Sudah hampir satu Minggu Gisya menjalani kehidupannya sebagai pengangguran. Setelah dirinya melaksanakan yudisium, kini secara resmi status kemahasiswaannya tentu saja sudah tercabut otomatis.
Laman sosial media Gisya kini banyak di penuhi dengan berbagai info loker yang memang senagaja dia cari. Bagaimanapun kedua orang tua Gisya selalu memiliki harapan yang cukup tinggi, jika suatu saat nanti dirinya akan menjadi pekerja kantoran, atau meneruskan bisnis keluarganya. Jadi untuk membungkam mulut kedua orangtuanya, Gisya pun hanya bisa menuruti hal tersebut. Walaupun pada kenyataannya Gisya lebih tertarik berkerja di industri kreatif. Gisya berharap suatu saat nanti, kedua orang tuanya akan memberikan izin padanya untuk melakukan pekerjaan yang sesuai dengan passionnya.
Selain sibuk menjadi pengangguran, beberapa hari lalu juga Gisya sibuk membuat laporan terkait masalahnya dengan Bisma. Namun seperti yang sudah Gisya perkirakan sebelumnya, kasusnya tidak ditangani dengan baik. Bisma punya orang dalam, dia juga orang kaya. Sejak awal Gisya memang sudah pesimis tentang kasus ini. Benar kata abang-abang viral di tiktok 'lo punya duit, lo punya kuasa'. Kata-kata itu nyata adanya di negara kita, miris.
Saat ini Gisya sedang merebahkan dirinya kamar Vindi. Sahabatnya itu sudah kembali dari kampung halamannya. Walaupun dengan kabar duka yang mendalam, dimana kakek dari sahabatnya itu pada akhirnya harus meninggalkan dunia, karena penyakit stroke yang dia alami.
"Gi, kasus lo sama si Bisma gimana?" tanya Vindi.
Dua minggu lalu sehari setelah kejadian, Gisya langsung menceritakan semua kejadian yang menimpanya hari itu, minus menginap di apartemen Bumi tentunya. Gisya hanya menceritakan bahwa Bumi menolongnya, dan mengantarnya pulang. Gisya sengaja melakukan itu, karena Gisya tidak ingin jika sahabatnya itu salah paham dengan apa yg terjadi antara dirinya dan juga Bumi.
"Sesuai prediksi, lo punya duit lo punya kuasa," jawab Gisya, sambil menirukan gaya pria yang sedang viral di TikTok.
"Kan gue udah bilang, harusnya langsung aja dilaporin," ucap Vindi.
"Gue gak mau hal itu mahal berefek sama proses pendaftaran yudisium gue," ucap Gisya.
"Lo viralin aja di medsos lo," usul Vindi.
"Gue takut di judge sama orang-orang, gue pengen identitas gue dilindungi. Gue punya keluarga, gimana kalau sampai mereka juga sakit hati karena apa yang terjadi?" tanya Gisya lagi.
"Terus nanti si Bisma keenakan dong?" tanya Vindi dengan tidak terima.
"Satu-satunya yang bisa tolong gue ya pihak universitas," jawab Gisya lagi.
"Alah, lo ngandelin univ? Lebaran monyet tuh kasus baru diproses," hardik Vindi.
"Udah lah, minta bantuan Mas Bumi aja, dia orang hukum siapa tau dia bisa bantu," ucap Vindi.
Mendengar ide Vindi kali ini, tentu saja Gisya langsung menggelengkan kepalanya. Ide itu buruk! Gisya terlalu banyak merepotkan Bumi, dan Gisya tidak ingin itu terus terjadi. Ngomong-ngomong tentang Bumi, dua minggu ini Gisya tidak pernah bertemu lagi dengan Bumi. Mungkin karena akhir-akhir ini Gisya lebih sering menghabiskan waktunya di kamarnya.
"Vin, lo gimana? Pak Nanda udah kasih keputusan buat tanggal sidang?" tanya Gisya lagi.
"Gak tau Gi, gue putus asa," jawab Vindi, dengan raut yang murung.
"Kalau sampe minggu depan Pak Nanda gak bisa kasih keputusan, berati lo harus wisuda periode selanjutnya?" tanya Gisya lagi.
"Iya, Pak Nanda juga kayanya gedeg sama gue, karen gue tiba-tiba harus balik kampung waktu itu, padahal posisinya gue kan tinggal daftar sidang," jawab Vindi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Bilang Bapak Ya Mas?!
ChickLitGisya si magnet bagi para pria, tiba-tiba mendadak harus pindah dari kos-nya karena ulah ibu kos-nya yang seperti nenek lampir. Dengan bantuan sahabatnya, Gisya mendapatkan kosan baru yang lebih nyaman. Kosan baru, suasana baru, dan peraturan baru...