Part 20.2 : Suka Kopi?

8.2K 536 0
                                    

Sorry semalem aku ketiduran guys
Enjoyyy

Hari ini pagi-pagi sekali, saat Gisya sedang melakukan workout paginya, gadis itu mendapatkan ketukan di pintu kamarnya, dan saat dia buka pintu kamarnya ternyata itu adalah Ibu kosnya. Sambil tersenyum ibu kos nya itu menyambut Gisya.

Pagi ini, setelah menceritakan masalahnya yang tidak bisa memesan taksi online, Ibu kosnya itu meminta tolong agar Gisya membantunya dalam memesankannya taksi online. Ibu kosnya itu ternyata tidak mengerti bagaimana cara memesan taksi online untuk pergi ke rumah sakit siang nanti. Dan usut punya usut, Ibu kosnya tersebut juga tidak bisa membaca titik maps. Gisya yang mendengar hal tersebut tentu saja khawatir jika membiarkan Ibu kosnya menggunakan taksi online sendirian. Sampai pada akhirnya Gisya menwarkan diri untuk mengantar Ibu kosnya tersebut. Dan di sini lah Gisya sekarang, gadis itu sudah berada di ruang rawat inap Pak Anwar untuk yang ketiga kalinya.

Lagi-lagi Giysa terjebak di tengah keluarga ibu dan bapak kosnya. Terlebih lagi saat ini, ternyata anak pertama Ibu dan Bapak kosnya yang bernama Bima juga berada di sana.

Sebenarnya setelah tadi dirinya berhasil mengantar Bu Sri sampai ke kamar rawat suaminya, gadis itu langsung berpamitan pada Bapak dan Ibu kosnya untuk segera kembali ke kosan. Namun ternyata Bapak kosnya itu malah menahan Gisya, dengan alasan Gisya baru diperbolehkan pulang setelah makan siang bersama mereka. Dan makan siang yang Gisya pikir hanya akan melibatkan Bumi, lalu bapak dan ibu kosnya, ternyata bertambah dengan kehadiran anak pertama mereka yang bernama Bima.

Saat ini keluarga bapak dan ibu kosnya tersebut tengah menyambut hangat kepulangan Bima dengan pelukan. Gisya yang sejak tadi ada di sana hanya menjadi penonton seperti biasa. Sampai akhirnya Ibu kosnya memperkenalkan Gisya pada pria jangkung, dengan wajah mirip Bumi namun dengan mata oriental yang mirip sekali dengan Bu Sri.

“Bima kenalin, ini salah satu anak kos Ibu. Namanya Gisya, kemarin dia yang nolongin Ibu waktu Bapak mendadak collapse,” jelas Bu Sri pada pria itu. Gisya yang diperkenalkan seperti itu pun, langsung tersenyum ramah.

“Gisya Mas,” ucap Gisya sambil membungkukkan kepalanya singkat.

“Bima,” jawab Pria itu tak kalah singkat.

Jika menurut Gisya Bumi itu kaku, maka pria yang bernama Bima ini seperti kanebo kering yang masuk kedalam freezer. Kakak dari Bumi ini ternyata lebih gak asik dari Bumi sendiri. Kesan pertama Gisya berkenalan dengan Bumi memang tidak begitu baik, tetapi Bumi nyatanya tidak lebih dingin dari sang kakak.

“Mas Bima belum makan kan pasti? Ayo makan sama-sama, Ibu sengaja masak dulu sebelum ke sini biar kita bisa makan sama-sama di sini,” ajak Bu Sri yang terlihat sangat excited. Dengan cekatan Bu Sri membuka tempat makan yang tadi dia masak khusus untuk menyambut kepulangan anak sulungnya.

“Ibu harusnya jangan repot masak kaya gini. Kita kan bisa order makanan,” ucap Bumi pada sang Ibu.

“Udah jangan bawel, Mas mu itu jarang makan masakan Ibu,” ucap Bu Sri sambil menatap galak kearah Bumi.

Setiap kali Bima pulang, ibu nya itu memang sering kali menyambutnya dengan penuh antusias. Bukan cemburu, hanya saja Bumi merasa apa yang Ibunya lakukan itu sedikit berlebihan, apalagi ketika situasi sedang seperti ini. Tapi itu lah Ibu nya.

Kali ini semua orang mulai mengambil makanan yang sudah terhidang di meja rumah sakit. Walaupun dengan alat seadanya, tetapi terlihat semua orang menikmati hidangan makan siang mereka. Sesi makan siang kali ini diselingi oleh beberapa obrolan ringan antara Bu Sri, Bima, Pak Anwar, dan Bumi. Sedangkan Gisya? Gadis itu seperti biasa hanya bisa menjadi penonton dan sesekali menanggapi obrolan mereka dengan mengangguk dan tersenyum singkat.

Jangan Bilang Bapak Ya Mas?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang