-PERMINTAAN MAAF-
Dear my lovely readers,
Kaya rollercoaster hidup ku juga ternyata ada up and down nya, dan aku pun gak ekspek akan mengalami si rollercoaster itu.
Setelah berbulan-bulan bergelut dengan kondisi keluarga ku, dari mulai sakitnya kakek, hingga terpaksa pindah tempat tinggal ke rumah kakek, belum lagi urusan mencari pekerjaan, it's very stressfull, dan sempet bikin aku mandeg gak bisa nulis, karena sulit banget buat konsentrasi.
Tapi bersyukurnya hari ini aku inget buat balik kelapak aku ini. Aku pikir ya dari pada NGANGGUR at least harus ada yang bikin aku produktif.
Dan honestly satu dua hal yang cukup banyak menyita banyak rasa interesting aku akhir-akhir ini adalah..... AKU PUNYA PACAR hahahaha. Setelah dua tahun bergelut dengan trust issue dan pikiran negatif ku tentang laki-laki, i try to open my heart, sama seseorang nan jauh di mato :') but he's amazing, and i think he's all i need, semoga yaaaaa doain dong please. Aku cape berpetualang mulu hehe. Aku buka lagi wattpad pun karena baru aja di ingetin sama doi, "Baby why you didn't try to write your novel again, so many ways to get your dream sayang."
So here I'm with a BIG APOLOGIZE TO YOU GUYS.
I'm so sorry karena aku terlalu larut merutuki takdir yang udah jelas-jelas bukan lagi urusanku. Dan terimakasih buat kalian yang masih menunggu ceritaku. Aku akan seneng banget kalau kalian masih bersedia buat lanjut baca cerita ku. It's an honor for me.
Udah segitu aja curcol dan bacotan dari saya, selamat membaca. ☺️
*****
Sejak sore tadi Gisya benar-benar sudah tidak fokus dengan berbagai endorsement yang sedang dia kerjakannya. Semua konsentrasinya hari ini mendadak buyar tak kala Bumi memberikan Gisya pesan bahwa kekasihnya itu sudah memberitahu Bapak dan Ibunya, jika nanti malam Bumi akan membawa kekasihnya untuk makan malam bersama Bapak dan Ibunya, dan kekasih yang Bumi maksud siapa lagi kalau bukan Gisya.
"Ini nih, sekarang lo dapet endorsment face roller," ucap Vindi sambil menyerahkan sebuah face roller dari brand kecintaan mamanya cipung.
Gisya yang melihat face roller pun akhirnya langsung memutuskan untuk segera menggunakan sheetmask, sebagai properti tambahan untuk mensupport produk endorsement yang menggunakan jasanya. Saat ini set kamera berubah menjadi kearah kasur Gisya, dimana di sana Gisya siap dengan posisinya.
"SATU DUA TIGA," ucap Vindi memberi aba-aba.
"Guys aku punya tips and tricks loh buat kalian yang mau ngilangin cringcle di wajah. Sini aku tunjukin! Pokoknya caranya simple banget. First thing first kalian harus make sure kalau kulit wajah kalian itu lembab. Kalau aku sih biasa pake setelah aku maskeran kaya gini. Atau pas lagi maskeran juga bisa sih. Kaya gini nih." Kali ini sambil menghadap kamera, Gisya pun mencotohkan penggunaan barang endorse tersebut.
"Ini tuh alatnya super super enak banget. Adem, pokoknya enak kalau buat nenenin..."
"Cut! Gi lo typo kok bisa sampe keucapan gitu sih? Lagian lo lagi mikirin apa sih? Nemenin jadi nenenin, tadi juga susah banget bilang senioritas jadi senitoritas, terus apa tuh yang pas siang juga perkara ngomong sterilisasi aja susah banget. Lo kenapa sih hari ini? Mikirin apa sih?" Kali ini kesalahan Gisya memang sudah banyak, jadi pantas jika Vindi geregetan sendiri melihat kelakuan Gisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Bilang Bapak Ya Mas?!
ChickLitGisya si magnet bagi para pria, tiba-tiba mendadak harus pindah dari kos-nya karena ulah ibu kos-nya yang seperti nenek lampir. Dengan bantuan sahabatnya, Gisya mendapatkan kosan baru yang lebih nyaman. Kosan baru, suasana baru, dan peraturan baru...