Warning!!!!
Part ini jangan pada teriak yeee 😉Ah ya, sebentar lagi bakalan ending nih. Aku berencana buat post cerita ini cukup sering karena aku tau banyak orang yang udah nungguin cerita ini sejak lama.
I feel guilty and this is my apologies chingudeul 🙏🏻
Happy reading :)
Eh jangan lupa atuh vote dan tinggalkan komen biar aku tau kalian ada hehe 😁
****Pagi ini Gisya bangun dengan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. Hari ini Gisya merasa sudah tidak begitu pusing seperti hari kemarin. Selain itu suhu tubuh Gisya juga sepertinya sudah mulai normal.
Walaupun kondisi Gisya sudah jauh lebih membaik, tapi Bumi masih tetap memberikan perhatian ekstranya pada Gisya, seperti saat ini. Selepas subuh tadi, Bumi sudah mengetuk kamar Gisya untuk memeriksa kondisi terbaru kekasihnya tersebut.
"Suhunya masih 37° celcius," ucap Bumi saat termometer sudah menunjukkan hasil suhu tubuh Gisya saat ini.
"Tapi aku udah gak pusing kok Mas, serius deh aku udah baik-baik aja," jawab Gisya.
"Sekarang yang kamu rasa apa?" tanya Bumi.
"Apa ya? Yang jelas udah gak begitu pusing, dan juga gak merasa sedingin kemarin," jawab Gisya menjelaskan berbagai hal yang dia rasakan saat ini.
"Ya udah, kamu istirahat lagi aja. Aku kebawah dulu bawa sarapan buat kamu," ucap Bumi sambil mengusap kepala Gisya.
"Mas," panggil Gisya.
"Makasih banyak ya udah jagain aku," ucap Gisya sambil tersenyum tulus kearah Bumi.
Setelah memeriksakan kondisi Gisya yang sudah jauh lebih baik, Bumi pun pada akhirnya memutuskan untuk segera keluar dari kamar Gisya. Dan saat sarapan mereka sudah siap nanti, Bumi akan kembali ke kamar Gisya.
Dari hari ke hari, sejujurnya perasaan Bumi untuk Gisya semakin tumbuh menjadi sangat kuat. Semua itu ditambah ketika Bumi memperkenalkan Gisya pada kedua orangtuanya. Sebenarnya Gisya adalah wanita pertama yang Bumi kenalkan pada kedua orang tuanya sebagai seorang kekasih.
****
Bagi Gisya apa yang Bumi dan keluarganya lakukan adalah suatu kebaikan yang tidak akan Gisya lupakan seumur hidupnya. Gisya merasa Bumi dan keluarganya bisa menyayangi Gisya dengan tulus, bahkan Bu Sri sering kali bolak balik ke kamarnya, hanya untuk mengecek kondisi Gisya selama sakit.
Walaupun kebaikan Bumi dan keluarganya sangat banyak pada Gisya. Tapi sampai detik ini Gisya masih tidak percaya tentang perasaannya sendiri. Gisya tau, kemarin tanpa sadar dirinya sudah mengucapkan kata cintanya untuk Bumi. Tapi saat ini, Gisya kembali memikirkan ucapannya tersebut, benarkan dirinya mencintai Gisya? Jujur Gisya sendiri bingung cinta itu seperti apa? Selama dia berpacaran dengan banyaknya laki-laki, Gisya tidak pernah merasakan perasaan dimana dirinya benar-benar ingin memiliki seseorang. Lalu dengan Bumi? Jujur Gisya bingung, tapi intinya, sejauh ini hanya Bumi yang bisa membuat Gisya nyaman, dan membuat Gisya bisa berkompromi dengan semua yang ada dalam hubungan mereka.
Gisya adalah gadis yang keras pada dirinya sendiri. Ambisi Gisya untuk keluar dari kungkungan yang ayahnya buat, membuat Gisya sangat berambisi dengan mimpinya dan uang. Jadi kadang tentang hal-hal berbau perasaan, Gisya sering kali kebingungan dengan hal itu. Jauh di lubuk hatinya, walaupun Gisya beberapa kali mengatakan cinta pada pasangannya, tapi Gisya sendiri tidak tau apa makna cinta yang sesungguhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Bilang Bapak Ya Mas?!
ChickLitGisya si magnet bagi para pria, tiba-tiba mendadak harus pindah dari kos-nya karena ulah ibu kos-nya yang seperti nenek lampir. Dengan bantuan sahabatnya, Gisya mendapatkan kosan baru yang lebih nyaman. Kosan baru, suasana baru, dan peraturan baru...