78. Tetap bertujuh🦁🦊🐶🐰🐻🐬🐣

533 59 5
                                    

Pagi yang cerah dengan kilauan keemasan dari sang Mentari pagi, Cahaya dipagi hari seolah tersenyum dan memberikan semangat baru kepada keluarga yang tengah dirundung duka paling dalam ini. Javie, si bungsu keluarga putra Wijaya menghembuskan nafas terakhirnya tepat saat ulang tahun pernikahannya dengan sang istri dan dimasa kejayaanya di dunia kepolisian. Banyak harap dan doa saat itu tetapi yang terjadi adalah tangisan pilu karena kehilangan.

Seperti yang Aideen bilang raganya boleh saja pergi dan tertanam didalam tanah yang begitu jauh tetapi, jiwa dan kenangan Javie akan selalu hidup didalam ingatan juga hati mereka. Javie memang pergi tetapi tidak sebenarnya pergi.

Jhonny tak ingin mengecewakan hati putranya lagi, seminggu lebih mereka meratapi kepergian si bungsu yang nyatanya mereka juga masih denial mengenai kepergian Javie. Mereka belum bisa menerima keadaan tetapi memang inilah yang terjadi, tidak ada yang baik-baik saja hatinya. Javie meninggalkan sosok ayah yang begitu mencintainya, Javie meninggalkan keenam saudaranya yang begitu menyayanginya dan juga Javie meninggalkan Nathelia serta buah hati mereka yang teramat sangat membutuhkan kehadiran dirinya.

Javiero Malam Putra Wijaya!! Kami semua merindukanmu dan seterusnya akan selalu merindukanmu.

Jhonny menuruni anak tangga satu persatu melihat kearah ruang tengah yang begitu kosong dan sunyi. Tak ada lagi riuh dan gemuruh ribut dipagi hari. Lelaki berumur itu tertegun mengingat kenangan yang begitu banyak mereka lewati bersama sampai pada akhirny Tuhan ambil lagi satu kebahagian dirinya. Tuhan kenapa bukan dirinya saja yang dijemput lebih awal? Kenapa harus putra bungsunya?.

Gelak tawa pelan terdengar oleh kedua telinga Jhonny ia pun perlahan melangkah dan menuju tempat suara itu terdengar. Hati Jhonny terenyuh, melihat pemandangan didepanya, sungguh menyayat hatinya tetapi juga menghangatkan. Tolong berikan apresiasi kepada Jhonny karena ia berhasil mendidik semua putranya dengan sangat baik.

Aideen dengan gagahnya berdiri di pantry dengan sikembar yang terus mengoceh banyak hal, bahkan si kembar sangat bersemangat bercerita dan bercengkrama dengan Aideen. Aideen tak terlalu bisa memasak berujung ia hanya memanaskan roti dan memberikan selai lalu disantap oleh kembar, Niel dan Nia. Aideen itu benar-benar menjalankan posisi yang ditinggalkan oleh Javie untuknya.

"Glanpaaaa" ucap Nia yang lebih dulu menyadari keberadaan kakenya yang berdiri didepan pintu. Aideen tersenyum canggung. Perannya belum sebaik Javie, tetapi ia terus berusaha.

Jhonny langsung mengusap air matanya kasar dan menampilkan wajah tersenyumnya kepada dua anak kecil yang begitu bersemangat untuk pergi ke tootdler, tempat mereka dititipkan sekaligus belajar.

Aideen menurunkan kedua anak kecil itu. "Say morning sama Grandpa dulu sayang" titah Aideen merunduk dan mengusap pelan pucuk kedua anaknya itu. Bukan maksud Aideen untuk merebut mereka dari Javie tetapi Aideen hanya ingin kedua anak itu merasakan kasih sayang seorang ayah, jadi mohon jangan hakimi Aideen.

"Syiap Papa" jawab si kembar mengangkat tanganya seolah melakukan Gerakan hormat. "Good morning glanpaaa, have nice day, we love you" ucap si kembar bersamaan dengan senyuman mereka yang melengkung.

"Morning Daddy" ucap Aideen melakukan yang seperti ia perintahkan kepada kedua ank kecil itu.

"Morning too sayangnya Granpaa" ujar Jhonny lalu menciumi kedua pipi Niel dan Nia. "Morning too sayang, semoga kebahagian selalu mengiringi dirimu" ucap Jhonny lagi kepada putranya Aideen.

Aideen memasukkan bekal kedalam tas sikembar lalu mereka bergandengan menuju ruang tamu, sekedar untuk bertegur sapa dengan yang lain. Langkah ketiga orang itu berhenti saat melihat Ryo juga Mark turun berrsama dengan kedua orang tuannya. Niel mendongkak, "Papa, Mama marah dengan kami ya? Mama tidak tersenyum, mama juga tidak mengantar kami kesekolah seperti Mommy dan Bunda?" Niel bertanya dengan poolosnya. Aideen tersenyum lembut lalu berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan anak kecil itu. Niel melangkah dan memeluk Aideen. "Papa jangan pergi, kami sayang papa" ucap Niel lagi. Aideen tertegun, ia menahan isakan yang hampir saja lolos.

Wijaya's Univers |Nct Dream ft Johnny| NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang