IS 36

6.5K 210 0
                                    

Tok tok tok

"Assalamualaikum,"

"Wa'alaikumussalam,"

Siapa yang bertamu pagi-pagi begini pikir Unna, tanpa ia pikir panjang langsung saja ia menuju pintu depan.

"Eh mama, papa, kak Sean, mari masuk semua," ucap Unna.

Saat kunjungan Unna dan Darel ke lapas, saat itu juga mereka mencabut laporan tuntutan untuk Sean, hingga kini Sean sudah keluar dari penjara. Rasa tega sekali jika Unna membiarkan kakaknya itu mendekam di penjara.

"Oh yh, Unna ijin ke belakang dulu ya, mau lanjutin masak lagi, " pamit Unna.

"Mama bantu yh," tawar sang mama, Ira. --Mama Sean&unna

"Boleh kalau mama mau, nanti kita sarapan sama-sama yh,"

"Iyh, papa juga belum sarapan na, mama mi tu pagi-pagi minta anterin ke sini, kangen anak kamu katanya," celetuk Ryan. -papa Sean

"Ya gakpapa dong pa, namanya juga kangen anak," saut mama Ira.

"Iya-iya, mama sayang,"

"Papa, apa-apa sih ada anak-anak juga, malu mama,"

Walaupun umur tak lagi muda mama Ira masih seperti ABG yang selalu salting jika suaminya menggombal.

"Iyah, suamimu di mana kok gak keliatan batang idungnya," tanya Sean.

"Mas Darel kayaknya dibelakang nyiramin tanaman tadi, mungkin gak denger kalau ada tamu, kak Sean sama papa kebelakang aja kalau mau, kita masak dulu," jawab Unna.

"Oke deh,"

•••

Masak sudah, sarapan juga sudah, kini Unna dan keluarganya tambah Darel berbincang-bincang di ruang keluarga. Bercerita banyak hal mulai dari sekolah, bisnis, dan juga keluarga.

Jika dilihat mereka seperti keluarga harmonis yang lengkap, nyatanya tidak karna Leo adik Sean tidak ikut karna ada acara bersama teman-teman sekolah. Tak hanya itu, rasanya masih belum lengkap. Keluarga Darel yang bahkan sejak darel dan Unna tak pernah menampakkan wujudnya kecuali sang papa, yang hanya beberapa kali bertemu dengan waktu singkat. Sebenarnya Unna ingin tau lebih lanjut tentang keluarga Sean, tapi rasanya ada yang tidak beres antara Darel dengan keluarganya, yang membuat Unna mengurungkan niatnya.

"Darel?" Panggil Ryan.

"Ya pa?" Jawab Darel.

"Boleh papa tanya sesuatu?" Tanya Ryan.

"Boleh silahkan pa,"

"Eum, sebenarnya pertanyaan ini sudah lama papa ingin tanyakan padamu, atau mungkin semua yang ada di sini, kita ingin tau tentang kamu lebih dalam, boleh?"

Darel sepertinya tau apa pertanyaan yang akan mertuanya itu tanyakan, dia juga belum bercerita apapun tentangnya pada keluarga Unna, mungkin ini saat yang tepat untuk ia berbicara tentangnya.

"Boleh pa, silahkan, InsyaAllah Darel bakal jawab semuanya," senyum Darel membuat Ryan semakin yakin untuk bertanya pada Darel.

"Bisa kamu ceritakan keluarga mu pada kami?"

"Bisa,"

"Sebenarnya siapa dan di mana mereka berada kini, kenapa mereka tidak pernah terlihat bahkan kata mama Ira saat kamu di RS beberapa Minggu lalu tak liat juga keluarga mu,"

"Saya, Darel Tristan Aldan, anak tunggal dari Mahendra Alexander dan Livia Aditama sang pemilik 'Alexander Corp', saya yakin papa mengenalnya, dan papa tau sendiri seberapa sibuknya mereka di dunia bisnis, mereka seakan lupa kalau mereka memilik anak yang sebenarnya butuh kasih sayang keduanya, bahkan sejak saya masih kecil. Saya tidak tau apakah masih mereka sayang pada saya atau tidak. Sebenarnya saat saya sakit kala itu, papa saya sempat datang, tapi, lagi-lagi bisnis lebih penting daripada anaknya sendiri. Hal itu juga yang membuat saya sempat frustasi dan sempat berpikir untuk mengakhiri hidup. Hingga saya memutuskan untuk pergi dari rumah. Tapi itu dulu, kini udah ada Unna yang mau menjadi sandaran saya, menjadi tempat saya untuk pulang, makasih ya Unna."

Tak seperti biasa, yang terlihat kaku dan tak tersentuh, pertahanan Darel runtuh begitu saja mengingat masa-masa terburuknya beberapa tahun sebelum kehadiran Unna. Ia sangat bersyukur ternyata masih ada yang peduli padanya.

Sentuhan lembut Unna berikan, sebagai kekuatan untuk sang suami, ia berjanji akan selalu ada untuk Darel.

"Maaf yh rel kalau pertanyaan papa membuat luka lama kamu kembali terbuka,"

"Gakpapa, semuanya berhak tau tentang saya, "

Sean dan sang mama hanya diam sejak tadi membiarkan papanya bertanya dan Darel menceritakan semuanya.

"Lalu kamu pergi ke mana, jika kamu keluar dari rumah itu?"

"Awalnya saya tidur di markas bruiser, tapi gak mungkin selamanya tinggal di situ, hal itu membuat saya bangkit, mulai merintis usaha dengan sedikit tabungan yang ada, sampai saya bisa membeli apartemen untuk tinggal."

"MasyaAllah kamu hebat rel, di usia muda bisa ngerintis usaha bahkan bisa sampai beli apartemen,"

"Sekarang kamu gak perlu sedih Darel, jika kamu rindu kasih sayang orang tua, ada mama Ira sama papa Ryan," ucap Ira sambil tersenyum.

Ryan mendekat pada Darel, memeluknya, memberi sedikit kasih sayang yang telah lama Darel rindukan.

•••

18 November 2023

"Harta bisa dicari, tapi kebahagiaan yang telah hilang takkan bisa dibeli dengan uang."
-Ikatan Suci-

Ikatan Suci [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang