IS 32

6.5K 206 0
                                    

"Apakah perempuan itu..."

"Risa, Carissa Ranjana,"potong Unna.

Semua termenung mendengar jawaban Unna, mereka tidak menyangka bahwa Unna mengetahui hal tersebut.

"Kamu kenal Risa?" Tanya Satria.

"Kenal, bahkan Kuta dulu pernah dekat" jawab Unna.

"Mangsudnya gimana, gue gak ngerti deh, kok bisa lo kenal cewek itu, dan bahkan lo gak suka saat dia dekat dengan Sean," bingung Satria.

Unna sedikit menarik ujung bibirnya, bukan senyum manis tapi smirk, "dulu Risa adalah temenku, teman dekatku, dekat sekali, walaupun dia berusia lebih tua dariku, bahkan kenal dengan dekat juga sama ayah, kita sering jalan bareng bertiga, aku, Risa, dan kak Sean, awalnya biasa-biasa aja, hingga suatu saat aku rasa ada yang aneh dari sikap Risa, dia perlahan menjauhiku dan mulai mendekati kak Sean, puncaknya saat ayah bangkrut, saat aku juga terpuruk, butuh teman untuk menemaniku, dia malah menghilang juga dengan kak Sean, mereka bahkan gak memperdulikan aku sama sekali.

"Aneh," lirih Satria.

Keadaan Unna yang semula baik-baik saja kini berubah menjadi, tak ada Unna yang biasanya cerita, pandangannya kosong, air matanya sudah mengalir di pipi, keadaan sekarang terlihat sangat kacau.

Darel mendekati Unna, memeluknya, mencoba memberi kenyamanan," udah gakpapa sayang, kamu tenang ya."

Tian, Vino, dan Satria merasa bersalah karena telah menanyakan pertanyaan yang ternyata membuat luka lama Unna terbuka kembali. Mereka tidak tau bahwa ternyata kisahnya bakal seperti ini.

"Maaf ya Unna, karna kita banyak tanya, dan buat kamu jadi sedih gini," ucap Tian.

"Iya Unna, maafin ya," timbal Vino.

"Iya, gakpapa, kalian gak salah kok, cuma aku aja yang susah buat ngilangin sakit itu," jawab Unna, dengan senyumnya yang kembali muncul.

"Nah gitu senyum kan cantik," goda Satria.

"Heh inget, dia istri gue, gak usah goda-godain ya, nanti gue habisin baru tau rasa lu," tutur Darel.

"Iya-iya bos, tau kalo itu istri lu, mending gue cari yang lain dah daripada berurusan dengan lo, hiii ngeri."

"Yaudah kalo kita kita balik deh rel, lo cepet sembuh ya, kabarin kalo ada apa-apa, bilang kalo udah boleh pulang ntar gue jemput," ujar Tian.

"Baik banget sih Tian," bukan Darel yang menjawab tapi Satria, dengan menoel dagu Tian.

"Iiih jijik gue sat, ngapain sih noel-noel Tian, dah ah yuh balik, kita duluan ya pakbuk bos, assalamualaikum," pamit Vino.

"Iya, wa'alaikumussalam,"balas Darel.

Ruangan Darel kembali sepi karena kini hanya ada dirinya dan Unna di kamar.

Kedua pasang mata mereka saling bertemu, mengucapkan isyarat sayang, memahami apa yang pasangannya rasakan lewat mata. Hal ini juga bisa dilakukan semua orang, disaat kita dengan jawaban yang diberikan oleh siapapun itu, coba tatapan matanya lihat dalam-dalam, karna bisa jadi mereka berkata bohong tapi mata tidak bisa membohonginya.

•••

Dilain tempat, dua manusia lawan jenis dan berbeda usia berada.

"Gimana keadaan kamu?"tanya seorang wanita.

"Baik,"

"Gak, mama gak percaya kamu baik-baik saja, ceritakan Sean,"

Yang keduanya ialah Sean dan juga mamanya. Mereka saling berhadapan terbatas sebuah meja diantara mereka.

Mata Sean tidak bisa bohong mama tau itu, rasa sedih, bersalah, itu semua terpancar dari tatapan Sean. Namun, bibirnya kelu mencerikan semua yang terjadi pada sang ibunda.

"Maaf..." Hanya itu yang keluar dari mulut Sean.

"Untuk?"tanya mamanya.

"Semua,"

"Semua?tolong jelaskan pada mama Sean, mama gak ngerti, ceritakan, mama akan dengarkan semuanya, keluarkan semua beban yang ada dipikiranmu itu, ucapkan apapun,"

"Maaf karna sikap aku yang masih seperti remaja labil ini mah, gara-gara aku semuanya jadi kacau,"

"Mama pasti memaafkan kamu sayang,"

"Iyah,ma,"

"Kenapa dengan Iyah, kamu sudah bertemu dengannya?"

"Iya, ternyata orang yang Sean lukain itu suaminya Iyah, dan Sean juga menyesal karna udah menyakiti Iyah secara gak langsung, apakah Iyah akan maafin Sean?"

Mama Sean terkejut dengan apa yang Sean ucapkan,"astaghfirullah, kamu tenang ya pasti memaafkan mu, Iyah gak akan mungkin tidak memaafkanmu apalagi dendam padamu sayang,"

"Bantu Sean ma,"

"Pasti nak."

•••

2 September 2023

Hai terimakasih untuk yang massih setia stay di ceritaku

Maaf ya kalau ceritanya makin kesini makin ke sana

Maaf juga kalau aku jarang update, mohon dimaklumi, bagi yang gak suka bisa ditinggalin aja cerita

Papay, sampai ketemu lagi👋🏼
Janlup vote, komennya⭐⭐

Ikatan Suci [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang