IS 15

9.6K 321 1
                                        

"Tidak ada yang bisa mengeluarkan mereka dari sekolah ini,"

Siapa yang berani-beraninya berucap demikian, ketiga orang di ruangan tersebut menoleh melihat siapa yang berkata demikian, tak terkecuali Darel ia juga ikut menolehkan kepalanya.

Deg

Darel terkejut melihat siapa yang berdiri di depan pintu sana.

"Siapa yang berani-beraninya mengeluarkan anak dari donatur utama sekolah ini," ucap Mahendra.

Mahendra Alexander, donatur utama SMA Alexander sekaligus papa dari Darel.

"Siapa sebenarnya beliau," batin Unna bertanya-tanya.

"P-pak Mahendra, silahkan duduk pak," gugup pak Dedi.

Mahendra menyapa sang anak dan menantu dengan senyuman tipis yang terbit di bibirnya.

"Jadi, kenapa anak saya mau dikeluarkan dari sekolah ini?" Tanya Mahendra.

"Anak?, Jadi dia..." Batin Unna lagi.

"Ma-maaf pak, kami dari pihak sekolah harus mengeluarkan Darel dan juga Unna, sesuai dengan peraturan sekolah yang tidak memperbolehkan siswa-siswinya menikah," terang pak Dedi.

"Ya, tapi itu tidak berlaku pada anak dan menantu saya,"

"Tapi pak, nanti siswa-siswi lainnya merasa tidak adil jika mereka berdua tetap sekolah di sini,"

"Baiklah kalo begitu, sekarang juga saya berhenti menjadi donatur di sekolah ini,"

"..."

"Sekarang juga saya akan mengurus surat-suratnya,"

"Jangan pak, lebih baik bapak berbicara dengan kepala sekolah terlebih dahulu,"

"Di mana dia, saya harus cepat,"

"Mari saya antar pak,"

•••

Saat ini Unna dan Darel berada di rooftop, sengaja karna Darel sudah gak mood ikut pelajaran, lagian sebentar lagi juga pulang.

"Mas aku mau tanya deh," kata Unna membuka pembicaraan.

"Tanya aja, mau tanya apa," jawab Darel.

"Itu tadi bener ayah kamu?"

"Iya, itu tadi papa aku,"

Astaga, ternyata benar dugaan Unna dan papanya Darel adalah donatur utama sekolah mereka, kaya banget dong, trus kenapa Darel mau menikahinya padahal ia hanya hidup sederhana, jauh dari kata mewah.

"Berarti selama ini mas hidup di lingkungan orang berada dong, trus kenapa mau nikahin aku,"

"Ya emang kenapa kalau aku nikahin kamu, emang gak boleh?"

"Boleh-boleh aja sih, tapi kamu gak malu punya istri yang hidupnya bahkan jauh dari kata mewah,"

"Kenapa harus malu, aku juga gak alergi tu deket-deket kamu, malah maunya nempel terus,"

"Dasar suami, eh iyh aku baru sadar, aku baru pertama loh ketemu papa kamu, bahkan pas kita nikah dulu aku gak liat tu papa atau mama kamu,"

"Aku juga udah lama gak ketemu mereka, mereka sibuk sama kerjaan mereka, bahkan mungkin mereka lupa kalau punya anak," Darel tersenyum kecut.

"Maaf ya mas, aku malah buat kamu jadi sedih gini,"

"Gpp,"

"Tenang aja kan ada aku sekarang yang selalu ada buat kamu hehe,"

"Iya, ululu gemesnya istrinya siapa sih,"

"Iih, gak di unyel-unyel juga ni pipi, sakit lo,"

"Ya maaf mana yang sakit,"

Cup

"Dah nanti juga sembuh,"

"Ih, mas Darel!"

"Haha, dah yuk pulang, dah jam segini, dah pada pulang semua juga,"

"Yuk,"

Berawal dari panggilan BK yang berujung kebersamaan indah membuat mereka sangat bahagia. Tapi, tidak dengan seseorang di balik tembok sana, niatnya ingin bersantai di rooftop malah disuguhkan pemandangan yang membuat emosinya meluap.

"Tunggu pembalasan gue, gak ada yang bisa ngerebut 'milik' gue," senyum smirk terbit dari seseorang tersebut.

•••

"Unna gimana, tadi lo kenapa di panggil ke BK?" Tanya Zia.

"Gpp kok,"

"Ck lo jangan gitu lah na, cerita dong, kepo nih gue,"

"Ya apa lagi kalau bukan masalah kemarin,"

"What? Trus-trus gimana,"

"Gimana apanya ya gak gimana-gimana,"

"Astaga Unna, gak mungkin lah gak gimana-gimana, lo dikeluarin dari sekolah?, Kan di sekolah ini gak boleh ada siswa-siswi yang menikah,"

"Aku gak dikeluarin kok,"

"Kok bisa,"

"Ya bisa lah, kenapa kamu gak seneng ya aku gak di keluarin,"

"Eh eh, gak gitu dong, aku seneng kok kamu berarti masih sekolah di sini, aku masih ada temen juga, hehe,"
"Ya udah yuk balik, noh dah di tungguin depan pintu,"

Unna melirik ke arah pintu, benar saja ternyata Darel menunggunya di sana, untung saja kelas sudah sepi.

"Sayang udah, ayo pulang sekarang," ucap Darel dengan tangannya menggandeng tangan Unna.

"Sayang-sayang, mana gandengan tangan, bikin pingin aja bos," balas Satria.

"Makanya cari istri," ledek Vino.

"Etdah punya temen gini amat, sama lo aja yok zi," ajak Satria dengan alis yang dinaik turunkan.

"Idih ogah gue,"Tolak Zia.

"Haha, kasian di tolak," ejek Tian.

"Astaghfirullah, ya Allah gini amat nasib hamba," melas Satria.

"Lo ngapain deh sat, ngedrama, gue pulang duluan ya," pamit Darel.

"Hmm, gih cepet pulang," jawab Satria.

"Zi aku juga pulang dulu ya, kamu hati-hati," pamit Unna pada Zia.

"Iya, lo hati-hati juga,"

"Oke, assalamualaikum,"

"Wa'alaikumussalam,"

Mereka segera menaiki motor masing-masing, segera pulang dan istirahat. Lelah rasanya menjalani hari ini.

•••

27 Desember 2022

Semoga suka ya...

Jangan lupa vote, komennya⭐⭐

Ikatan Suci [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang