Sore menjelang malam di kediaman keluarga Wijaya entah mengapa menjadi sangat sunyi bahkan Ketika mereka duduk berkumpul tak ada yang berniat membukan suara, para anak kecil bermain di playground bersama dengan Luna dan Aleen. Sisanya duduk berkumpul diruang tengah. Dentingan jam menjadi satu-satunya bunyi yang berada disana.
Rasanya berbeda, Javie telah siap dengan seragam tugasnya bahkan diseluruh tubuhnya terpasang atribut juga senjata yang sengaja ia letakkan dibagian tertentu, kali ini Javie pergi mengenakan rompi tebal yang ia lapisis dengan baju hitam dan dilehernya sudah ada menutup wajah yang akan ia kenakan saat berangkat. Javie sengaja memerintahkan Tim nya untuk eksekusi perjalanan saat matahari tenggelam agar tidak menarik perhatian masyarakat disana.
"Yaaahhh" Javie berbalik dan melihat Niel juga Nia berjalan beriirngan dengan sepupunya Ryo juga Mark sedangkan dibelakang mereka ada Aleen dan Luna sebagai pengawas. Niel dan Nia berlari kecil lalu memeluk kaki jenjang sang ayah, Javie berjongkok lalu memeluk kedua buah hatinya itu dengan erat. Berat rasanya meninggalkan si kembar. "Yahhh" ucap Nia lagi dengan wajah yang melihat Javie dengan tatap teduhnya.
"Ya sayang" jawab Javie sambil memasangkan jepitan rambut kelinci sang putri.
Javie menghela nafas berat, tugasnya kali ini sungguh terasa sangat sulit untuk ia pikul, jarak dari kotanya menuju Parkdale memang tak terlalu jauh hanya membutuhkan waktu sekitar lima jam tetapi batas waktu pertemuan mereka yang menjadi permasalahan. Sebulan itu cukup lama baginya dan hal itu membuatnya sedikit terganggu.
Javie harus meninggalkan Nathelia juga si kembar dan rasanya sanagt berbeda, semangatnya seperti berkurang terlebih lagi si kembar terbiasa dengan kehadiran dirinya. Chand memfokuskan perhatiannya kepada sang kaka, Aleen sejak tadi bergerak tak karuan wajahnya terlihat begitu gelisah namun ia bingung tentang apa yang terjadi padahal urusan kantor semuanya sangat aman. Aireen tak lepas pandang dari Javie seolah mengingat betul sosok adik bungsunya yang amat ia kasihi itu. Kasih sayang mereka itu memang sama rata tetapi untuk Javie mereka semua selalu memberikan porsi besar dalam urusan cinta dan kasih sayang.
Javie itu bungsu yang paling sedikit moment nya dengan Mommy itulah mengapa mereka selalu mengutamakan Javie.
"Niel sama Nia tunggu Ayah pulang ya, main sama Daddy, Papa, juga Uncle jangan lupa jagain Mami nya, okay" ujar Javie mengajak si kembar berbincang.
"Yaaaahhh noo" Nia mulai merengek
"Nooooo, Yaaaahhh" sunggut Niel
"Hehehehe Nanti Yayah call ya" ujar Javie
Jika kalian bertanya tentang Nathelia maka jawabanya pasti tetap sama, wanita itu banyak menanggis namun ditempat yang tersembunyi dan gelap. Bahkan Ketika Javie terlelap Nathelia terjaga seolah jika ia lenggah maka ada yang mengambil belahan jiwanya itu. Sebutlah Nathelia lemah sekarang!
Nathelia membantu Javie menyiapkan segalanya bahkan ia turun langsung untuk memonitor perlengkapan tim yang akan menuju Parkdale. Pandangan Nathelia lurus kedepan entah apa yang sedang ia pikirkan sekarang yang pasti wanita itu lebih banyak diamnya.
"Papa mau pelgi" tanya Mark
Javi mengusap pucuk kepala Mark lalu mengangguk mantap. "Papa Jav mau kemana? Mau jadi supel hilo lagi? Papa mau menolong olang lagi?" Pertanyaan yang Ryo berikan begitu beragam juga beruntun, Javie hanya terkekeh, bukan hanya kembar tetapi dua bocah itu sangat lengket dengannya bahkan tempat tidurnya dengan Nathelia selalu penuh karena kedua bocah itu selalu menginap dikamarnya.
"Iyaaa hari ini papa berangkat dulunihhh, katanya banyak orang yang perlu bantuan papa juga teman-teman papa" jawab Javie.
Telpon khusus milik Javie berdering sebagai tanda mereka harus segera berangkat. Dengan sedikit tak terima Nathelia berdiri dihadapan Javie, lalu ia pasangkan satu pin di rompi suaminya. Nathelia mencoba tegar dengan menampilkan wajah tersenyumnya, ia meletakkan kedua tanganya didada sang suami seolah memberikan kekuatan. ia tak berani menatap pandangan mata kelam milik suaminya. "Sayang" panggil Javie. Nathelia menggeleng dengan wajah yang enggan untuk mebalas tatapan Javie. "Aku pasti pulang ke kamu cinta, jangan takut, kamu bisa pegang janji aku, jaga Kesehatan jangan terlalu sering menanggis, jika butuh sesuatu kau bisa mengandalkan Abang Aideen, sementara aku jauh tak apakan jika hanya Abang Aideen yang membersamai kamu juga kembar" Pesan Javie seraya merapikan helaian rambut istrinya yang kini menahan isakan juga tangis.
![](https://img.wattpad.com/cover/343639677-288-k318939.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wijaya's Univers |Nct Dream ft Johnny| NCT
FanficWe Love You Daddy Vol. 2 . . . Kelanjutan dari cerita We Love You Daddy kisah ini akan melanjutkan cerita sebelumnya namun dari sudut pandang yang berbeda. Mengangkat tema tentang kehidupan keluarga diimbangi dengan romansa yang tercipta serta menep...