"Sayang sekarang tugas ayah sudah selesai, kamu sudah sah menjadi istri Darel, ayah harap kamu bisa menjadi istri yang baik untuknya," lanjut Umar .
Tak sanggup untuk berkata apapun Unna hanya membalas dengan anggukan dan senyuman tipis.
"La-illa-ha-illallah," ucap Umar terbata-bata dan perlahan menutup matanya.
"AYAH!!", Tangis Unna kembali pecah untuk kesekian kalinya, melihat sang ayah yang kembali menutup matanya.
"Maaf mbak mas, kita sudah berusaha semaksimal mungkin, tetapi Allah berkehendak lain, bapak Umar tidak dapat tertolong," ucap dokter keluar dari ruangan ICU.
"Gak-gak mungkin!!!,"
Tak percaya dengan ucapan dokter tersebut Unna menghampiri tubuh sang ayah yang terbujur kaku di atas ranjang dengan wajah yang pucat, ia gak mungkin bisa hidup tanpa sang ayah, hanya beliau lah yang mengerti Unna, tak ada orang lain yang setulus sang ayah.
"Ayah, ayah masih hidup kan, ayah gak mungkin tinggalin Unna, iya kan, ayah ayo bangun!!," Dengar suara lirihnya ia mencoba bertanya pada sang ayah walaupun hanya hening yang ia dapatkan.
Tak mendapat respon dari sang ayah tubuh Unna melemah dan ia kehilangan kesadarannya.
•••
Perlahan Unna membuka kelopak matanya, rasa pening seketika menyeruak saat ia mencoba untuk bangun dari tempatnya.
"Sudah bangun, gimana keadaan mu?," Tanya seseorang yang tiba-tiba muncul dari balik pintu .
Tak mengindahkan sautan tersebut Unna terpikir kan sesuatu, "ayah!."
"Ayah dimana, ayah masih hidupkan?,tadi aku mimpiin ayah udah meninggal," Tanyanya pada lelaki tersebut.
"Kamu harus ikhlas ya, ayah memang sudah meninggal dunia, sekarang beliau akan segera di makamkan," jawab sang lelaki, yang tak lain adalah Darel.
Tes
Setetes air mata kembali turun membuat aliran di pipi Unna.
"Sekarang mari kita antarkan ayah ke peristirahatan terakhirnya," ajak Darel.
Tak kuasa untuk membalas ucapannya, hanya tatapan yang di berikan Unna pada Darel.
Darel membantu Unna untuk turun dari ranjang rumah sakit, untuk menghantarkan sang ayah menuju peristirahatan terakhirnya.
•••
Sesak memang rasanya tapi Unna harus ikhlas akan kepergian mendiang sang ayah, Unna yakin Allah telah menyiapkan hal indah dibalik apa yang telah ia lalui selama ini.
Saat ini Unna berada di ruang keluarga rumahnya, melihat sekeliling mengingatkannya akan kenangan indah yang pernah terjadi di rumah ini bersama sang ayah. Kepingan-kepingan kenangan tersebut berbuat di otaknya. Lagi lagi dan lagi, ia meneteskan air matanya, seakan air mata tersebut tak pernah kering.
Ia tak tau harus bagaimana lagi, bagaimana dengan kehidupannya tanpa sang ayah, sampai tak sadar bahwa ada seseorang yang juga ikut teriris hatinya melihat sang belahan hati menangis dalam diam dengan pandangan kosong menatap ke depan yang berada di sampingnya. Ya dia adalah Darel, sang suami Unna sampai lupa bahwa sebelum kepergian sang ayah ia sudah menyandang sebagai nyonya Darel.
Unna akan memulai lembaran baru dengan sang suami, ia janji akan selalu taat padanya, karena sekarang hanya Darel yang Unna punya tak ada yang lain.
Perlahan mempersingkat jarak, Darel mulai merengkuh tubuh sang istri, berharap dengan hal tersebut Unna bisa kembali bangkit atas apa yang telah terjadi hari ini. Tak menolak Unna membiarkan Darel memeluknya.
Nyaman. Satu kata yang Unna rasakan saat ini, entah mengapa, pelukan ini membuat hatinya sedikit lebih tenang hingga tak sadar ia membalas pelukan dari sang suami.
Setelah sekian lama keheningan terjadi Darel mulai berucap dengan tangan yang mengusap punggung sang istri dengan perlahan," sekarang kamu boleh nangis, keluarkan apapun yang ada di pikiran kamu biar lega, sekarang saya suami kamu, sandaran bagi kamu, jadi kamu gak perlu ragu, dan insyaAllah saya akan selalu ada di sisimu."
"Iya, maaf,"
"Gak perlu minta maaf kamu gak salah, kalau udah mendingan, sekarang mandi dulu ya, biar badannya lebih seger ini juga sudah mau adzan magrib, nanti kita sholat berjamaah," bujuk Darel dengan melonggarkan pelukannya.
"Iya, saya mandi duluan," balas Unna dengan senyum manis yang terbit di bibirnya.
"MasyaAllah senyumnya, sabar Darel, sabar sebentar lagi," batin Darel melihat untuk pertama kalinya melihat senyum manis yang terukir jelas dari sang istri.
•••
"Assalamualaikum warahmatullah ," mengakhiri sholat dengan salam Darel mulai membalikkan badannya pada Unna.
Darel tak menyangka ternyata ia sekarang sudah menyandang gelar kepala keluarga, ternyata dia dari teman-temannya terkabul, mengingat hal itu ia sedikit terkekeh.
Tersadar dari lamunannya ia kembali tersenyum melihat Unna meraih dan mencium punggung tangan miliknya. Langsung saja ia memegang ubun-ubun kepala Unna dengan sebelah tangannya, dan bahan mulai merapatkan doa.
Cup
Merasakan ada benda kenyal yang menempel di jidatnya Unna mulai menutup matanya, merasakan hangatnya kecupan tersebut yang membuat tubunya seperti merasakan aliran listrik.
Cukup lama Darel mengecup jidat Unna, ia mulai melepaskan kecupan tersebut dan memberikan senyuman manis pada sang istri.
"Sekarang saya adalah suami kamu, dan kamu adalah istri saya, walaupun pernikahan kita di laksanakan secara dadakan, semoga ini menjadi awal yang baik atas karunia dari Allah, dan semoga keluarga kita menjadi keluarga yang Sakinah, Mawadah, Warahmah," ucap Darel dengan senyuman yang tak pernah luntur dari bibirnya.
"Aamiin, semoga kita selalu berada di jalan Allah dan selalu mendapatkan ridho-Nya," balas Unna dengan senyum yang mengembang.
"Em, bagaimana kalau saya manggil 'mas', untuk sebutan sehari-hari, rasanya kalau memanggil nama kurang sopan, boleh?," Lanjut Unna
Menggerakkan matanya ke atas Darel berpikir dan mulai berkata, "boleh senyaman kamu aja, dan gimana kalo kita belajar untuk mengunakan kosakata 'aku-kamu', rasanya juga terlalu kaku kalau memakai panggilan 'anda-saya'."
Tak memberi balasan Unna hanya mengangguk singkat sebagai jawaban atas apa yang Darel kataka.
Unna yakin bahwa Allah akan memberikan apa yang terbaik untuk dirinya, dan mungkin kehadiran Darel adalah salah satunya, semoga ia dan Darel bisa membina keluarga mereka menjadi keluarga yang di ridhoi oleh Allah SWT. Aamiin
•••
23 Juli 2022
Alhamdulillah akhirnya up lagi semoga suka ya...
Gimana tentang part ini?
Ada yang mau kalian sampai silakan tulis disini ⏩⏩
Untuk Unna⏩
Juga Darel⏩
Sampai ketemu di part selanjutnya, jangan lupa vote, komen, share⭐⭐⭐

KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan Suci [END]
Teen Fiction"Sayang, bagaimana kalau ada seseorang yang datang ke ayah, meminta kamu untuk menjadi istrinya?" ••• "Apakah kamu mau menjadi istri saya?" ••• Menikah saat SMA ?!, Tak pernah sama sekali terpikirkan oleh Unna, bagaimana bisa itu terjadi?. Lalu sepe...