EKSTRA PART 2

5K 137 1
                                    

Hari-hari telah berlalu, kini usia kandungan Unna sudah memasuki bulan kesembilan, masa-masa ngidam yang sudah terlewat. Kehidupan rumah tangga semakin bahagia, karna sebentar lagi akan kedatangan sang buah hati.

Bersama-sama menjaga keutuhan rumah tangganya, bohong jika tak ada selisih paham antara keduanya. Sabar dan tidak egois menjadi kunci mereka tetap bersama hingga saat ini.

Unna melanjutkan sekolahnya di rumah atau homeschooling, tidak memungkinkan ia untuk menjalani sekolah formal biasa dengan keadaan mengandung. Sedangkan Darel ia sudah mulai memasuki dunia perkuliahan di salah satu universitas di kotanya. Cafe milk Darel juga semakin ramai orang kenal, bahkan kini ia sudah memiliki tambahan lima cabang.

"Mas," panggil Unna.

"Ya sayang, kamu mau apa atau butuh apa," saut Darel.

"Gak mau apapa dan gak butuh apapa juga, cuma mau manggil aja, hehe,"

"Ish, kamu tu ya, gemes aku,"

Keduanya saling terdiam beberapa saat dengan Unna yang menyender di bahu Darel.

"Eum mas, jalan-jalan aja yuk keliling komplek, mumpung kamu libur," ajak Unna.

"Okey, yuk mas temenin,"

Suasana pagi yang cerah membuat semangat untuk melakukan aktivitas. Banyak masyarakat sekitar yang juga melakukan olahraga pagi seperti jogging ataupun hanya jalan-jalan seperti Unna dan Darel.

Sesampainya di taman mereka berhenti sejenak untuk beristirahat.

Unna duduk di sebuah kursi, sedangkan Darel mensejajarkan tubuhnya dengan perut Unna, mengelusnya perlahan, "hai sayangnya papi, sehat-sehat ya di sana, jangan nakal kasian mami, love you,much."

"So sweet, desek aja nih yang di sayang," saut Unna.

"Cie..cemburu ya, enggak gitu juga, maminya juga di sayang kok much."

"Ish mas malu aku diliatin banyak orang tu," ujar Unna memperhatikan sekitar.

"Gpp, kan kamu istri aku,"

"Yayaya, terserah mas aja deh,"

"Mau beli apa mumpung ada di sini, kalau udah kita pulang, keburu tambah panas,"

"Pulang aja yuk, aku mau nyemil buah di rumah,"

"Okedeh kalau gitu yuk,"

Bergandengan tangan, berjalan beriringan, dan sesekali mengelus perut Unna. Kini mereka sudah kembali di rumah.

"Assalamualaikum," ucap Unna dam Darel bersamaan.

"Waalaikumussalam," ucap orang di dalam rumah.

"Loh bang, udah di sini aja pagi-pagi," ucap Darel.

"Emang gak boleh gue mau ketemu adeka gue hah," sewot Sean.

"Sabar dong bang masih pagi juga," ujar Darel.

"Boleh dong abangku sayang, masa mau ketemu adeknya gak boleh, sama siapa bang ke sini," celetuk Unna.

"Sendiri, nih abang bawain perlengkapan buat ponakan abang," ucap Sean sambil menenteng paper bag besar di kedua tangannya.

"Btw, ponakan abang tu cowo apa cewe sih, kok kalian gak kasih tau," lanjut Sean.

Unna dan Darel saling bertatapan mereka saling tersenyum.

"Abang mau tau? Yakin mau tau?" Tanya Unna.

"Yaelah yakin dong, ini tadi abang beli perlengkapannya juga cuma seadanya soalnya bingung mau beliin apa, nanti abang beliin boneka eh anak kalian cowo, kalo abang beliin robot-robotan nanti anak kalian cewe,"

Ikatan Suci [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang