Kata sayang yang di ucapkan Darel dengan penuh kelembutan membuat Unna menelan salivanya dengan susah payah. Suara Unna tiba-tiba terasa tercekat di tenggorokan, dadanya sudah naik turun.
Nafas Darel dapat Unna rasakan menerpa wajahnya. Tangan Darel mendorong perlahan tengkuk Unna agar lebih dekat dengannya dan tak berselang lama bibir keduanya saling bertautan.
Setelah beberapa saat berciuman Darel melepaskan karna melihat Unna yang hampir kehabisan oksigen. Tak berhenti di situ, Darel menatap Unna dengan penuh harap.
"Sayang, boleh?", Tanyanya pada sang istri.
Hening sesaat hingga Unna menganggukkan kepalanya menyetujui maksud sang suami. Bagaimanapun juga Darel berhak atas dirinya, dan ia tak mau menjadi istri yang durhaka .
Senang bukan main Darel mendapat anggukan dari Unna, saat ia bersiap-siap ingin membuka hijab Unna terdengar ketukan pintu dari luar.
Tuk tuk tuk
"Darel, rel, "
"BOS DAREL!!""Sial siapa sih yang ganggu, arghh," gerutu Darel dalam hati.
"Iya SABAR!" Teriak Darel dari dalam.
"Siapa sih nganggu aja, sayang, aku bukak pintunya dulu ya," ucap Darel pada Unna.
"Ikut,"
"Ya udah ayok, benerin dulu itu hijabnya berantakan gitu,"
"Iya,"
Lagi-lagi teriakan dari luar kembali terdengar, sebal karna sang tuan rumah tak kunjung membukakan pintu.
"BOS CEPET NAPA,"
"Iya-iya ini dibukain,"
Mulai membukakan pintu dengan malas Darel kembali berucap ketika tau siapa yang bertamu ke rumahnya, "ck, lo pada kapan sih ganggu aja."
"Ya elah bos, lupa apa, kan lu juga yang minta anterin tas Lo, nih tasnya," kata Satria dengan tangan yang menyerahkan tas milik Darel dan Unna.
Ya yang datang bertamu mengganggu kesenangan tadi ialah sahabat Darel.
"Makasih,"
"Udah kan gak ada kepentingan lain?, Mending lo pada pulang dah Sono,""Ya ampun bos suruh masuk dulu gitu kasih air Napa dah, haus kita juga," ucap Satria lagi.
"Eh..iya ayo masuk dulu," imbuh Unna yang dari tadi di belakang Unna.
"Nah, tu yuk masuk dulu dah di suruh masuk sama tuan rumah,"
Dengan tak ada malu-malu nya Satria main nyelonong masuk rumah dengan diikuti kedua temannya.
Darel yang masih berdiri di depan pintu pun malas dibuatnya. Enak saja teman-teman itu disuruh pulang malah minta minum, gak gagal.
"Ngapain gak langsung pulang si lu pada, nanti dicariin bokap nyokap lho," protes Darel.
"Mas gak boleh gitu ih, biarin mereka masuk dulu, tamu juga,"sanggah Unna.
"Bentar ya semua saya buatin minum dulu,"lanjutnya.
"Yuk dengerin, bini lho aja gpp kok kalo kita disini ngapa lo sewot si bos," ujar Satria.
"Serah gue dong rumah-rumah gue juga,"
"Isih sok-sokan padahal rumah juga punya bini lo ini,"
"Haha, " tawa terdengar dari Vino dan Tian yang daritadi diam.
"Ini minumnya, silahkan diminum, maaf adanya hanya ini,"
"Gpp, makasih udah mau direpotin kita," kata Vino kali ini.
"Enggak ngerepotin kok,"Unna tersenyum manis.
"Dah tu minuman, cepet minum trus pergi deh dari sini," sewot Darel .
"Astaghfirullah, belum juga minum bos," melas Satria.
Tak butuh waktu lama Satria dan sahabat-sahabatnya telah menghabiskan minuman yang telah di sajikan.
"Dahlah yuk pulang, keburu diterkam harimau," ucap Tian yang kemudian beranjak dari tempat ia duduk di ikuti temannya.
"Ho'o, pulang aja dah, takut kalau diterkam harimau, gua kan belum punya bini," jawab Satria.
"Halah pikiran lu bini aja sarlt, dahlah kita balik dulu pakbos bubos, makasih jamuannya," Vino menanggapi Satria dan berpamitan.
"Hem, dah sono pada pulang, makasih juga dah dibawain tas gue," mereka saling bertos ria , kecuali dengan Unna yang hanya menangkupkan kedua tangannya di depan dada.
"Malam ini keluar ada yang nantangin lo," bisik Vino pelan disamping kepala Darel sebelum benar-benar meninggalkan rumah sang bos.
•••
Darel sudah siap dengan pakaiannya. Ya ia akan menemui teman-temannya di markas. Kalau kalian kira Darel hanyalah anak sekolah biasa kalian salah karna Darel adalah ketua dari geng motor ternama di wilayahnya. Bruiser nama geng motor yang diketuai Darel, geng motor ini sudah lama berdiri.
"Loh mas tumben udah rapi aja mau kemana malam-malam gini?," Tanya Unna menghampiri sang suami.
"Aku mau ada urusan dulu di luar kamu baik-baik di rumah,"
"Tapi mas, ini udah malam loh, apa gak bisa besok pagi aja, lagian kamu mau ninggalin aku di rumah sendiri gitu?,"
"Gak bisa sayang harus sekarang, kamu kunci aja semua pintu dan jendela ya, kalau ada apa-apa langsung telpon aku aja, dan langsung tidur gak usah nunggu aku pulang, "
"Aku khawatir kalo kamu keluar malam-malam gini mas, "
"Udah gpp, aku bakal baik-baik aja, kamu tenang di rumah dah aku berangkat dulu ya, assalamualaikum,"
"Wa'alaikumussalam, hati-hati,"
"Iya,"
Unna menyalami punggung tangan suaminya dilanjutkan dengan Darel yang mengecup singkat ubun-ubun Unna.
•••
Brum Brum
Darel telah sampai di depan markas, di sana telah ada anak buahnya yang menunggu.
"Siapa yang nantangin kali ini?," Tanya Darel to the point.
"Tiger bos, mereka nantangin lho balapan lagi, gak terima kemarin lo kalahin mereka,"
Tiger nama geng motor yang menjadi musuh bebuyutan dari bruiser, entahlah padahal Darel dan kawan-kawan tak mau bermusuhan dengan mereka tapi mereka seperti tak mau berdamai.
"Ck mereka lagi, mau apa sebenarnya,"geram Darel
"Entahlah bos, mereka bilang sekarang udah ada di tempat,"
"Mending sekarang kita langsung aja cabut bos,"
"Ya udah ayok cepet,"
Brum Brum Brum
Suara deru motor mulai meninggalkan markas geng bruiser.
•••
19 Desember 2022
Hai-hai kembali lagi nih aku, maaf ya jarang up huhu
Semoga suka🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan Suci [END]
Teen Fiction"Sayang, bagaimana kalau ada seseorang yang datang ke ayah, meminta kamu untuk menjadi istrinya?" ••• "Apakah kamu mau menjadi istri saya?" ••• Menikah saat SMA ?!, Tak pernah sama sekali terpikirkan oleh Unna, bagaimana bisa itu terjadi?. Lalu sepe...