pinggir pantai dan sesekali mengenai ombak kecil. Aideen mengajak Nathelia untuk duduk dipinggir pantai beralaskan pasir putih.

"Tiba-tiba sekali mengajak ku kemari" ucap Nathelia dengan sorot mata yang menatap luas hamparan laut.

"Nath..."

"Iya Jae..."

"Banyak yang harus kita bicarakan, tentang aku, kamu dan kita" ucap Aideen

Nathelia hanya tersenyum simpul, ia menekuk kakinya lalu menumpukkan dagu diatas lutut. Aideen masih setia menunggu balasan apa yang akan keluar dari mulut wanita itu, sampai dimana Aideen menyadari bahwa si wanita menanggis dalam diamnya. Aideen melakukan apa seperti apa yang dilakukan oleh Nathelia secara tidak sadar mereka bertatapan. Aideen mengulurkan tangan dan mengusap bulir bening yang jauh dari mata cantik gadis itu.

"Bahagia bersamaku Nath, kita jaga dan kita lindungi si kembar, kita temani mereka dan bersamai sampai dewasa." ucap Aideen lagi dengan penuh keyakinan kepada gadis itu. Nathelia menyandarkan pipinya ditangan lebar Aideen yang masih setia mengusap pelan pipi basahnya.

Wijaya's Univers |Nct Dream ft Johnny| NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang