Malam itu menjadi saksi betapa bahagianya keluarga Mahendra dan Livia, mereka bisa kembali berkumpul dengan sang putra Darel. Unna ikut senang melihat sang suami bisa kembali berkumpul dengan keluarganya, ia berharap kedepannya dia bisa di terima di keluarga Darel.
Sejak saat itu hubungan Darel dan orang tuanya semakin membaik, sang mama memenuhi janjinya untuk selalu ada untuk Darel. Seperti saat ini, Livia sedang berada di sekolah Darel guna mengikuti acara kelulusan putranya.
Rangkaian acara berjalan dengan lancar. Sekarang ucapan Darel dulu terbukti, dirinya menjadi lulusan terbaik pertama. Ini bukan karna Darel anak dari donatur pertama sekolahan tersebut, tapi karna jerih payahnya untuk belajar selama ini.
"Selamat ya sayang atas apa yang udah kamu capai," ucap mama Livia.
"Makasih ma, terimakasih mama juga mau nepatin janji untuk selalu ada untuk aku ma," balas Darel.
"Sama-sama sayang, udah seharusnya mama lakuin ini dari dulu, dah sekarang kita pulang yuk, udah ditungguin istrimu di rumah,"
"Loh iya, kenapa Unna gak ikut ma, padahal aku mau nunjukin medali ini, semuanya juga berkat Unna yang udah bantuin Darel belajar,"
Mama Livia tersenyum," nanti kan bisa kita tunjukin di rumah, sekarang kita pulang dulu ya."
•••
Darel merasa aneh kenapa rumahnya terlihat sepi, seperti tak ada siapa-siapa, padahal katanya Unna menunggu dirinya di rumah.
"Ma, kok sepi ya, kayak rumah kosong, Unna kemana kok gak sambut kita, biasanya kalo aku pulang pasti dia tungguin depan pintu," bingung Darel.
"Eum mama juga gak tau, coba kita masuk dulu, siapa tau di ada di belakang jadi gak dengar kalo kita udah pulang," ajak mama Livia.
Keduanya berjalan beriringan masuk ke dalam, gelap, satu kata yang menggambarkan keadaan saat ini.
"Assalamualaikum, Unna?, Ayy kamu di mana kok gelap-gelapan gini sih, ish saklar juga kok gak ketemu-ketemu sih," panggil Darel.
Klek
Lampu berhasil Darel nyalakan bersama dengan Unna yang datang dengan kue di tangannya.
"BARAKALLAH FI UMRIK DAREL," ucap semua orang di sana, ternyata tak hanya Unna ada papa, mama, dan kakak Unna, juga teman-teman yang entah kapan juga sudah berada di sana.
"Selamat ulang tahun ya sayang, semoga apa yang kamu inginkan segera terkabul ya," ucap mama Livia.
Ya hari ini hari dimana 19 tahun yang lalu Darel di lahirkan ke dunia, papa Mahendra, dan semua yang ada di sana juga mengucapkan selamat dan memohonkan doa untuk kebaikan Darel, kecuali Unna, hanya dia yang belum mengucapkan selamat kepada sang suami.
Semuanya menghadap Unna, menunggu untuk Unna berucap. Darel mendekati sang istri, "sayang kamu gak mau ngucapin selamat juga untuk aku?"
"Selamat ulang tahun mas, semoga bertambahnya umur kamu membawa keberkahan ya mas, terimakasih," ucap Unna.
Semuanya diam memberikan waktu untuk keduanya berbicara.
"Terimakasih untuk?" Tanya Darel.
"Untuk semua yang udah kamu berikan selama ini, maaf jika aku belum bisa menjadi istri yang baik untuk kamu, maaf jika aku masih seperti remaja labil,"
"Gak perlu minta maaf sayang, semua yang aku lakuin ke kamu memang sudah kewajiban aku sebagai seorang suami, maafin aku juga jika kadang aku juga masih menjadi remaja labil, belum bisa menjadi imam yang baik untuk kamu,"
Unna mengambil kotak yang telah ia siapkan tadi," mas ini ada hadiah dari aku."
"Boleh aku buka sekarang?"
Unna mengangguk. Kotak perlahan Darel buka, dia diam seketika.
"Selamat mas, kamu akan menjadi seorang ayah,""I-ini beneran ayy?,"
Anggukan kepa Unna membuat Darel langsung memeluk Unna, tangis Darel pecah betigu juga dengan Unna," terimakasih sayang."
Semua orang yang berada di sana juga ikut senang mendengar kabar kehamilan Unna.
"Wuihh gercep amat bisa, ahay gue bakal punya ponakan," girang Satria.
"Astaghfirullah sat, lu ya ganggu suasana haru aja dah," celetuk Sean.
"Selamat ya rel, lu bakal jadi bapak bentar lagi," ucap Tian.
Berbeda dengan yang lainnya mengucap selamat atas kehamilan Unna Sean justru sewot dengan Darel," rel lu gak sabaran banget ya ternyata, adek gue masih kecil udah lu hamilin."
"Bang, kenapa sih sewot, kan Darel suaminya Iyyah, harusnya seneng kita bakal punya ponakan," balas Leo -adik Sean.
Darel menggaruk tengkuknya yang tak gatal," maaf ya bang, khilaf gue."
"Udahlah bang, orang mereka juga sah jadi suami istri," ucap papa Ryan.
"Ya kasian aja pa, Iyyah masih kecil, mana masih sekolah juga," debat Sean.
"Kan Iyya bisa homeschooling nanti, kamu gak usah ikut campur urusan mereka," nasihat mama Ira.
"Idih iri bilang boss," celetuk Satria.
"Iya gue iri kenapa," saut Sean.
"Nikah sono kalo iri," lanjut Satria.
Sean hanya menatap jengah Satria, "lo rel jagain adek dan calon ponakan gue, awas aja kalo mereka sampai kenapa-kenapa, lo berhadapan sama gue."
"Pasti bang, gue pasti akan jagain mereka," jawab Darel.
"Yaudah semuanya, ngobrolnya di sambung nanti, sekarang kita makan dulu, keburu dingin nanti masakannya," titah papa Mahendra.
Semuanya menuju meja makan, sekaligus syukuran atas kehamilan Unna.
"Kebahagiaan tak melulu tentang harta, adanya kamu di sini sudah membuat saya bahagia."
- Darel Tristan Aldan-
(Ikatan Suci)•••
27 Desember 2023
Aku kasih ekstra part nih, kalau part ini rame nanti aku up lagi
Jangan lupa vote komennya⭐⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikatan Suci [END]
Novela Juvenil"Sayang, bagaimana kalau ada seseorang yang datang ke ayah, meminta kamu untuk menjadi istrinya?" ••• "Apakah kamu mau menjadi istri saya?" ••• Menikah saat SMA ?!, Tak pernah sama sekali terpikirkan oleh Unna, bagaimana bisa itu terjadi?. Lalu sepe...