IS 18

7.9K 258 12
                                    

Hanya di temani sebuah foto di genggamannya, seseorang berpakaian hitam tersebut tersenyum smirk. Sesak rasanya melihat foto dua sejoli yang tampak serasi tersebut. Ia sudah memendam rasa cukup lama, menunggu waktu yang tepat untuk benar-benar menyatakan keinginannya, tetapi sepertinya takdir berkata lain.

"Ternyata lo lebih milih orang lain daripada gue, gue seburuk itu ya sampai lo nolak gue demi orang lain," ucapnya.

•••

Senang tapi juga takut itulah yang Unna rasakan saat ini. Setelah kejadian di kantin, Unna merasa takut jika orang-orang menjadi tidak suka dengan dirinya, apalagi dengan Berlin.

"UNNA!!" Panggil Zia.

Tersentak dengan ucapan Zia, unna segera sadar dari lamunannya, "astaghfirullah zi, jangan teriak-teriak ih."

"Ya, lo sih, gue panggil-panggil gak nyaut,"

"Emang iya, aku gak denger kamu panggil aku,"

"Makanya jangan ngelamun na, nanti kesambet Lo,"

"Heh, kok kamu ngomong gitu sih,"

"Yaya maaf,"

"Btw, kamu dah ngerjain tugas matematika belum," tanya Zia.

"Udah lah, kamu pasti belum, mau contek punyaku ya?"

"Hehe, iya, kamu kok tau sih,"

"Udah hapal aku zi, kamu ma kebiasaan, sebenernya pinter cuma males, nih," kata Unna memberikan bukunya.

"Ya gimana orang sibuk na,"

"Halah kamu sibuk ngapain, sibuk tidur iyh,"

"Nah itu kamu tau, oh yh makasih aku salin dulu ya,"

"Hmm,"

Keduanya kembali pada kesibukan masing-masing, Zia dengan tugasnya dan Unna dengan hp nya.

Ting

+62846*****
"Gue harap lo bahagia dan gak nyesel atas apa yang lo pilih."

Unna mengernyitkan, bingung kenapa tiba-tiba ada yang mengirimkan pesan seperti itu padanya.

"Siapa dia, apa mangsudnya, semoga gak terjadi apa-apa," batin Unna.

Ting

"Siapa lagi," batin Unna lagi.

Suami♥️
Sayang, nanti kamu pulang bareng Zia ya, aku masih ada urusan.

Anda
Oke, pulangnya jangan malem-malem tapi ya.

Suami♥️
Iya, selesai urusannya nanti aku langsung pulang.

Bel sudah berbunyi menandakan kegiatan belajar mengajar akan segera di mulai.

•••

Semua berjalan dengan lancar. Saat ini jam menunjukkan pukul 14.00. Kelas Unna terasa riuh, ada yang tidur, makan jajan, bahkan ada juga yang nobar, mereka senangnya bukan main, saat tau bahwa gurunya tidak datang, jarang-jarang bukan.

"Oh ya Zi, nanti aku nebeng kamu ya pulangnya," ucap Unna.

"Boleh, dengan senang hati, eh tapi lo gak bareng suami?" Jawab Zia.

"Katanya dia ada urusan, jadi aku disuruh pulang bareng kamu,"

"Oh... Tunggu-tunggu gue kok juga tadi di kantin gak liat Darel dkk ya,"

"Iya juga, aku juga gak liat,"

"Mungkin, dia di kantin lain kali na,"

"Iya juga,"

Perasaan Unna tiba-tiba gak enak, ia memikirkan Darel, tadi juga ia tak bertemu Darel di kantin, semoga gak ada apa-apa.

"Ya Allah semoga gak terjadi apa-apa sama mas Darel," harap Unna dalam hati.

•••

"Rel," panggil Tian.

"Hem," jawab Darel.

"Anak-anak ngabarin kalo ada yang neror markas,"

"APA?KOK BISA," saut Satria dan Vino.

"Siapa orangnya," tanya Darel.

"Gue gak tau, apa kita ke sana aja sekarang?" Balas Tian.

"Yok gas kesana aja gawat ini, biar gak usah pelajaran juga kita, hehe," timpal Satria.

"Lu ma sat, kalo di suruh pelajaran gak mau, cari ilmu sat," cecar Vino.

"Ye, gak gitu juga sih," elak Satria.

"Ya udah, kita ke sana sekarang, lewat pintu belakang biar gak ketahuan kalo bolos," ujar Darel.

"Oke, eh tapi istri lo nanti gimana?"tanya Tian.

"Gue udah kirim pesen, biar dia nanti pulang bareng Zia,"

"Wih, gue suka nih, kita berarti bolosnya full sehari kan, yeah," girang Satria.

"Dah lo gak usah banyak omong mending kita ke sana sekarang," ucap Vino.

Keempat sekawan tersebut menjalankan aksinya dengan cerdik, keluar lewat pintu belakang tanpa ketahuan.

•••

Mengendarai motor dengan kecepatan tinggi Darel dkk, tak butuh waktu lama untuk sampai di markas. Saat sampai sudah banyak anak buah nya berjaga-jaga di sekitar markas. Mereka melangkahkan kakinya masuk ke dalam markas.

"Bos," sapa anak buah Darel.

"Siapa yang teror markas?" Tanya Darel tanpa basa-basi.

"Kita gak tau bos, tapi tadi ada yang ngelempar ini ke sini," sapa Andi, salah satu anggota bruiser yang sedang berada di sana.

Darel menerima selembar kertas putih yang diberikan padanya.

Rahang Darel mengeras membaca setiap kata yang tertulis di sana.

"Siapapun Lo, gue gak akan biarin lo berbuat macem-macem," batin Darel.

•••

7 Januari 2023

Jangan lupa vote komennya ya...

Semoga suka🤗

Ikatan Suci [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang