A Princess & Sang Detektif (II)

178 34 21
                                    

Di ruang tamu.
Yuna dan Sinbi duduk berdampingan di sofa panjang, Jungkook dan Jimin duduk masing-masing di sofa tunggal yang berhadapan dengan Yuna dan Sinbi, hanya terhalang meja ruang tengah, sedangkan bibi May melanjutkan kegiatannya di dapur, mempersiapkan makan malam yang porsinya harus ditambah untuk dua orang.

"Jadi kalian benar-benar dikirim papa untuk mencari-ku?" Tanya Yuna kembali memastikan, masih tidak menyangka, berharap dua orang di hadapannya saat ini adalah teman-teman yang Sinbi ajak bekerja sama untuk menjaili-nya.

Jungkook dan Jimin hanya mengangguk pelan, mulai lelah harus menjawab pertanyaan Yuna yang entah sudah berapa kali ditanyakan.

"Mau berapa kali kak Yuna bertanya pada mereka jawabannya akan tetap sama, aku tidak berbohong, kak Yuna jelas-jelas tahu paman akan melakukan semua hal untuk kak Yuna, masih tidak mau percaya!" Ucap Sinbi menatap Yuna serius,

Yuna menghela nafas, hanya bisa menggeleng pelan.

"Pikirkan sesuatu!" Desak Sinbi,

"Aku coba pikirkan." Ucap Yuna sambil meletakkan dua jari telunjuk di kedua sisi kepalanya, mencoba memikirkan solusi dari masalah kecil yang sekarang sudah berubah menjadi masalah besar.

"Sebaiknya hubungi ayah nona sekarang dan jelaskan semuanya dengan jujur." Sela Jimin,

"Setuju." Timpal Sinbi cepat,

Yuna kembali menggeleng pelan,

"Semuanya sudah jadi seperti ini, mau sampai kapan sandiwara-nya diteruskan? Semakin lama maka keadaannya akan semakin buruk." Ucap Sinbi,

"Lalu bagaimana dengan perjodohan itu? Aku tidak mau melakukannya." Bantah Yuna,

Sinbi hanya bisa menunduk, menepuk pelan keningnya sambil menghela nafas frustasi, tidak tahu lagi harus bagaimana membujuk Yuna.

Jungkook dan Jimin saling tatap, setelah mendengar kata perjodohan akhirnya mereka tahu alasan mengapa Yuna melakukan sandiwara itu.

"Jika memang tidak ingin melakukan perjodohan yang nona sebutkan itu seharusnya katakan saja terus terang, tidak perlu melakukan sandiwara berlebihan seperti ini." Ucap Jungkook datar, kesabarannya hampir habis.
Jungkook sudah sangat kesal, ia merasa dibodohi, jauh-jauh datang ke Austria hanya untuk tertipu sandiwara konyol.

Yuna tersentak, terkejut mendengar ucapan Jungkook. Sinbi dan Jimin juga terkejut.

Sinbi langsung mengangkat kepala, menatap Jungkook sinis.
"Yak! Apa katamu? Sandiwara berlebihan? Jaga bicaramu! Lagipula ini bukan urusanmu." Balas Sinbi ketus,

Jungkook mendengus,
"Bukannya memang sudah berlebihan? Karena sandiwara itu, kami berdua sampai harus datang ke tempat ini, asal tahu saja nona-nona, kami disewa untuk bekerja, bukan untuk terlibat sandiwara konyol seperti ini."

"Jungkook!" Tegur Jimin,

"Yak!!" Bentak Sinbi tersulut emosi,

"Sinbi." Tegur Yuna sambil memegang lengan kanan Sinbi,

Meskipun begitu, Jungkook tetap duduk tenang dengan ekspresi wajah datarnya.

"Hanya karena kalian memiliki banyak uang bukan berarti bisa mempermainkan waktu seseorang seperti ini, jika kalian tidak melakukan sandiwara konyol itu maka kami berdua tidak perlu ada di sini." Lanjut Jungkook,

"Yak!!!"
Sinbi langsung berdiri, berkacak pinggang, melotot tajam menatap Jungkook.

Yuna menahan pergelangan tangan kanan Sinbi, berjaga-jaga jika Sinbi berniat ingin melompati meja memukul Jungkook.

"Asal tahu saja ya!! Aku dan kak Yuna juga tidak mengharapkan keberadaan kalian, lagipula kalian ada di sini juga dibiayai paman Siwon, kenapa bicara seolah kalian sudah sangat dirugikan? Menyebalkan sekali." Balas Sinbi ketus,

A Pearl (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang