Di hari sabtu yang cerah ini, Gisya memilih untuk mengawali harinya dengan berolahraga pagi, lalu mandi, karena rencananya Gisya akan menyiapkan sarapan ringan ala dirinya. Saat ini Gisya memang sedang menjalankan diet, karena akhir-akhir ini semakin banyak brand pakaian yang menawari Gisya kerja sama. Tentunya karena tubuh Gisya akan semakin banyak dilihat orang, Gisya harus bisa menjaga bobot tubuhnya agar tetap ideal.
Pagi ini dengan masih menggunakan kaos rumahan, celana pendek, serta handuk yang masih menggulung rambut basahnya, Gisya membuat telur rebus, dan beberapa sayuran lain yang juga dia rebus. Jangan lupakan kopi, karena itu adalah sesuatu hal yang wajib ada di sarapan Gisya.
Setiap pagi di hari libur, kosannya memang selalu sepi, para penghuni kos kebanyakan masih menghabiskan waktu mereka untuk bersantai dan bergelung di tempat tidur masing-masing. Sebenarnya Gisya pun sama-sama ingin bermalas-malasan seperti teman-temannya yang lain. Tapi hari ini Gisya memiliki pekerjaan. Kali ini sambil ditemani dengan Spotify di ponselnya Gisya dengan santai wara-wiri di dapur kosannya.
"Sugar! yes please..." Sambil menyenandungkan lagu Sugar dari Maroon 5, Gisya sedikit menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Saking asiknya dengan kegiatannya kali ini, Gisya sampai-sampai tidak menyadari bahwa saat ini ibu kosnya itu sedang menghampirinya.
"Mbak Gisya, lagi masak buat sarapan ya?" tanya Ibu Sri.
Gisya yang saat ini sedang fokus dengan masakannya, tentu saja langsung terperanjat ketika mendengar suara ibu kosnya tersebut. Sejak tadi Gisya tidak menyadari kehadiran ibu kosnya itu.
"Eh Ibu, maaf ya Bu saya kaget, iya ini lagi bikin sarapan," ucap Gisya pada ibu kosnya tersebut.
"Gak apa-apa, lagian Ibu juga salah, muncul tiba-tiba," jawab ibu kosnya sambil tersenyum kearah Gisya.
"Saya perhatikan Mbak Gisya ini rajin ya, suka sekali bangun pagi," ucap Bu Sri, yang kali ini sudah duduk di salah satu kursi pantry.
"Ah enggak Bu, kebetulan aja lagi ada kerjaan, makanya harus bangun pagi," jawab Gisya lagi.
"Kerjaan? Mbak Gisya selain kuliah kerja juga?" tanya ibu kosnya itu dengan raut yang cukup terkejut.
"Emmh, bukan kerja yang gimana sih Bu. Freelance aja," jawab Gisya lagi.
"Freelance apa kalau Ibu boleh tau?" tanya Bu Sri mulai kepo.
"Saya kerjanya bikin video di Instagram buat promosiin produk orang." Saat ini, hanya penjelasan sederhana itu yang terpikirkan oleh Gisya.
"Oh gitu toh. Jaman sekarang kerjaan dimana aja ada ya Mbak, Ibu aja baru tau," jawab Bu Sri.
"Ibu hari ini gak berkebun?" tanya Gisya lagi.
Sebenarnya Gisya agak sedikit heran dengan kehadiran Bu Sri yang pagi ini sudah ada di dapur kosnya. Biasanya jika pagi-pagi seperti ini, Bu Sri dan juga Pak Anwar akan berkebun di taman depan atau di taman belakang.
"Oh itu, nanti mangga yang di belakang mau di panen. Ini saya nungguin Bumi lagi ambil alat-alatnya di depan. Anak itu udah gede, tapi buat ke sini aja minta ditemenin Ibu." Mendengar penjelasan ibu kosnya ini. Sontak tubuh Gisya menegang ketika nama Bumi di sebut. Pikiran Gisya sontak teringat kejadian seminggu yang lalu, saat terakhir kali dirinya bertemu dengan Bumi.
***
Malam ini Gisya dan Vindi sampai di kosan mereka tanpa drama terkunci di luar, padahal saat ini kepulangan mereka melebihi jam malam. Mereka tiba di kosan pada pukul 23.25. Tapi kali ini mereka bisa pulang dengan tenang, karena mereka pulang bersama anak pemilik kosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Bilang Bapak Ya Mas?!
ChickLitGisya si magnet bagi para pria, tiba-tiba mendadak harus pindah dari kos-nya karena ulah ibu kos-nya yang seperti nenek lampir. Dengan bantuan sahabatnya, Gisya mendapatkan kosan baru yang lebih nyaman. Kosan baru, suasana baru, dan peraturan baru...