Part 21 : Martabak Terang Bulan

8.6K 510 2
                                    

Berbeda dengan malam minggu Giysa biasanya, malam minggu kali ini Gisya tidak pergi kemana pun. Entah kenapa, tapi yang jelas hari ini Gisya merasa malas untuk pergi keluar dari kosannya. Hari ini yang Gisya lakukan hanyalah me time dengan merawat dirinya dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Seperti malam ini, selepas sholat magrib Gisya memutuskan untuk menggunakan masker di wajahnya. Satu minggu ini wajah Gisya terus terkena makeup bahkan hampir setiap hari. Karena satu minggu ini endorsment yang masuk cukup banyak, intensitas penggunaan makeup yang Gisya lakukan otomatis menjadi lebih sering dari biasanya. Jadi ketika hari ini Gisya memiliki waktu luang, Gisya memaksimalkan itu dengan merawat dirinya dari atas sampai bawah, walaupun hanya di rumah saja.

Sambil ditemani dengan laptopnya yang sedang menayangkan sebuah series netflix kerajaan inggris yang cukup terkenal, Gisya juga ditemani dengan beberapa bungkus makanan ringan, dan segelas ice kopi yang baru saja dia buat. Jauh dalam lubuk hatinya, Gisya sangat menikmati hidupnya yang santai seperti ini. Santai, tenang, dan yang jelas tanpa tekanan. Mungkin karena itu Gisya sangat menyukai pekerjaannya. Hal ini tentu akan berbeda, ketika nanti Gisya sudah resmi wisuda dan menjadi pengangguran seutuhnya. Papanya memang lebih ingin Gisya terjun ke dalam bisnis keluarganya mengelola kebun teh, atau bekerja kantoran seperti pada umumnya. Dan bagaimanapun papanya seringkali menuntut dan memaksa Gisya untuk mengikuti semua yang dia inginkan.

Papanya itu tidak pernah mendukung keinginan Gisya untuk berkarir dan terjun di dunia kreatif, papanya bilang bidang pekerjaan yang gadis itu pilih tidak menjanjikan, dan tidak mensejahterakan. Satu hal yang Gisya benci dari itu semua adalah, dirinya tidak bisa melawan kehendak tersebut.

Sebenarnya Gisya pernah sekali mencoba membangkang kehendak papanya untuk tidak kuliah di jurusannya saat ini. Namun pada saat itu, Gisya malah mendapatkan ancaman nyata dari papanya. Ancaman yang papanya lakukan adalah dengan menyetop semua uang jajan, dan juga fasilitas yang dia berikan pada Gisya. Sialnya pada saat itu Gisya memang masih terlalu manja. Gadis itu belum tahu bagaimana caranya mencari penghasilan sendiri, jadi ancaman finansial seperti itu tentu sangat berefek dan sangat ditakuti oleh Gisya yang terbiasa hidup tercukupi sejak kecilnya.

Walaupun Gisya sendiri bukan anak sultan yang sangat kaya, tetapi sejak kecil Gisya tidak pernah merasakan kekurangan satu apapun, bahkan kehidupan Giysa lebih dari berkecukupan. Sejak kecil apa pun yang Gisya ingin selalu dia dapatkan, khususnya dari bidang materi. Namun semua hal yang Gisya dapatkan itu harus dia bayar dengan kepatuhannya pada kedua orang tuanya, khusunya papanya.

Semua aturan rumah tangga di rumahnya berada dalam tangan papanya, bahkan mamanya selalu berada di sisi yang sama dengan papanya. Kakak-kakaknya? Meraka juga sama, terbiasa dididik keras dan juga disiplin oleh papanya, kakak-kakak Gisya tumbuh menjadi orang-orang yang patuh dan penurut. Positifnya dari semua itu adalah, kedua kakaknya itu hidup lurus di tengah banyak sekali tikungan duniawi yang menggodanya.

Kruuk Kruuuk

Saat sedang asik tenggelam dalam lamunannya Gisya tersadar dengan suara perutnya sendiri. Sepertinya walaupun sejak tadi mulut Gisya tidak pernah berhenti mengunyah snack, tapi perutnya itu tidak benar-benar bisa merasa kenyang. Gisya butuh sesuatu yang lebih berat untuk mengganjal rasa laparnya. Dan hal ini akhirnya membuat Gisya membuka ponselnya untuk melihat berbagai makanan yang tersedia di ojek online.

Dari sekian banyaknya makanan yang ada di ojek online, entah mengapa yang saat ini ada di pikiran Gisya adalah martabak manis rasa jagung susu keju. Tapi satu porsi martabak terlalu banyak untuk Gisya, gadis itu butuh teman sharing.

Sambil tersenyum girang Gisya pun melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya untuk menuju ke kamar Vindi yang ada di lantai satu. Belum juga Gisya sempat menginjakkan kakinya di tangga, tiba-tiba keadaan rumah semuanya mendadak gelap gulita.

Jangan Bilang Bapak Ya Mas?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang