Kurang lebih sudah satu bulan Gisya menempati kosan barunya. Sebulan menempati kosan barunya membuat Gisya merasakan kehidupan yang nyaman. Adem, satu kata itu lah yang berhasil membuat Gisya betah di kosan barunya. Keberadaan Vindi sebagai teman kosnya juga kian membuat Gisya bersyukur menempati kosan barunya ini. Satu hal yang masih membuat Gisya belum terbiasa dengan kos ini adalah kerana adanya jam malam.
Adanya jam malam ini sebenarnya bukan hanya dikeluhkan oleh Gisya, tetapi juga oleh kekasihnya, Ganta. Perdebatan tentang jam malam antara dirinya dan juga Ganta, bahkan baru saja terjadi tadi malam. Kekasihnya itu masih gigih membujuk Gisya untuk pindah ke kosan yang lebih bebas terkait jam malam. Namun tentu saja Gisya menolak dengan berbagai alasan.
Selain karena dirinya juga sudah merasa nyaman dengan kosan ini, Gisya juga merasa lebih aman untuk tinggal di sini. Kedua orang tuanya yang sempat Gisya beri tahu tentang masalah yang menimpa Gisya, langsung menjenguk Gisya beberapa waktu lalu, dan mereka tentu saja setuju Gisya ngekos di tempat Pak Anwar.
Ya, satu minggu setelah Gisya pindah ke kosan barunya ini, orang tuanya langsung menjenguk Gisya begitu mereka mengetahui permasalah Gisya dengan ibu kos lamanya. Posisi Gisya yang merupakan anak bungsu dan anak perempuan satu-satunya itu, tentu saja membuat orang tuanya selalu merasa lebih khawatir dengannya, dari pada dengan kedua kakak laki-lakinya.
Gisya masih ingat begitu orang tuanya menginjakan kakinya di kosan barunya ini, orang tuanya itu langsung menyukai kosan tersebut. Bahkan saat Gisya mengenalkan Papahnya pada Pak Anwar. Pak Gunawan, papanya itu langsung mengobrol akrab dengan Pak Anwar. Keakraban itu juga terjalin antara Mamanya, Lita dengan sang ibu kos. Bahkan saat kedua orang tuanya berkunjung, Pak Anwar dan Ibu Sri menjamu kedua orang tuanya dengan baik. Mereka bahkan sempat makan siang bersama. Peraturan di kosan barunya yang memang lebih ketat dari kosannya yang sebelumnya ini, tentu saja disetujui dan didukung penuh oleh Papa dan Mamanya.
"Iya bagus itu, jadi biar kamu fokus kerjain skripsinya, jangan pacaran melulu. Yang nurut apa kata Pak Anwar sama Ibu Sri."
Gisya bahkan masih ingat pesan papanya tersebut. Walaupun orang tuanya sangat protektif terhadap Gisya, tetapi Gisya selalu terbuka dengan orang tuanya. Gisya bahkan selalu menceritakan hampir semua hal yang terjadi di hidupnya pada papa dan mamanya, termasuk kehidupan percintaannya dengan Ganta.
Pertemuan kedua orang tuanya dengan ibu dan bapak kosnya ini, ternyata membuka sebuah fakta baru bahwa ternyata Pak Anwar dan Papanya pernah saling mengenal. Dulu Pak Gunawan pernah bekerja di bidang pertambangan minyak bumi dan batu bara, begitu pun dengan Pak Anwar. Pada saat itu, papanya adalah salah satu junior Pak Anwar di perusahaan. Namun setelah sepuluh tahun menikah dengan mamanya, papanya itu memilih resign untuk mengembangkan bisnis perkebunan teh milik keluarganya di Sukabumi.
Pertemuan orang tuanya dengan ibu dan bapak kosnya itu, tentu saja jadi seperti reuni dadakan. Gisya sendiri tidak pernah menyangka bahwa ternyata dunia benar-benar sempit. Dan dari pertemuan tersebut, Giysa merasa Pak Anwar dan juga Bu Sri lebih memperhatikannya, dibanding dengan anak kos yang lain. Gisya tau, ini semua pasti kerana papanya yang meminta tolong pada Pak Anwar dan Ibu Sri untuk mengawasinya.
Tokk Tokkk Tokkk
Saat ini ketukan pintu membuat Gisya tersadar dari lamunannya beberapa saat lalu. Dengan langkah cepat Gisya pun membuka pintu kamar kosnya tersebut. Saat ini, gadis itu melihat Vindi sudah berpakaian rapi, dengan ransel yang menggantung di punggungnya.
Melihat penampilan sahabatnya itu Gisya jadi teringat bahwa hari ini adalah hari pertama libur semester yang ditetapkan kampusnya. Banyak mahasiswa yang pulang kampung termasuk sahabatnya ini.
"Yah... Lo beneran balik Vin?" tanya Gisya lesu.
"Iya dong, paling seminggu doang lah," jawab sahabatnya itu, dengan senyum sumringah di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Bilang Bapak Ya Mas?!
ChickLitGisya si magnet bagi para pria, tiba-tiba mendadak harus pindah dari kos-nya karena ulah ibu kos-nya yang seperti nenek lampir. Dengan bantuan sahabatnya, Gisya mendapatkan kosan baru yang lebih nyaman. Kosan baru, suasana baru, dan peraturan baru...