Part 25.2 : Serba Serbi Movie Date

8.9K 492 14
                                    

SELAMAT NGABUBURIT GUYS 🥳

***

Saat ini Gisya sudah berada di sebuah bioskop yang ada di salah satu mall sekitaran Jakarta Selatan. Sejak tadi mereka turun dari mobil, Bumi tidak pernah melepaskan rangkulan tangannya dari pinggang Gisya atau bahkan tangan Gisya.

"Kita mau nonton film apa Mas?" tanya Gisya sambil mendongakkan kepalanya menatap Bumi.

"Film apa ya tadi judulnya? Ini nih," jawab Bumi sambil memperlihatkan ponselnya ke arah Gisya.

Di sana terlihat bahwa tiket nonton film kali ini sudah Bumi pesan melalui online. Namun Gisya cukup terkejut ketika dirinya melihat ke arah genre film yang Bumi pilih saat ini.

"Ini film horor?" tanya Gisya dengan wajahnya yang terkejut.

"Iya kenapa? Kamu suka kan?" tanya Bumi lagi.

Di tempatnya saat ini Gisya hanya melirik Bumi dengan tatapan herannya. Sejak kapan Gisya menyebutkan bahwa dirinya menyukai film horor?! Gisya bahkan takut gelap dan sejujurnya Gisya juga sedikit takut hantu. Tapi rasa takutnya akan hantu itu sering kali tertutup ketika orang tuanya berkata kalau hantu adalah takhayul.

"Kata siapa aku suka horor?" tanya Gisya.

"Loh bukannya waktu mati lampu kamu bilang, kamu suka nonton film horor? Pas aku tanya kamu takut setan apa nggak, kamu jawab kamu gak takut setan, terus kamu juga bilang kamu suka nonton film horor, dan kamu berani nonton film horor." Apa yang Bumi katakan kali ini membawa Gisya mengingat momen saat terjadi mati lampu beberapa minggu lalu.

Pada saat itu, niat hati Gisya hanya ingin mempertahankan gengsinya di depan Bumi. Ya kali, Gisya ngaku kalau sebenarnya di takut setan dan gelap, bukankah itu sangat tidak keren? Tapi saat ini Gisya sungguh menyesali hal bodoh yang dia lakukan beberapa Minggu lalu itu.

"MAKAN TUH GENGSI!" Saat ini Gisya bisa dengan jelas mendengar jeritan batinnya sendiri.

"Kenapa? Kamu gak suka filmnya?" tanya Bumi.

"Hah?" tanya Gisya yang sejak tadi melamun cukup lama.

"Kamu gak suka sama film-nya?" tanya Bumi lagi.

"No, bukan. Tapi aku sebenernya gak suka film horor. Aku takut hantu Mas," jawab Gisya yang saat ini tengah meremas lengan jaket milik Bumi.

"Loh, terus waktu itu?" tanya Bumi.

"Aku malu buat bilang kalau aku takut gelap dan takut setan. Soalnya di rumah juga kalau aku bilang gitu, papa selalu bilang kalau manusia takut sama setan itu imannya lemah, dan hantu itu cuma takhayul," jawab Gisya jujur.

Melihat Gisya yang seperti ini sontak Bumi langsung membawa Gisya dalam pelukannya. Secara singkat Bumi juga mengusap dan menepuk punggung Gisya.

"Hei, setiap manusia itu wajar punya rasa takut Gisya. Takut setan dan gelap itu bukan tanda kalau iman kamu lemah. Setiap orang juga punya titik di mana imannya akan lemah ketika berhadapan dengan hal-hal tertentu," ucap Bumi dengan lembut.

"Kalau kamu takut, harusnya kamu jujur aja. Orang juga gak akan menjudge kamu karena ketakutan kamu. Karena setiap orang punya ketakutannya masih-masing," ucap Bumi sambil menatap kearah Gisya, yang saat ini kedua pipinya tengah berada dalam tangkupan tangan besar Bumi.

"Aku juga punya ketakutan ku sendiri kok, dan aku juga punya titik lemah iman ku juga. Mau tahu gak iman ku lemah kalau lagi apa?" tanya Bumi.

Sejak beberapa hari lalu, Bumi sudah tidak sekaku biasanya. Pembahasaannya yang biasanya selalu menyebut diri sendiri dengan saya, kini sudah berubah menjadi aku, dan hal itu tentunya membuat hubungan mereka semakin terasa dekat.

Jangan Bilang Bapak Ya Mas?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang