운명 -takdir- (III)

199 36 10
                                    

Srek!!
Yuna merobek sedikit kain jubah biru miliknya dibagian bawah, menggunakan sobekan kain jubah biru itu untuk membalut luka goresan pedang di telapak tangan kanan Jungkook yang sebelumnya sudah diolesi getah tanaman obat yang Yuna temukan di hutan.

Jungkook baru saja selesai menghadapi gerombolan perampok yang berkhianat dari klan Asha tapi juga tidak bergabung dengan klan kegelapan Junho, Jungkook tentu saja sanggup melawan gerombolan perampok berjumlah sepuluh orang itu jika saja Yuna tidak mengacau, Yuna memilih mengalah dan menyerahkan dua kuda mereka dengan suka rela.

Jungkook menghela napas, fokus memperhatikan tangan Yuna yang telaten membalut lukanya.

"Apa nona pikir perjalanan menuju istana bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki?" Tanya Jungkook datar, masih kesal dengan tindakan Yuna.

Yuna tetap diam, fokus dengan kegiatannya, bersikap seolah tidak mendengar Jungkook.

Jungkook menjadi semakin kesal melihat Yuna yang sengaja mengabaikannya,
"Dua kuda itu milik istana kerajaan, nona tidak bisa seenaknya menyerahkan kuda-kuda itu begitu saja."

Set!
Yuna selesai mengikat erat kain jubah biru itu, membuat Jungkook sedikit meringis perih.

"Apa nona pikir saya tidak sanggup menghadapi sepuluh orang perampok itu?"

Yuna menghela napas di balik jubah birunya,
"Tanyakan itu saat kondisi tangan tuan tidak terluka seperti ini." Jawab Yuna datar,

"Jika nona tidak ikut campur, saya sudah akan menghabisi mereka semua tanpa sisa."

"Dan saya tidak punya persediaan obat untuk mengobati orang sebanyak itu."

Jungkook terdiam, mengerutkan kening bingung mendengar ucapan Yuna.

"Sebagai seseorang yang ditugaskan untuk mengawal saya sampai ke istana, saya memiliki satu permintaan." Ucap Yuna,

Jungkook semakin mengerutkan kening,

"Saya mohon agar tuan tidak menggunakan kekuatan tuan selagi masalahnya masih bisa diselesaikan." Lanjut Yuna, tidak peduli ekspresi wajah kebingungan Jungkook.

"Apa?!" Jungkook sedikit terkejut, tidak mengerti kenapa Yuna harus mengajukan permohonan seperti itu?

"Jangan salah paham, tuan. Saya bukannya meragukan kemampuan tuan sebagai anggota klan Asha, hanya saja tidak ada yang bisa memastikan apa yang akan terjadi jika tuan terus menggunakan kekuatan tuan, lihat saja telapak tangan tuan sendiri."

Jungkook melirik telapak tangannya yang sudah terbalut kain biru, memang masih terasa sedikit perih tapi rasa perih itu justru menyadarkan Jungkook pada sesuatu.
"Bukankah luka kecil seperti ini seharusnya mudah disembuhkan menggunakan kekuatan penyembuh klan Altha yang nona miliki?" Tanya Jungkook datar,

Yuna tercekat, tidak bisa menjawab.

Jungkook mendengus sinis,
"Apa sebesar itu kebencian nona pada klan Asha sampai nona tidak mau menggunakan kekuatan nona untuk menolong saya?" Tanya Jungkook serius,

Yuna memejamkan mata, mencoba memikirkan jawaban lain tapi kosong, tidak ada yang bisa Yuna katakan untuk membela diri.

"Tidak perlu membantahnya, nona!" Ucap Jungkook ketus,

Yuna menghela napas,
"Iya, anggap saja begitu, karena tuan sudah mengerti jadi pastikan jaga diri tuan dengan baik." Jawab Yuna datar, lalu berbalik melangkah pergi ingin melanjutkan perjalanan.

Jungkook tercengang, tangan kirinya mengepal kuat menahan kesal, tidak menyangka Yuna akan mengaku semudah itu.

"Kenapa guru harus memberi tugas melindunginya? Apa pentingnya gadis klan Altha itu?" Gerutu Jungkook,

A Pearl (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang