Part 18 : Emergency

9K 610 5
                                    

Senin adalah hari yang sering di juluki monster day oleh kebanyakan orang, tetapi sepertinya istilah itu tidak berlaku bagi Gisya. Kehidupannya sebagai pengangguran, membuat Gisya bisa dengan santainya menyantap sarapan, sekaligus makan siang sambil menonton youtube chanel favoritnya. Gisya yakin, semua penghuni kos pasti sedang beraktifitas dan tidak berada di kamar mereka. Bahkan Vindi sahabatnya pun, hari ini memiliki aktifitas yang cukup sibuk untuk mengurus beberapa berkas di kampus.

Bisa di bilang hari ini Gisya sangat gabut. Gisya tidak memiliki aktifitas apapun untuk dikerjakan. Semua endorsement sudah Gisya kerjakan sejak minggu lalu. Sebenarnya saat ini, sambil menyantap nasi goreng di dapur kosannya, Gisya juga sambil memikirkan ide baru untuk membuat konten di sosial medianya.

"Nonton apa lagi ya?" gumam Gisya, sambil menggulir layar ponselnya, yang saat ini masih berada di youtube.

Sejak mejadi anak kos, Gisya memang memiliki kebiasaan baru, yakni dirinya harus makan sambil ditemani dengan nonton youtube. Apalagi jika Gisya sedang makan sendirian seperti ini.

Seperti saat ini, nasi goreng di piringnya masih belum habis, namun video yang tadi Gisya tonton nampaknya sudah berakhir. Jadi Gisya kembali sibuk memilih satu konten di youtube, yang cukup menarik sebagai teman sarapan kali ini. Video yang Gisya pilih adalah sebuah video cerita horor, dari seorang youtuber favoritnya. Setelah menemukan bahan tontonan, Gisya pun kembali menyantap nasi goreng yang ada di piringnya.

"Tolonggggg!!!!"

Di tengah keasikannya tiba-tiba saja Gisya mendengar suara samar, seperti orang minta tolong. Awalnya Gisya pikir semua itu berasal dari video yang sedang dia tonton. Namun saat videonya di pause, ternyata suara itu berasal dari arah luar kosnya.

Mengetahui hal tersebut, tentu saja Gisya langsung melangkahkan kakinya ke luar dari kosannya. Saat semakin ditelusuri ternyata asal sumber suara tersebut adalah dari arah paviliun tempat ibu dan bapak kosya tinggal. Semakin dekat Gisya semakin sadar bahwa suara tersebut adalah suara Ibu kosnya.

"Tolonggg......!!! Heuuu Heuuu...." Kali ini Gisya semakin mempercepat langkahnya, ketika mendengar suara ibu kosnya yang kembali meminta tolong, disertai dengan suara tangisan setelahnya.

Dengan setengah berlari, Gisya pun melangkah kearah paviliun, dan langsung membuka pintu paviliun tersebut. Bahkan saking paniknya, Gisya juga sampai lupa untuk mengucapkan salam. Suara tangisan ibu kosnya makin terdengar. Sampai Gisya memasuki paviliun tersebut, Gisya masih belum melihat keberadaan ibu kosnya.

"Ibu... Ibu gak apa-apa kan? Ibu di mana?" tanya Gisya, dengan suara yang setengah berteriak dambil terus melangkahkan kakinya ke dalam paviliun tersebut.

"Alhamdulillah Gusti.... Mbak, Ibu di kamar Mbak, tolong Mbak," jawab Ibu kosnya dengan setengah menjerit.

Mendengar suara tersebut dengan langkah yang sedikit panik, Gisya pun mulai memberanikan diri melangkah kearah satu ruangan yang ada di sana. Dari posisinya, Gisya bisa melihat kearah ruangan tersebut, pintu ruangan tersebut sudah terbuka lebar. Betapa terkejutnya Gisya, ketika menemuka ibu kosnya sedang memangku Pak Anwar, yang sedang terkapar di bawah tempat tidurnya. Kondisi Bu Sri, terlihat sangat tidak baik-baik saja, ibu kosnya itu saat ini sedang menangis tersedu-sedu, sambil meminta tolong. Melihat hal tersebut, tentunya Gisya langsung membantu ibu kosnya, untuk segera memindahkan Pak Anwar ke atas kasur mereka.

"Bapak kenapa Bu?" tanya Gisya, sambil memapah tubuh bapak kosnya yang tidak sadarkan diri.

"Ta... tadi bapak pingsan habis dari toilet, ibu mau bawa badan bapak ke kasur, tapi kaki ibu juga kram," jelas Ibu Sri, sambil tersedu-sedu. Mendengar hal tersebut, Gisya pun membantu Ibu Sri duduk di kasurnya.

Jangan Bilang Bapak Ya Mas?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang