Bab 22 : Bumi Gonjang-Ganjing

9.6K 486 1
                                    

Di hari sabtu ini, Gisya dan Vindi memilih menghabiskan waktu mereka dengan maraton salah satu drama korea dengan genre horor berjudul Revenant. Sebenarnya baik Gisya maupun Vindi, mereka bukan lah orang-orang pemberani jika menyangkut setan. Oleh sebab itu, mereka harus menonton drama korea kali ini berdua.

"Lo malem ini gak kemana-mana kan?" tanya Vindi sambil memberikan tatapan waspada pada Gisya.

Jujur untuk malam Minggu kali ini, Giysa sendiri masih belum bisa menentukan agendanya. Sebenarnya sejak kemarin malam, Faizal sempat memberikan tawaran untuk mengajak Gisya ke suatu festival kuliner yang diselenggarakan di kawasan BSD City. Tapi Gisya sendiri sebetulnya belum mengiyakan ajakan tersebut. Pasalnya selain chat dari Faizal, ada satu chat lain yang menurut Gisya jauh lebih menarik.

"Gue gak tau, tapi Faizal ngajak jalan," jawab Gisya jujur.

"Tuh kan, nanti gue di kosan sendirian lagi! Gimana kalau mati lampu lagi kaya malam minggu kemarin?!" tanya Vindi sambil setengah merengek, dan mempause drama Korea yang sedang mereka tonton ini.

Mendengar perkataan Vindi, ingatan Gisya kembali melayang pada kejadian satu minggu lalu. Saat terjadi mati lampu, saat dirinya dan Bumi sedang menikmati martabak manis berdua, Gisya melihat Vindi pulang dengan diantara seorang pria yang Gisya tau dia adalah salah satu teman kelas mereka bernama Galih.

"Alah, lo tinggal pergi aja lagi sama Galih. Minggu kemarin juga waktu lo keluar sama Galih, gue ditinggal sendiri di sini." Kali ini Gisya kembali mengungkit masalah satu Minggu lalu.

Jujur Gisya masih merasa kesal dengan Vindi. Sahabatnya itu sampai detik ini, masih belum mau mengakui hubungannya dengan Galih. Menurut kacamata Gisya, rasanya terlalu tidak mungkin Galih mengajak Vindi jalan di malam minggu hanya untuk mengerjakan skripsi. Modus!

"Idih, apaan sih! Itu kan si Galih minta tolong sama gue Gi, dia kan satu dosbing sama gue." Lagi-lagi jawaban ini lah yang selalu Gisya dapatkan dari Vindi.

Gisya sebenarnya bingung, ini karena Vindi yang bodoh dan tidak tau gelagat laki-laki modus, atau memang karena vindi ingin menyembunyikan statusnya dengan Galih? Memang sih jika urusan asmara Vindi jauh di bawah Gisya, mantan Vindi saja nol. Jadi ketika melihat ketidakpekaan Vindi, harusnya Gisya bisa percaya.

"Lo bener-bener ya Vin, lo kebanyakan bucin Jaehyun. Jadi laki yang modusin lo aja, lo sampe gak peka," ucap Gisya.

"Da emang nyatanya dia mah gak suka sama gue," jawab Vindi dengan logat Sundanya yang mulai keluar.

"Vindi, please lah. Lo harus peka, lo pikir si Galih ngajak makan karena mau tanya skripsi? Terus dia juga ngajaknya pas malem minggu Vindiiiiiii," jelas Gisya sambil masih gregetan dengan Vindi.

"Ck! Udah lah Gi, lagian dia mana suka sama gue. Terus emang yang keluar malem mingguan itu harus selalu orang pacaran? Kan enggak dong," sangkal Vindi.

"Vindi lo itu cantik, cuma lo nolep aja. Gue tanya deh, itu si Galih tiap hari chat lo kan?" tanya Gisya lagi dan kali ini Gisya mendapatkan anggukan dari Vindi.

"Tuh berati dia suka sama lo," simpul Gisya langsung.

Menurut Vindi, proses jatuh cinta tidak bisa sesederhana kesimpulan Gisya. Jatuh cinta itu bahkan lebih kompleks dari apa yang Gisya pikirkan. Chat dan pergi makan di malam minggu bukan indikasi yang kuat untuk menyatakan bahwa seseorang menyukainya.

"Apaan sih, lo riweuh banget deh Gi. Lagian udah jelas si Galih chat gue nanyain skripsi," sergah Vindi lagi.

"Percaya Vin sama gue, dia demen sama lo. Dia juga modusnya tolol sih, gak sat set sat set," jawab Gisya sambil memutar matanya malas.

Jangan Bilang Bapak Ya Mas?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang