9. Gadis Petarung 🥊

450 46 1
                                    

Cahaya rembulan kini meninggi menandakan bahwa malam semakin larut bahkan cuaca menjadi lebih dingin, Aideen meregangkan tubuhnya setelah hari ini ia telah melewati hari yang cukup panjang pikirnya tak mengapa jika ia bersantai sebentar namun bukanya bisa tertidur Aideen malah terpikirkan sesuatu mengenai keadaan IGD yang sore tadi sempat kacau karena ada kecelakaan beruntun yang terjadi disekitar rumah sakit. Aideen hanya bisa menghela nafas setelah ini ia akan turun sebentar untuk melihat apakah keadaan IGD cukup baik sehingga pikiranya tenang dan bisa tertidur sebentar sebelum besok pagi ia baru bisa pulang ke rumah.

Aideen melenggangkan kakinya melewati berbagai lorong bisa ia lihat wajah-wajah lelah dari staff rumah sakit yang membaktikan diri di rumah sakit milik keluarganya ini, Aideen memilih menaiki lift agar lebih cepat sampai, sebelum ia turun ke bawah ia sempatkan unruk berkunjung ke ruangan kaka iparnya yang hari ini bertugas sendiri karena Rans harus melakukan rapat dengan petinggi rumah sakit guna promisi menaiki jabatan.

"Kak"

"Hai, tumben kemari? perlu sesuatu?"tanya Arisha

"Tidak ada, hanya ingin memastikan bahwa kaka iparku baik-baik saja" ujar Aidee

"Terimakasih atas kunjunganmu, Duduklah sebentar" perintah Arisha dengan wajah jenakanya menatap balik Aideen yang memperhatikan gerak-geriknya, Arisha paham Aideen pasti ingin bercerita sesuatu

Aideen duduk tenang sambil melihat Arisha yang sedang menyeduh teh penyegar juga cemilan ringan, mereka berdua duduk bersama sama bercerita banyak hal. Arisha dikenal sebagai dokter yang penuh tanggung jawab juga bijaksana persis seperti Rans tapi terkadang ia sedikit emosional.

"Aideen okey?" tanya Arisha

"not bad" jawab Aideen tetapi matanya seolah mengisyaratkan sesuatu.

Arisha berdiri menghadap adik iparnya itu kemudian tanganya terangkat untuk menepuk pundak Aideen yang sedang menunduk, saat dimasa seperti ini Arisha juga pernah merasakan bagaimana lelahnya menjadi seoran dokter terlebih lagi jika berada di bagian bedah umum tetapi semua itu berhasil ia lewati karena menyelamatkan banyak nyawa adalah impianya sejak dulu.

"Dek, seperti yang kaka Rans bilang nggk apa-apa kok kalau kamu emang lagi cape dan butuh istirahat namun setelah itu kamu harus bangkit lagi, didalam rumah sakit ini sangat banyak orang yang mengantungkan hidupnya, kaka paham apa yang kamu rasakan sekarang tapi kaka juga yakin kamu pasti bisa—disetiap darah kamu yang mengalir ada Rans disana dan adiknya Rans ini tidak mungkin menyerah begitu saja" ucap Arisha dengan tatapan teduhnya mirip seperti pandangan seorang ibu kepada putranya juga tepukan pelan didada Aideen yang seakan membangkitkan semangat didalam sana.

Aideen tersenyum wajahnya yang tertunduk tadi kini tegap menatap Arisha, ia mengangguk mantap bahwa apa yang dikatakan Arisha memang fakta, Rans selalu mengajarkannya tentang kerja keras dan pantang menyerah. "Thankyou kak" jawab Aideen dan Arisha hanya mengangguk sambil memasukkan dua permen didalam saku kanan Aideen.

Setelah melakukan kunjungan itu Aideen melanjutkan kegiatannya untuk memeriksa IGD dan beruntunglah kini IGD terlihat tenang dan baik-baik saja, setidaknya untuk malam ini lelaki itu akan menginap diruang staff IGD karena mungkin saja nanti ada keadaan darurat. Setelah memastikan hal itu Aideen langsung menuju ke ruang staff.

"Dokter Jaedeen....hufft...hufftt"

Aideen menghentikan langkah kakinya kemudian berbalik dan ia dapati perawat berlari ke arahnya dengan terengah. "Dokter, anda dari mana saja huffftt saya berkeliling mencari keberadaan anda, anda diminta untuk segera ke ruangan khusus" ucap sang perawat sambil terengah

Mendengar hal tersebut tentu saja Aideen berlari cepat, ruang khusus hanya untuk pasien yang mengalami kritis pikiran Aideen telah menerawang kejadian apa yang terjadi sehingga pasien langsung dimasukkan kedalam sana, Setiba ditempat itu Aideen merasa bingung pasalnya didepan ruangan telah berdiri beberapa orang berpakaian serba hitam dengan proporsional tubuh yang besar, mereka sempat menatap Aideen namun setelah itu mereka seolah tak melihat apapun.

Wijaya's Univers |Nct Dream ft Johnny| NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang