Part 14.1 : Hero

9.5K 588 7
                                    

Hari ini adalah hari yang cukup sibuk bagi Bumi. Setelah mengurus beberapa legalitas akta hak asuh anak atas client nya, kini Bumi masih harus disibukan dengan agenda rapat bersama client nya yang lain di salah satu mall di kawasan Jakarta Pusat. Walaupun di jam makan malam seperti ini Bumi seharusnya sudah berada di kamarnya yang nyaman, tapi untuk hari ini Bumi nyatanya masih harus lembur.

"Jadi gimana Pak Adi? Kira-kira apakah izin operasionalnya sudah bisa digunakan pertengahan bulan ini? Preman-preman pasar, dan gerombolan mereka sangat menyulitkan saya dalam usaha ini," ucap Pak Sambodo, yang merupakan salah satu client nya.

"Saya usahakan ya Pak, untuk menyelesaikan semua legalitasnya sebelum tanggal dua puluh nanti. Saya harap dari pihak bapak juga tidak melakukan konfrontasi apapun pada preman itu," ucap Bumi lagi.

"Nanti saya dan tim yang akan urus semuanya," tambah Bumi lagi.

"Baik kalau begitu, terimakasih ya Pak Bumi. Maaf kalau jadinya saya seperti memburu-buru Pak Bumi. Ini sungguh di luar prediksi saya," ucap Pak Sambodo lagi.

"Tidak apa-apa Pak, itu hal yang sering terjadi. Terimakasih karena bapak mempercayakan kami menyelesaikan masalah ini," ucap Bumi lagi.

"Sama-sama Pak, kalau begitu saya pamit," ucap Pak Sambodo, sambil menjabat tangan Bumi, dan juga asistennya yang bernama Kevin.

"Pak Adi saya mohon izin, saya sepertinya pulang terpisah saja naik ojek online. Saya mau mampir ke tempat lain dulu Pak," ucap Kevin pada Bumi.

"Oh iya, tidak apa-apa, saya juga kebetulan mau mampir dulu ke bawah," ucap Bumi pada asistennya tersebut. Setelah itu Kevin pun melenggang pergi meninggalkan Bumi.

Saat ini Bumi sedang berada di sebuah store brand sepatu kenamaan yang banyak menjual sepatu olah raga. Rencananya Bumi memang ingin membeli sebuah sepatu yang bisa dia gunakan untu pergi ke gym. Akhir-akhir ini Bumi memang selalu membiasakan kembali dirinya untuk olah raga setiap selepas sholat subuh.

Sebenarnya Bumi bukan orang yang begitu rajin berolahraga, Bumi lebih cinta dengan pekerjaannya. Namun akhir-akhir ini setelah Bumi menjadi salah satu pengikut Gisya di instagram gadis itu. Bumi jadi sering melihat pola hidup Gisya yang cukup sehat. Bumi yang tahun ini usianya sudah menginjak kepala tiga, tentu saja merasa malu dengan pola hidup Gisya yang sehat. Gisya saja yang muda menjaga pola hidupnya agar tetap sehat, masa Bumi yang sudah tua tidak melakukan hal yang memang perlu dia lakukan.

Mengingat Gisya, Bumi jadi teringat pada satu hal. Kemarin saat Bumi membuka instagramnya, seperti biasa yang pertama Bumi cari adalah instastory milik Gisya. Di sana Bumi melihat jika Gisya cukup banyak merepost postingan beberapa orang di instastory miliknya. Di story tersebut, Bumi melihat jika Giysa baru saja menyelesaikan sidang skripsinya.

Di postingan tersebut, Bumi banyak melihat wajah Gisya yang tersenyum cantik kearah kamera, dengan baju hitam putih serta jas almamater yang dia kenakan. Bumi juga bisa melihat banyaknya orang-oarang yang menyayangi Gisya, terlihat dari banyaknya hadiah yang Gadis itu terima.

Sebenarnya saat kemarin Bumi melihat postingan instastory Gisya, Bumi sempat memiliki ide untuk memberikan Gisya sebuah hadiah. Namun Bumi bingung bagaimana caranya memberikan hadiah tersebut. Alhasil Bumi kembali mengurungkan niatnya, lagi pula kenapa Bumi harus memberikan gadis itu hadiah?

Saat ini Bumi sedang melihat-lihat beberap sepatu yang akan dia beli. Ada satu sepatu yang cukup Bumi suka. Setelah menemukan pilihannya tersebut, Bumi pun langsung memanggil seorang pramu yang ada di sana. Namun bukannya menghampiri Bumi, kini pramu dan beberapa orang yang ada disana mulai berhamburan kearah luar. Awalnya Bumi tidak tertarik untuk keluar dari dalam store tersebut. Namun tiba-tiba Bumi mendengar sebuah suara yang khas, yang cukup sering Bumi dengar akhir-akhir ini.

Jangan Bilang Bapak Ya Mas?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang