Part 17.1 : Berbeda

8.6K 517 6
                                    

Maaf ya guys aku lupa kalau kemarin hari kamis 🥲
*

**

Saat ini Gisya sudah berada di salah satu bistro yang menyediakan berbagai makanan fushion food. Di hadapan Gisya saat ini, ada Faizal yang sedang menatap kearahnya. Sejauh ini sikap dan perilaku Faizal adalah yang paling sopan, baik, dan tidak neko-neko.

"Emmh, Gi boleh aku tanya sesuatu?" tanya Faizal lagi.

"Sure," jawab Gisya santai.

"Cowo tadi... Itu siapa?" tanya Faizal dengan hati-hati.

"Oh tadi.... Anaknya bapak kos," jawab Gisya lagi.

"Bukan siapa-siapa kan?" tanya Faizal lagi.

"Sorry maksudnya?" tanya Gisya, sambil mengernyit bingung.

"Maksudnya..... Are you really single?" tanya Faizal dengan hati-hati.

"Hahaha, menurut kamu muka ku ada tampang suka selingkuh ya?" Bukannya menjawab, kini Gisya malah tertawa, dan bertanya balik pada Faizal.

"Enggak, aku gak bermaksud kaya gitu. Aku cuma mau memastikan," jawab Faizal lagi.

Oh jadi gini rasanya jalan sama brondong? tanya Gisya dalam hati. Gisya pun masih terkekeh kecil sambil menatap kearah Faizal. Lucu saja rasanya, ketika melihat seorang pria gugup di hadapannya. Lagi-lagi kelakuan Faizal yang seperti ini membuat Gisya semakin merasa sedang jalan dengan seorang adik manis.

"Kalau aku single kanapa?" tanya Gisya lagi.

"Gak apa-apa, berati aku punya peluang untuk maju," jawab Faizal secara terang-terangan.

"Maju? Nyaleg kali ah maju," jawab Gisya lagi dengan terkekeh kecil.

"Aku serius," jawab Faizal, sambil menatap kearah Gisya.

Gisya yang ditatap seperti itu oleh Faizal hanya menatap Faizal dengan kedua alisnya yang terangkat. Jujur Gisya bingung harus menanggapi seperti apa obrolan Faizal ini.

"Aku serius Gisya, aku suka sama kamu." Belum selesai kebingungan Gisya barusan, kini Faizal malah memberikan Gisya sebuah kejutan. Secepat ini kah pengakuan suka dari Faizal? Pikir Gisya.

"Suka? Secepat itu?" tanya Gisya skeptis.

"Emang harus butuh proses berapa lama buat suka? Aku gak mau terjebak sama ego ku sendiri, kalau aku suka ya aku bakal bilang suka," jawab Faizal, masih sambil menatap Gisya.

"Why me?" tanya Gisya sambil tertawa kecil.

"Kenapa kamu tanya kenapa? Kamu layak buat disukai, kamu baik, kamu gak pandang orang buat berteman, kamu cantik, apa alasan aku buat gak suka sama kamu?" jawab Faizal, dengan balik bertanya pada Gisya.

"Tunggu sebentar, i think it's too fast buat kamu menyimpulkan aku seperti apa. Aku akui kita udah kenal lama, tapi untuk deket dan intens komunikasi aja baru satu minggu ini. Kesimpulan kamu tentang aku itu terlalu cepat. Aku gak sebaik yang kamu pikir," jawab Gisya mulai serius.

"Justru karena itu, aku mau mengenal kamu lebih jauh. Tapi sejauh ini, aku gak salah menafsirkan apa yang aku rasain buat kamu, aku beneran suka sama kamu," jawab Faizal sungguh-sungguh.

"So? Apa yang kamu harapkan dari aku?" tanya Gisya to the poin.

"Aku berharap kita punya hubungan yang serius," jawab Faizal dengan mantap.

Kedua iris hitam itu kini dengan terang-terangan menatap ke arah iris coklat milik Gisya. Hal ini tentu saja membuat Gisya sedikit awkward. Ini pertama kalinya bagi Gisya kencan dengan seorang pria, dan mereka langsung membahas perasaan seperti ini.

Jangan Bilang Bapak Ya Mas?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang